Moment

97 12 3
                                    

Hope you like it!

---------------------------------------

Astaga!

Aku tak menyangka akan menatap bintang bersama Harry lagi. Senang rasanya.

Dia sekarang berada di sampingku. Bernyanyi bersamaku. Dan membuatku nyaman.

Rasanya sungguh ajaib.

Aku tidak pernah menyangka ini sebelumnya, tapi..

Tidak pernah terbayang dalam kepalaku, sebelum bertemu Harry, kalau aku bisa menatap bintang bersama seorang artis pujaan hati wanita di seluruh dunia. Harry Styles. Akhirnya dia disini. Dengan keajaiban Tuhan aku bisa bertemu langsung dengannya di Supermarket.

Begitulah cara Tuhan bekerja. Tidak ada yang pernah mengetahui rencana-Nya.

Dan aku bersyukur akan itu.

"Lui?"

Aku menoleh. "Ya, Harry?"

"Kau tahu?" Harry tersenyum.

"Apa?"Aku mengangkat alis.

Harry menunduk sebentar kemudian kembali menatapku. Tersenyum lebar. "Kau..." Dia terdiam.

Aku mengeryit antara bingung dan penasaran. "Hazz, ada apa?"

Dia menggeleng. "Malam ini kau .... sangat ...cantik."

Hening.

Aku hampir menganga mendengarnya. "Ti-tidak..". Hampir.

"Sangat sangat cantik."timpalnya lagi membuat pipiku memerah.

"Apa kau sedang bercanda?"

Harry tertawa. "Kenapa kau selalu menganggap aku bercanda?"

Aku mengggaruk kepala gugup. "Ah, i-ituuu.."

"Ah, lupakan. Oh ya, sudah beberapa bulan aku tidak melihatmu dan rasanya seperti berabad abad lamanya."

"iya, sama."jawabku refleks. Ups!

Dia menoleh sambil tersenyum lebar. "Kau juga merasa begitu?"

"A-aku..."Aku menghela napas sebentar. "Mungkin."

Senyum Harry semakin lebar. Aku juga ikut tersenyum.

Kemudian dia melihat ke arah jam tangannya. "Sudah jam 9."

"Memangnya ada apa?" Aku takut dia pergi lagi.

Harry menggeleng lalu tersenyum. "Tidak. Aku hanya berjanji kepada yang lain agar datang ke hotel bersamamu."

"Anggota One Direction yang lain?"tanyaku penuh harap.

Dia mengangguk. "Iya. Apakah kau mau datang dan menghabiskan waktu bersama kami lagi? Kebetulan kami mengadakan pesta kecil kecilan."

Aku tersenyum. "Boleh!" sahutku semangat. Aku sangat ingin bertemu mereka. Yah, aku juga rindu.

Harry dan aku kemudian berdiri dan masuk ke dalam mobil Harry setelah membereskan barang barangku.

"Lui, apakah kau tahu bahwa selama kami tur meninggalkan Indonesia, anggota yang lain selalu bertanya tentangmu?"kata Harry ketika mobil sedang melaju menuju hotel tempat mereka menginap.

Aku menggeleng. "Tidak. Kenapa mereka bertanya tentangku?"

"Tentu saja karena mereka juga rindu kepadamu. Terutama Niall dan Louis." Dia tertawa. "Sebenarnya aku juga."

Aku tersenyum membayangkan akan bertemu dengan mereka lagi. "Keadaan kalian baik 'kan selama tur?"

Harry kelihatan berpikir sebentar kemudian menjawab. "Tidak juga. Karena jadwal yang padat, Niall terserang flu berat."

Almost is Never EnoughTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang