Part 8

78.7K 2.9K 169
                                    

Hai..

Maaf bagi yang masih tetep setia nungguin kisah cinta om pedofil kita ini.. Ini jg nulisnya karena udah disemangatin temen2 nihh..

aku dedikasiin cerita ini untuk Brthday Lady Ce Trifornia..

Happy Birhday to you all Ladies... wish you all the best!!!

VLeeRhysancini

Nb. Maaf, ga ada adegan grepe2nya.. krn mang belum waktunya XD

Mandy mencoba menggerakkan tubuhnya, dan punggungnya terasa teriris-iris. Gadis itu meringis menahan sakit yang terasa mendera tubuhnya. Mandy mengenali ruang tempat ia terbaring sekarang sebagai kamar Marge. Gadis itu mencoba bangun dari tempat ia terbaring di lantai ruangan itu.

"Sudah cukup sadar Mandy.." Marge berdiri di depannya, keberadaan wanita ini di ruangan ini membuat Mandy merinding.

Mandy mengangguk, dengan susah payah ia duduk di kursi yang disediakan Marge untuknya.

"Bagaimana Mandy, aku harap otakmu cukup jernih untuk berpikir sekarang. Aku akan membuat kesepakatan denganmu mengenai status dirimu saat ini."

***

Mandy menatap apartemen berlantai 40 itu dengan pedih, ia tahu percuma saja ia datang ke tempat ini karena Reinhart masih berada di Yunani, dan kalaupun ada Mandy memang tidak berniat untuk bertemu dengan pria yang masih sangat ia cintai hingga saat ini dan juga terlarang baginya. Tadi, Ia kembali ke apartemen hanya untuk mengambil barang-barangnya yang tertinggal.

Kemudian, rintik air hujan mulai turun dari langit yang sedari tadi kelabu dan membasahi Hanover. Mandy kembali menatap langit yang semakin gelap dan mengusap tetesan air yang membasahi rambutnya.

Lihat, alam pun tidak berpihak padaku sekarang..

Gadis itu mendesah, dengan langkah gontai ia menyeret tas travel di tengah hujan yang semakin deras. Mandy tidak mempedulikan blus  sifon putih dan celana jeansya telah basah kuyup oleh hujan, ke mana ia harus pergi dan di mana ia bisa mencari perlindungan? Hanya itu yang dipikirkan Mandy sekarang. Ia tidak mungkin pergi ke apartemen Stephan, karena orang pertama yang dicari Rein apabila ia menghilang pasti Stephan. Dan teman-temannya yang lain? Mandy hampir tidak memiliki teman dekat, dan itu dikarenakan aturan Marge yang begitu ketat ketika ia tinggal di kastil itu dan juga sikap posesif Rein terhadapnya.Bayangkan saja, dari ia duduk di bangku TK hingga menjadi mahasiswa ada seorang supir pribadi yang merangkap pengawal pribadi untuknya hingga ia sulit bersosialisasi. Dan tentu saja teman- temannya menganggap Mandy sebagai sosok yang eksklusif dan susah untuk didekati.

Setelah peristiwa pencambukan dari Marge dan hinaan serta ancaman keji yang dilontarkan wanita tua itu padanya, Mandy memilih untuk mundur. Marge mengancam Mandy agar menghilang selamanya dari hadapan Reinhart dan apabila Mandy tidak memenuhinya, Marge akan membeberkan skandal ini ke media. Dan ia tidak ingin keluarga Adams merasa malu dengan skandal ini, dan ia menyetujui semua yang diminta oleh Marge.

Mandy melihat ada kedai kopi kecil di ujung jalan,mungkin selagi menunggu hujan reda ia dapat berteduh di kedai itu sambil memikirkan apa yang harus ia lakukan selanjutnya. Gadis itu memasuki kedai kopi dan menunggu di jalur antrian untuk memesan secangkir kopi hangat. Beberapa orang menatapnya heran karena penampilannya, dan Mandy berusaha terlihat tidak peduli.

Setelah ia mendapatkan kopi yang diinginkannya, Mandy mengambil tempat duduk berupa sofa empuk yang bersisian dengan jendela besar di sudut kedai itu.

"Mandy?" Suara yang cukup familiar menyapanya dari belakang. Gadis itu menoleh, seorang pemuda berambut coklat dan bermata hijau yang ia kenal namanya sebagai Douglas sang CEO tangan kanan Reinhart tersenyum ramah.

SecretsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang