Part 1

281K 5.4K 114
                                    

Ringtone Home dari Michael Buble berkumandang dari ponsel Reinhart. Dan laki-laki itu tahu siapa yang menghubunginya, orang itu tidak akan menelpon apabila bukan ada sesuatu yang penting atau mendesak.

"Sebentar Gloria, aku angkat telpon dulu" Reinhart berusaha melepaskan pelukan dan ciuman dari gadis yang baru dikenalnya minggu lalu.

Gadis seksi berdarah latin itu masih belum bisa melepaskan Reinhart, satu tangannya masih bergelayut di pundak Reinhart, kakinya terasa lemas karena ciuman mereka yang begitu panas.

"Reinhart.. abaikan saja.." rengekan protes keluar dari bibirnya yg bengkak karena pagutan Reinhart tadi

Laki-laki itu tidak peduli. Tangannya sibuk mencari ponsel yang dia lupa diletakkan di saku jas sebelah mana. Dan akhirnya ponsel itu ia temukan di saku kiri jas bagian dalam.

"Halo sweetheart. Apa kabar, tumben mengingat diriku yang tua ini"

Gloria melotot, terkejut dengan panggilan sayang yang dikatakan laki-laki itu pada lawan bicaranya di ponsel.

"Ayah.. lama sekali telponnya di angkat. Aku ingin membicarakan sesuatu mengenai tempat tinggalku. Aku tidak ingin tinggal di rumah ini lagi"

Suara gadis itu masih tetap sama, lembut sekaligus tegas. Suara yang begitu ia rindukan dan juga enggan ia dengar.

"Hey.. ada apa Mandy? Apa yang terjadi di rumah, ada yang tidak membuatmu senang atau ada yang menyakitimu?"

"Tidak Ayah. Aku hanya ingin mandiri. Aku rasa aku sudah cukup dewasa untuk tinggal sendiri dan bisa menghidupi diriku sendiri".

"Kau sudah mendapatkan pekerjaan honey? Selamat kalau begitu, tapi itu bukan merupakan alasan yang tepat untuk keluar dari rumah kita. Aku sudah berjanji pada Ibumu untuk menghidupimu sampai kau menemukan laki-laki yang tepat untuk kau nikahi."

"Ayah, aku tidak peduli dengan janji yang kau buat dengan ibu. Ini adalah hidupku, dan aku bebas menentukan apa yang aku inginkan"

Reinhart berusaha berbicara dengan tenang, padahal pikirannya kacau mendengar apa yang dikatakan putrinya. Dan ia tidak menyadari Gloria, gadis yang baru 2 hari menjadi kekasihnya menatapnya dengan marah.

"Reinhart!!! Apa maksudnya ini" Gloria berkata dengan sengit, cukup keras untuk didengar sang gadis yang menelpon dan merusak acara kencannya.

"Siapa itu Ayah, kekasihmu yang baru lagi? Dan omong-omong, kau ada di mana Ayah"

"Oh.. eh itu Gloria, dia salah satu mahasiswa sastra Jerman di kampusku. Ya.. dia baru menjalin hubungan denganku satu minggu. Dan kami sedang berada di kamar tidur hotel" Reinhart tergagap menjawab berondongan pertanyaan putri kesayangannya itu.

"Oh Tuhan... maaf aku menganggu. Ayah, kewarasan otakmu perlu dipertanyakan. Satu bulan dengan 4 gadis yang berbeda, eh? "

"Rupanya kau membaca emailku juga." Reinhart terkekeh pelan, senang dengan kenyataan bahwa Mandy mengingat semua email yang ia tuliskan padanya.

"Kau gila Ayah.. aku tutup telponnya sekarang"

Sambungan telpon ditutup dengan kasar, Reinhart hanya melongo memandang ponselnya. Kemudian laki-laki itu tersadar dengan tatapan penuh kemarahan yang ditujukan kepadanya.

"Reinhart, sekarang jelaskan padaku.. Kau, mempunyai istri dan seorang putri di Jerman?"

"Bagian yang mempunyai istri itu salah"

"Kalau aku menarik kesimpulan dari pembicaraan tadi, putrimu itu sudah cukup dewasa"

"iya, umurnya 21 tahun. Dan Ia baru lulus dari universitas."

SecretsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang