Part 10

76.2K 3K 73
                                    

Haiii temansss..
mungkin ini rekor apdet tersingkatku... cuma dua hariiiiii... *tepuk tangan pada diri sendiri* wakakaka
Semoga di waktu mendatang aku bisa menulis dan apdet secepat mungkin :)
btw, di part ini Rein tidak nongol sama sekali. Maaf ya bwt para penggemar om mesum kita yang pedofil itu.. LOL! Next time aku janji Rein bakal muncul dan kembali mesum hihihi

V Lee Rhys Mancini

Co-Pilot mengumumkan bahwa beberapa saat lagi mereka akan mendarat di Birmingham International Airport. Douglas memperhatikan semenjak pesawat take off dari Langenhagen International Airport hingga sekarang, Mandy lebih banyak berdiam diri. Gadis itu menyibukkan dirinya sendiri dengan menonton film dan mendengarkan musik dalam 1 jam 15 menit perjalanan udara mereka. Douglas mengerti bahwa gadis itu mempersiapkan dirinya pada kemungkinan terburuk yang ada.

Setelah pengumuman itu, Mandy menarik nafasnya berat. Ia merasa beban berat menghimpit dadanya, karena ratusan pertanyaan menggelayuti pikirannya. Apakah ia akan menemukan apa yang ia cari? Apabila iya, akankah terjadi penolakan atau sebaliknya. Ataupun ternyata pencariannya  hanya menghasilkan nol besar, apa yang selanjutnya yang ia harus lakukan.

"Welcome to Birmingham Mandy..." Douglas tersenyum kecil dan menepuk punggung tangan gadis itu.

***

"Waaaa... akhirnya kau pulang!!!!" seorang gadis yang berpenampilan tomboy, dengan rambut yang dipotong pendek seperti laki-laki sekonyong-konyong menubruk dan memeluk Douglas erat-erat dari belakang di tengah keramaian Bandara.

"Aduh Jo, kau tidak berubah, selalu mengagetkan orang." Douglas tertawa dan berusaha melepaskan dirinya dari pelukan erat gadis itu.

"Sebentar, lepaskan pelukanmu. Sini, aku ingin melihat tampang konyolmu itu." Douglas membalikkan badannya, ia memegang kedua bahu Jo dan tersenyum lebar melihat wajah cemberut adik perempuan satu-satunya itu. Josephine Mary Rutherford, masih belum berubah dari terakhir ia tinggalkan. Berpenampilan tomboy mengenakan kemeja dan celana bersaku banyak bak montir serta berambut pirang cepak dengan mata hijau yang jenaka. Untunglah sinar matanya tidak terlihat muram lagi, karena terakhir kali Douglas melihat mata itu begitu sedih.

"Ah, tampangmu juga tidak berubah Jo.. masih seperti yang dulu. Dan astaga, itu rambutmu kenapa semakin pendek saja.." Douglas mengacak puncak kepala Jo dengan sayang.

"Aku pernah memanjangkan rambut Doug, dan kau tahu hasilnya. Setiap hari aku terlihat seperti belum mandi karena itu." Jo memonyongkan bibirnya sebal.

"Salah sendiri, kau begitu malas merapikan rambutmu." Douglas kembali terkekeh dan kembali merangkul pundak Jo.

Mandy tersenyum kecil melihat keakraban kedua kakak adik itu, dan ia tidak merasa kecil hati sedikit dilupakan karena reuni kecil itu.

"Eh Doug, siapa ini?" Jo akhirnya menyadari keberadaan Mandy yang dari tadi bediri di belakang Douglas.

"Oh, maaf melupakanmu Mandy. Jo ini Amanda Adams, adiknya Reinhart boss playboy gadungan yang sering kuceritakan padamu itu. Dan Mandy... kenalkan ini Jo, gadis badung kesayanganku." Douglas mengenalkan mereka berdua.

Kedua gadis itu saling menyapa dan tersenyum hangat satu sama lain, Douglas terpana menyadari kemiripan mereka berdua.

"Hai Mandy, senang bertemu denganmu. Omong-omong, kau jangan percaya dengan yang dikatakan Doug barusan. Dia itu pembohong besar bermulut manis." Jo nyengir menjabat erat tangan Mandy.

Mandy hanya tertawa kecil, merasa senang dengan sambutan hangat Jo.

"Sebentar Mandy, apa kau kekasih Doug? Doug tidak pernah membawa gadis ke rumah selama ini. Kau akan menginap di rumah kan? Dad dan Mom pasti senang karena akhirnya bujangan anti komitmen ini akan melepas masa lajangnya." Jo mencerocos asal tanpa mempedulikan wajah Mandy yang memerah.

SecretsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang