"Rein, coba kau lihat data dari beberapa temanku yang berprofesi sebagai pialang saham. Saham-saham kita yang nilainya terjun drastis ternyata langsung dibeli tanpa menunggu waktu yang cukup lama. Tapi, hal ini belum menunjukkan dampak yang positif karena harga sahamnya masih rendah." Douglas menyodorkan netbooknya pada Reinhart laki-laki itu masih menonton televisi, memantau harga saham perusahaannya sekaligus melihat perkembangan gosip murahan dirinya yang semakin melebar tidak jelas. Reinhart berdoa semoga media masih belum menemukan tempat tinggal Mandy sehingga gadis itu tidak tersentuh oleh jahat para papparazi Inggris.
Reinhart memiringkan kepalanya, mata lelaki itu menyipit, memfokuskan pandangannya pada layar. Ia menyimpulkan sepertinya pembelian itu terjadi dalam waktu serentak dan tidak berjauhan.
" Cari siapa saja yang membeli saham-saham itu. Aku berencana untuk membeli saham itu kembali dengan harga tinggi."
"Oke.. omong-omong, sebaiknya kau hubungi Mandy. Jo bilang Mandy terlihat aneh setelah menonton televisi."
Reinhart memejamkan matanya, ia menyumpahi dirinya sendiri karena lupa menghubungi gadis itu karena perhatiannya tersita dengan tuntutan para komisaris dan direksi padanya dan juga rombongan sirkus pemburu gosip yang masih terlihat mondar-mandir di depan jendela kamar hotelnya.
Reinhart mengambil ponselnya, kemudian tak berapa lama suara Mandy yang sangat ia rindukan terdengar. Gadis itu terdengar baik-baik saja, suaranya masih tetap ceria dan gadis itu malah menkhawatirkannya karena berita tentang rencana pengunduran dirinya begitu santer ditayangkan di televisi. Reinhart tersenyum lembut, membayangkan Mandy yang bergelung di atas tempat tidur sedang menerima telpon darinya. Reinhart hanya berpesan kepada Mandy agar tetap tenang dan bersikap biasa saja karena ia akan membereskan segalanya, laki-laki itu meyakinkan semuanya akan baik-baik saja.
***
Douglas membuka kunci pintu rumahnya pelan, laki-laki itu tidak ingin mengganggu istirahat keluarganya karena ia pulang saat dini hari.
Lampu ruang duduk menyala, ia melihat ayahnya sedang tertidur di kursi malas kesayangannya dan selimut yang menutupi badan laki-laki itu merosot hingga ke pinggang. Perlahan Douglas menyelimuti ayahnyadan mata laki-laki tua itu mengerjap
"Doug?"
"Lanjutkan tidurnya kembali Daddy.." Douglas berbisik sambil menepuk lembut bahu Mr. Rutherford.
" Aku memang sengaja menunggumu Douglas. Aku meminta penjelasan darimu mengenai kabar antara atasanmu Mr. Adams dan Mandy." Mr. Rutherford memegang lengan putranya, laki-laki tua itu ternyata dalam keadaan sadar sepenuhnya, tidak tertidur seperti yang disangka Douglas.
Douglas meringis, lalu ia menyeret sebuah kursi agar ia duduk lebih dekat pada Ayahnya.
"Cerita yang sangat panjang Dad, dan harus dijelaskan semuanya. Karena kalau aku hanya menceritakannya sebagian kemungkinan besar kau akan salah paham."
"Ceritakan saja apa yang kau ketahui Douglas" Mr. Rutherford menyenderkan tubuhnya kembali, dagunya mengedik pada anak laki-lakinya, memerintahkan Douglas untuk segera mengatakan semuanya tentang hubungan Reinhart dan Mandy.
***
Alarm berdering menandakan waktu pukul 6 pagi. Mata Mandy otomatis terbuka karena gadis itu tidak bisa tidur semalaman, matanya saja yang terpejam tetapi otak Mandy tetap berpikir dan semua gerakan Jo yang tidur di sampingnya ia rasakan. Mandy mereview kembali semua rencana yang akan ia lakukan setelah ia menghubungi salah satu pihak televisi swasta yang paling gencar menayangkan gosip tentang hubungan mereka.
Mandy segera beranjak dari tempat tidurnya menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya dan berpenampilan sesempurna mungkin. Ia mempersiapkan semuanya karena hari ini ia akan mempertaruhkan semuanya hanya untuk Reinhart..

KAMU SEDANG MEMBACA
Secrets
RomanceTelah dibukukan. Sebagian part telah didelete. Salahkah apabila seorang ayah -walaupun tidak sedarah- mencintai anak yang diasuhnya, dan cinta itu bukan merupakan cinta antara anak dan ayah, cinta itu adalah sebentuk cinta yang penuh hasrat, cinta s...