Part 12b

77.1K 2.9K 91
                                    

Selamat siang..

Alhamdulillah bisa apdet dalam waktu sehari.. yeyyy...  Omong2, sy pengen nanya ke teman2, part kmrn itu dpt ga sih feel romance nya? Kok sy berasa gagal ya membangun aura romantis di part 12a.. *sy memang penulis gagal*

Btw, saran dan kritik membangun sgt sy nantikan.. jgn sungkan untuk meninggalkan komen utk saya. Pasti saya bc walo kadang2 ga bs sy jawab semuanya.

Terima kasih untuk teman2 yang mengikuti tulisan saya ini, apalagi yg mo vote en komen.. see u in next part..

VLeeRhysMancini

Part  12B

Mandy menatap takjub Rein yang sedang berjalan mondar-mandir  di dalam kamar tidur, mata gadis itu melebar dan mulutnya sedikit terbuka melihat Reinhart yang hanya mengenakan boxer  dan laki-laki itu sama sekali tidak merasa risih. Lalu Mandy menunduk dan memeriksa keadaan dirinya sendiri yang tertutup selimut tebal, gadis itu hampir menjerit karena di balik selimut itu dia tidak mengenakan apa-apa. Dan juga, jejak kepemilikan yang dilakukan Reinhart terlihat jelas di tubuhnya, bercak-bercak merah tersebar di dadanya, perutnya dan juga leher gadis itu.

"Hai honey,  tidurmu nyenyak? Waktu hampir menunjukkan pukul 2 siang, bukankah kau akan melakukan test DNA bersama Douglas sore ini. Ayo cepat makan dan berkemas.." Reinhart  menyadari Mandy telah bangun dari tidurnya, laki-laki itu  menyodorkan baki yang berisi makan siang pada Mandy di atas tempat tidur.

"Rein please... pakai bajumu.."  Mandy masih belum menyentuh makanan yang di sediakan Reinhart untuknya.

"Ah, kau merasa risih ya.. " Rein tertawa memandang tubuhnya sendiri. Kemudian ia menyambar celana panjang yang tergeletak sembarangan di lantai kemudian mengenakannya terburu-buru.

Mandy menyendok sheperd pie sambil memperhatikan Rein yang melanjutkan mengenakan kemeja dan dasinya di depan cermin. Sejujurnya Mandy merasa kagum dan sedikit menikmati apa yang ia lihat sekarang, tubuh atletis Rein - otot bisep dan trisepnya yang terbentuk sewajarnya - serta perutnya yang rata dan berotot hasil latihan bertahun-tahun di gym.

"Omong-omong Rein, apa yang kita lakukan tadi pagi?" Mandy tidak tahan untuk bertanya lebih lanjut.

Rein tersenyum kecil dan melirik Mandy dari cermin, ia melihat gadis itu menunduk, masih menyendok pie nya.

"Menurutmu bagaimana, Mandy?"

"Emmm..  kenapa aku tidak mengenakan pakaian sama sekali, dan sepertinya kau juga.." wajah Mandy mulai memerah dan ia mulai menghentikan acara makannya.

"To the point saja Mandy, apa yang ingin kau tanyakan?" Reinhart menahan tawanya, sekarang laki-laki itu bersedekap menghadap cermin, masih memperhatikan Mandy dari bayangan cermin yang ada di depannya

"Itu.. dari yang kubaca di majalah ataupun novel, kalau pertama kali melakukannya itu rasanya sakit sekali bukan? Dan seharusnya ada bercak darah.. eh, apa aku salah?"

Reinhart  tergelak mendengar ucapan Mandy, laki-laki itu segera mendatangi gadis itu, menyingkirkan baki makan siang ke nakas disamping tempat tidur dan bergabung dengannya di atas tempat tidur.

Mandy refleks beringsut menjauh, sambil menggenggam erat selimut di dadanya.

"Rain, kau..."

Kata-kata Mandy terhenti karena bibirnya di pagut oleh bibir Rein. Laki-laki itu mencium Mandy lembut, reinhart tidak tahan untuk melakukan hal itu karena Mandy sangat menggemaskan di matanya saat ini.

"Honey.. kau sama sekali tidak tahu apa-apa ya?" Reinhart merengkuh kedua pipi Mandy, matanya bersinar geli ketika menatap Mandy.

"Rein kau menertawakanku.." bibir Mandy mencebik, lalu ia mendorong Reinhart agar menjauh darinya. Gadis itu merasa jengah dengan kedekatan tubuh mereka walau Reinhart telah berpakaian lengkap, ia masih tidak mengenakan apa-apa dibalik selimut.

SecretsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang