Part 13

76.6K 2.8K 109
                                    

"Mendekatlah kemari Amanda, aku ingin melihat wajahmu lebih jelas." Mr. Rutherford meminta agar Jo memberi tempat untuk Mandy duduk disebelahnya. Jo mundur ke belakang, melambaikan tangan mempersilahkan pada Mandy untuk duduk.

Mandy terlihat sedikit ragu, gadis itu beringsut menuju ke tempat Jo yang duduk tepat disamping tempat tidur Ayahnya. Kemudian Reinhart mendekati Mandy, menggenggam tangan gadis itu. Jo mengerutkan keningnya melihat tindakan Rein, gadis itu merasakan keganjilan dari hubungan mereka. Sementara Mrs. Douglas yang duduk disamping suaminya, tetapi berada di sisi sebelahnya hanya bersedekap tanpa ekspresi. Dan Douglas berdiri bersandar di pintu kamar, mengamati semua yang terjadi di ruangan itu.

"Kau sangat mirip dengannya Mandy, boleh aku memanggilmu begitu? Kecuali mata hijaumu yang jelas adalah milikku." Mr. Rutherford memandang Mandy dengan tatapan yang dapat dikatakan penuh kerinduan, tetapi rasa rindu itu jelas ditujukan bukan padanya, tetapi pada Ibunya.

Mandy hanya tersenyum rikuh pada Mr. Rutherford, gadis itu tidak bisa mengatakan satu kata pun saat itu.

"Aku bertemu dengan Adinda ketika aku menjadi dosen tamu untuk satu semester di Leibniz. Dia salah satu mahasiswi asing yang paling bersemangat untuk belajar di antara teman-temannya. Dan bisa aku bilang, ibumu cukup cerdas Mandy.."

Lelaki itu menghentikan ucapannya, menarik nafas pelan untuk melanjutkan

"Pada awalnya, aku hanya menganggap dia sebagai mahasiswa.. tidak lebih dari itu. Tetapi seiring dengan meningkatnya intensitas pertemuan kami untuk mendiskusikan tugas akhir, aku mulai jatuh hati padanya. Aku jatuh hati pada sosoknya, pada caranya berpikir, pada cerita hidupnya yang sedih, tapi yang terutama aku jatuh hati pada semangat hidupnya. Ternyata, dia memiliki perasaan yang sama terhadapku, tetapi disini aku membohonginya Mandy.. aku berbohong tentang keberadaan istriku dan dua anakku yang kutinggalkan di Inggris. Dan aku tahu melakukan kesalahan besar.. hingga pada akhirnya malam itu, kami melakukan kesalahan terbesar yang membuatku tak pernah bisa memaafkan diriku sendiri.."

Terdengar suara tercekat dari Mrs. Rutherford. Wanita anggun itu hanya mengatupkan bibirnya rapat-rapat, tetapi mata birunya tak bisa berbohong, di matanya terlihat rasa sakit karena dikhianati.

"Setelah kejadian malam itu, aku berperilaku seperti seorang pecundang. Aku menghindarinya tetapi adinda ibumu adalah wanita yang tangguh Mandy.. ia terus mengejarku karena ia menyadari  5 minggu setelah itu ada jiwa yang hidup di dalam perutnya karena perbuatan kami malam itu. Akhirnya aku menyerah, memberikan cincin stempel keluargaku padanya, dan berpesan padanya apabila terjadi sesuatu padaku dia bisa menuntutku dan keluargaku dengan cincin stempel itu. Kebetulan juga tugasku di Leibniz juga berakhir pada saat yang sama dan aku pulang ke Inggris... "

Mandy mengerjapkan matanya mendengar , ternyata memang ia tak diinginkan oleh Ayahnya.. gadis itu menggenggam tangan Rein erat, Reinhart menatap Mandy cemas.

"Tapi, setelah kepulanganku aku tak mendengar berita apapun tentang dia. Adapun yang kudengar Adinda tidak melanjutkan kuliahnya lagi dan tidak pernah terlihat di kampus. Aku tidak berusaha mencarinya.. aku begitu pengecut bukan?"

Mr. Rutherford tersenyum hambar menatap Mandy.

"Dan aku baru tahu dari Douglas, kalau Adinda sudah tiada.. "  Mr. Rutherford terbatuk, laki-laki itu merasa dadanya sesak, mungkin ia terlalu banyak berbicara dan berpikir padahal tubuhnya belum pulih benar.

"Adinda meninggal ketika ia melahirkan Mandy, Mr. Rutherford.." Reinhart berbisik sedih. Laki-laki itu merengkuh Mandy di dalam pelukannya, memberi perlindungan kepada  gadis itu.

"Ya.. aku tahu. Douglas sudah menceritakan semuanya tadi pagi. Maafkan aku, maafkan aku Annabelle.. Maafkan aku Mandy. Dan aku tak pernah bisa meminta maaf pada Ibumu.." suara Mr. Rutherford bergetar, kemudian laki-laki itu mulai menangis.

SecretsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang