Reinhart berbaring dan menatap nanar langit-langit di kamarnya yang sama sekali tidak berpenerangan malam itu. Lelaki itu sengaja tidak menyalakan semua lampu di kamarnya, sudah menjadi kebiasaan apabila mempunyai masalah yang ia akan mengurung dirinya beberapa hari di kamar tidurnya yang gelap. Tetapi sebenarnya ia sangat jarang melakukan hal ini, terakhir kali adalah sebelum ia memutuskan untuk melanjutkan studinya ke Amerika sambil mengembangkan perusahaannya dengan konsekuensi meninggalkan Mandy selama 3 tahun. Dan di luar perkiraan, keputusan yang diambilnya 3 tahun yang lalu membuatnya terjebak di dalam situasi ini.
Reinhart mencoba untuk terlelap tetapi matanya menolak untuk tidur walau hanya sekejap. Tiba-tiba ia teringat sesuatu dan segera menuju lemari pakaian.Lelaki itu mengeluarkan sebuah kotak kulit dari laci lemarinya, kemudian duduk di salah satu sofa di sudut ruangan kamarnya. Reinhart membuka kotak kulit itu dan semua kenangan membanjiri dirinya. Dengan lembut ia mengeluarkan satu stel baju bayi berwarna pink rajutan handmade, sebuah cincin stempel kuno dan selembar foto seorang wanita yang tertawa yang memeluk dirinya di hari kelulusannya di Sekolah Dasar dan wanita itu sangat mirip dengan Mandy. Reinhart memandang foto itu dengan rasa rindu yang begitu membuncah di hatinya, wanita itu adalah Adinda, Ibu Mandy. Wanita yang dianggapnya sebagai seorang Ibu selain Ibu kandungnya sendiri. Reinhart tersenyum ketika ia mengingat betapa menggemaskannya Mandy ketika mengenakan baju pink itu pertama kali, baju rajutan itu adalah buatan tangan Adinda yang dirajut begitu mengetahui bahwa bayi yang dikandungnya berjenis kelamin perempuan. Dan cincin itu.. Reinhart masih bertanya-tanya cincin milik siapa itu? Kemungkinan besar adalah milik ayah kandung Mandy, laki-laki tidak bertanggungjawab yang meninggalkan Adinda ketika mengetahui perempuan itu hamil. Reinhart menemukan cincin stempel itu di laci lemari milik Adinda setelah wanita itu meninggal dunia. Tersimpan rapi dan terlihat sangat berharga bagi Adinda. Reinhart sudah mencoba mencari siapa pemiliknya, tetapi tidak ada keluarga bangsawan di Jerman mempunya lambang keluarga seperti itu. Kemudian Reinhart memasukkan semua barang kembali ke kotak kulit dan memutuskan untuk memberikannya pada Mandy karena memang gadis itu seharusnya yang memilikinya. Dan juga, pikir Reinhart pedih, ia harus melupakan Mandy.. Melupakan rasa terlarang itu. Mungkin dengan tidak menyimpan kotak kulit ini dan juga tidak tinggal di rumah ini akan pelan-pelan meluruhkan perasaan yang tidak pantas itu.
***Mandy melihat arlojinya, waktu sudah menunjukkan pukul 9 malam. Ia menyudahi pekerjaannya dan membereskan berkas-berkas di atas meja kerjanya. Gadis itu sengaja berlama-lama di kantor hari ini karena biasanya Stephan selalu mengajaknya hang-out di club bersama teman-temannya. Tetapi 2 hari ini Stephan sedang ditugaskan ke luar kota dan Mandy tidak terbiasa untuk pulang tepat waktu. Dan ia tidak suka menghabiskan waktu sendirian di apartemennya, karena itu mengingatkan dirinya pada kejadian waktu itu, ketika ia tidak dapat mengendalikan dirinya dengan membalas ciuman Reinhart, Ayahnya. Mandy menggelengkan kepalanya, mencoba mengusir ingatan itu. Dengan cepat ia membereskan sisa dokumen yang tertinggal, menyampirkan tas kerjanya di pundak dan meninggalkan kantornya. Tetapi memang ia tidak bisa menghapus kejadian itu di dalam otaknya, tidak seperti tombol delete pada komputer yang dapat menghapus semua file dalam sekali klik. Sosok Reinhart begitu kuat terpatri dalam benak Mandy, dan Mandy harus mengakui ia sangat merindukan ayahnya. Gadis itu telah sampai di lantai dasar dan menuju pintu keluar gedung.
"Mandy..." Ia mendengar suara Reinhart memanggilnya. Astaga, apa ia berkhayal lagi?
Mandy menoleh ke arah suara itu berasal. Mandy mengerjapkan matanya, dan itu memang Ayahnya. Lelaki itu sekarang berjalan menuju ke arahnya.
"Ayah.." bisik Mandy pelan.
"Apa kabar gadis kecilku?"
Reinhart berdiri di depan gadis itu, memandangnya dengan senyum sayang.

KAMU SEDANG MEMBACA
Secrets
RomanceTelah dibukukan. Sebagian part telah didelete. Salahkah apabila seorang ayah -walaupun tidak sedarah- mencintai anak yang diasuhnya, dan cinta itu bukan merupakan cinta antara anak dan ayah, cinta itu adalah sebentuk cinta yang penuh hasrat, cinta s...