Setelah membereskan sedikit kekacauan yang terjadi karena secara langsung pernyataan Reinhart dalam konferensi pers memang mengusir para wartawan dengan cara yang cukup kasar, Douglas melarikan diri ke lapangan parkir hotel yang cukup tersembunyi. Para wartawan itu cukup merepotkan, pikir Douglas, mereka tidak rela dengan durasi konferensi pers yang hanya beberapa menit dan tidak sesuai dengan harapan mereka. Ketika Douglas mengatakan bahwa ia akan meminta pihak berwajib untuk menyelesaikannya, baru para hyena itu beringsut pergi.
Douglas bersandar pada sebuah pohon besar yang cukup rimbun, laki-laki itu mengeluarkan rokok dari kotaknya dan menyalakan pemantik api. Douglas bukanlah seorang perokok, tapi karena terlalu banyak masalah yang ia harus hadapi belakangan ini, akhirnya pelampiasan rasa tertekannya dialihkan Douglas pada sebatang rokok yang ia minta pada concierge hotel.
Douglas menghisap rokoknya, dan menghembuskannya kembali. Ternyata sensasi menghisap rokok begitu nikmat, Douglas hampir melupakan rasa ini.. dan suara terbatuk-batu yang terasa dekat sekali dengan pohon tempat ia berteduh mengejutkannya
"Oh, shit...Tolong matikan rokoknya Mister.."
Douglas mengedarkan pandangannya, mencari asal suara itu dan memperkirakan pemilik suara itu adalah perempuan. Dan sosok perempuan itu secara mengejutkan muncul dari belakang, dengan penampilan yang cukup membuat jantung Douglas berdebar.. bukan, bukan karena cantik mempesona.. tetapi menakutkan dan sedikit mengerikan. Perempuan tak dikenal itu sepertinya berkebangsaan asia, mengenakan setelan seragam putih -sepertinya bekerja sebagai chef atau apalah yang berhubungan dengan dapur-, rambut panjangnya berantakan tergerai, dengan sedikit noda liur di bawah bibirnya
"Yang benar saja Mister.. anda merokok di taman bermain untuk anak-anak." Perempuan itu menatapnya sengit.
Douglas menaikkan alis matanya kemudian mengedarkan pandangannya, ia tidak menemukan tanda bahwa taman itu adalah taman untuk anak-anak.
Perempuan itu memutar matanya, ia menarik tangan douglas kasar dan membawanya ke balik pohon besar. Di sana Douglas baru melihat beberapa meter dari tempat mereka berdiri terdapat ayunan, jungkat-jungkit, perosotan dan beberapa mainan anak-anak lainnya. Dan terlihat beberapa anak-anak kira-kira berusia 5 tahun hingga 8 tahun sedang bermain di taman. Douglas merasa kikuk dan jengah karena menahan malu, Douglas segera mematikan rokoknya dengan cara menginjaknya.
"No..no.. sekarang kau menyampah Mister. Pungut puntung rokok itu dan buang ke tempat sampah non organik." Perempuan itu memerintahnya tegas.
Douglas tersenyum masam, laki-laki itu mengambil puntung rokoknya dan membuang ke tempat sampah terdekat.
"Lalu, apa yang kau lakukan di sini Miss? Err... Raissa? -Douglas melihat name tag di dada gadis itu.. omong-omong dadanya cukup menggiurkan dan membuat Doug sedikit berfantasi kotor- Tidur siang?" Douglas mengkonfrontir gadis itu, ia tahu si gadis bekerja di hotel ini dari name tagnya, maka gadis ini melakukan sebuah pelanggaran karena tidur di tengah jam kerja.
Wajah gadis bernama Raissa itu memerah, kemudian menjawab dengan terbata-bata.
"I..iya, eh tidak Mister. Aku tidur siang ataupun tidak itu bukan urusanmu." Gadis itu berkata sengit kembali.
"Tidur siang ataupun tidak memang bukan urusanku Miss Raissa. Tapi tingkah lakumu yang tidak pantas terhadap tamu hotel itu urusanku sebagai tamu VIP hotel ini. Aku bisa menyatakan komplain pada manajermu."
Wajah Raissa memucat, ia tidak menyangka laki-laki di depannya adalah tamu VIP di hotel tempat ia bekerja. Ia mengira laki-laki ini adalah salah satu wartawan ataupun driver yang sering terlihat mondar mandir di lapangan parkir beberapa hari ini.
"Please, jangan lakukan itu Mister. Aku tertidur karena kecapaian setelah membuat kue sebanyak 3000 buah untuk pernikahan." Raissa merengek, gadis itu tidak bisa membayangkan ia kembali dipecat dari pekerjaannya karena alasan yang sama, yaitu tidak berlaku sopan dengan tamu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secrets
RomanceTelah dibukukan. Sebagian part telah didelete. Salahkah apabila seorang ayah -walaupun tidak sedarah- mencintai anak yang diasuhnya, dan cinta itu bukan merupakan cinta antara anak dan ayah, cinta itu adalah sebentuk cinta yang penuh hasrat, cinta s...