Part 11b

70.9K 3.1K 84
                                    

Reinhart melihat Mandy berlari menuju lorong rumah sakit dari kejauhan, gadis itu terlihat sangat terpukul dan menangis. Reinhart bergegas menghampiri Mandy, tetapi langkahnya berhenti ketika ia melihat Douglas menyusul gadis itu dari belakang. Douglas menarik tangan Mandy dan meraih gadis itu dalam pelukannya. Dengan mata kepala sendiri Reinhart melihat Mandy sama sekali tidak menolak Douglas, bahkan mereka berpelukan makin erat dan Douglas mengecup ubun-ubun Mandy serta membelai punggung gadis itu dengan lembut. Reinhart memicingkan matanya melihat hal itu, rahangnya berdenyut samar, laki-laki itu menggengam tangannya kuat-kuat, mencoba menahan emosinya dan berfikir positif, walaupun ia tahu kalau itu bukanlah pelukan persahabatan.

Lalu Reinhart memalingkan wajahnya, laki-laki itu merasa muak dengan apa yang ia lihat. Ia kembali menjauhi pasangan itu, belum saatnya ia muncul dan membuat perhitungan dengan Douglas. Ia masih ingin meyakinkan diri bahwa ini hanya salah paham, dan kalaupun bukan ia ingin mengumpulkan cukup bukti untuk menghajar Douglas. Tetapi juga tidak mungkin ia menghajar Douglas disini, di tengah suasana muram keluarga mereka karena Ayahnya Douglas terkena serangan jantung ringan.

Reinhart kembali memperhatikan Douglas dan mandy dengan enggan, ia melihat Douglas berbisik di telinga gadis itu. Mandy terisak kembali beberapa saat kemudian mengangguk dan tersenyum pada Douglas. Lalu Douglas merangkul Mandy dan mereka berdua berjalan menuju lobby rumah sakit, sedangkan Reinhart mengikuti mereka dari belakang.

***

Mobil sewaan Reinhart mengikuti taksi yang ditumpangi oleh Mandy dan Douglas. Setelah menyusuri Hagley Road, taksi itu berbelok memasuki pelataran parkir Birmingham Marriot Hotel. Reinhart menggeram marah, apa maksud Douglas dan Mandy menginap di hotel? Bukankan rumah keluarga mereka juga berada di sekitar sini. Reinhart menggenggam kemudi mobilnya erat-erat, berdoa semoga apa yang dipikirkannya sekarang hanyalah sebuah kesalahan.

***

Setelah Douglas dan Mandy membooking sebuah kamar di resepsionis dan menghilang dari balik lift. Reinhart segera mengikuti mereka menuju lift, dan untungnya ia masih melihat lantai yang mereka tuju tertera di bagian atas lift. Dengan sedikit tidak sabar Reinhart menunggu  lift kembali, dan beberapa saat kemudian pintu lift terbuka.

"Selamat pagi Pak" sapa seorang pemuda yang wajahnya berbintik-bintik, dari seragamnya dapat dikenali bahwa pemuda itu bertugas sebagai bellboy.

"Pagi.." Reinhart mengangguk singkat. Kemudian ia mengernyitkan keningnya dan melihat jam tangannya. Tenryata waktu sudah menunjukkan pukul 2 pagi, Reinhart sama sekali tidak menyadari bahwa hari ini dia sama sekali tidak beristirahat.

Dalam waktu beberapa menit Reinhart telah sampai pada lantai yang ia tuju. Sekarang laki-laki itu bingung menebak kamar yang ditempati mereka. Reinhart berjalan pelan di sepanjang koridor hotel, ia menajamkan pendengarannya, tetapi sia-sia karena kamar di hotel bintang empat ini dibuat kedap suara. Lalu Reinhart mencoba peruntungannya dengan menelpon Douglas. Dan pada nada panggilan ke tiga, Douglas menjawab telponnya.

"Halo Rein?" suara Douglas terdengar sangat berhati-hati.

"Halo Doug, akhirnya kau menjawab telponku juga. Susah sekali menghubungimu akhir-akhir ini Sobat." Rein menjaga intonasi suaranya terdengar datar.

"Aku mempunyai sedikit masalah keluarga.."

"Halo Doug... suaramu tidak terdengar. Aku ingin membicarakan sesuatu yang penting. Coba kau keluar dari ruangan, sepertinya sinyal di sana jelek."

Tak lama kemudian, di bagian lorong hotel yang lain terdengar suara pintu terbuka dan suara pria yang ia kenali sebagai Douglas menggema di lorong itu. Reinhart tersenyum, Douglas memakan umpannya telak. Segera Reinhart menekan tombol hold pada ponselnya dan berjalan cepat menuju ke arah suara itu.

"Hallo Rein... hallo,hallo.." Douglas masih berbicara di telpon dan tidak menyadari keberadaan Reinhart yang tepat berdiri di belakangnya.

Sebuah tepukan di bahu Douglas membuat laki-laki itu menoleh ke belakang.

"Hallo Doug..." Reinhart tersenyum dingin.

Dan sebuah pukulan keras menghantam rahang Doug telak. Laki-laki itu terhuyung dan jatuh terjengkang ke belakang.

***

Douglas menggelengkan kepalanya, kepalanya terasa pusing akibat hantaman tinju Reinhart yang bersarang di rahangnya. Laki-laki itu segera bangun sambil memegang rahangnya yang terasa ngilu.

"Rein, dengar dulu penjelasanku.."

"Apa yang ingin kau jelaskan Doug.. aku melihat dengan mata kepalaku sendiri apa yang kau dan Mandy lakukan di rumah sakit Queen Elizabeth.. dan sekarang kau membooking kamar untuk kalian berdua.." Reinhart menatap Douglas dengan jijik.

"Kalian pengkhianat.." Reinhart kembali menyergap Douglas, merenggut kerah polo shirt laki-laki itu.

"Cukup Rein.. cukup.." Douglas dengan sekuat tenaga melepaskan diri dari cengkraman Reinhart. Tetapi sepertinya laki-laki itu tidak mendengarkannya karena terbakar api kemarahan. Begitu cengkraman Reinhart terlepas, satu pukulan keras ia layangkan ke perut Reinhart.

"Ini untuk ketidakmampuanmu menjaga adikku Mandy, Rein.."

Reinhart mundur beberapa langkah dan memegangi perutnya, pikirannya mencoba mencerna apa yang dikatakan Douglas barusan.

"Adik..mu?"

"Yup... dan ini balasan untuk pukulanmu tadi." Douglas kembali menghajar Rein, kali ini dengan pukulan yang sama dengan Reinhart lakukan padanya, yaitu telak di rahang. Reinhart akhirnya jatuh ke lantai karena dua pukulan berturut-turut.

Pintu kamar hotel terbuka, Mandy sangat terkejut melihat Reinhart dan Douglas saling memegangi kerah baju mereka masing-masing. Mereka berdua terlihat kusut dan berantakan, dengan ujung bibir yang ternoda dengan darah.

"Apa-apan kalian?" Mandy menjerit tertahan, dan kedua laki-laki itu segera menghentikan apa yang sedang mereka lakukan.

"Hai Mandy.." Reinhart mencoba tersenyum, walau bibirnya terasa berdenyut-denyut. Seketika rasa benci yang Reinhart rasakan tadi menguap sudah..

"Rein.." Mandy mengerjap, kemudian gadis itu memeluk Rein erat-erat.

"Aku rindu, sangat merindukanmu.." bisik Mandy pelan di dalam pelukan hangat Reinhart.

 ***

Haiii...

Sebelum dan sesudahnya just wanna say thanks bwt semua teman2 pembaca yang nyempetin baca, vote dan komen.. maaf ga bisa komen balik satu2 karena keterbatasan waktu. Tapi yang jelas, semua komen kalian aq baca kok dan komennya bnr2 bwt aq semangattt.. heyaaaa.. *ganbatte*

Btw lg, ada kerusuhan di dunia orange yang damai dan tercinta ini. Saya harap semua teman2 pembaca bisa mngambil sisi positif dari kerusuhan ini. Jujur saya ga suka dengan makhluk miss insectawatty penyebar benih kebencian itu, tapi tahan2 jempol deh daripada si miss insect itu menepuk dada karena berhasil membuat penulis watty kalang kabut, geram en bahkan tutup akun. Hey Miss Insect... lo sapeeee? Ga ngaruh tauuu..

Sekian curcol dari saya... see you in next part..

VleeRhysMancini


SecretsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang