Part 14a

71K 2.9K 142
                                    

"Bagaimana kalau Library of Birmingham?" Mandy melambaikan salah satu brosur perjalanan wisata yang ia temukan di ruang tamu keluarga Rutherford. Pagi itu mereka berencana untuk kencan dan sedang mencari objek wisata yang populer di Birmingham.

"Perpustakaan? Kau ingin kencan di perpustakaan Mandy?" kening Reinhart berkerut mendengar  permintaan Mandy. Laki-laki itu segera mengalihkan perhatiannya dari gadget  yang ia pegang pada  gadis bermata hijau dengan tinggi 158 cm yang sedang tersenyum ceria padanya.

"Perpustakaannya keren sekali, Rein.. lihat, ada 400.000 buku yang bisa dibaca di area public floors. Dan lihat interiornya juga tidak kalah kerennya." Mandy menyodorkan brosur ke depan wajah Reinhart sehingga menutupi layar gadgetnya.

"Oke.. as your wish, princess." Reinhart mengambil brosur itu tanpa melihat atau membacanya lagi, dan menutup gadgetnya. Lalu laki-laki itu menarik tangan Mandy untuk berdiri bersamanya. Sekarang mereka berdiri berhadapan.

"Kita pergi sekarang? Mumpung masih pagi.." Rein memiringkan kepalanya dan tersenyum pada Mandy. Laki-laki itu benar-benar lemah dengan permintaan gadis itu, padahal Reinhart sama sekali tidak menyukai tempat yang bernama perpustakaan.

Mandy mengangguk dan tersenyum lebar. Dan sebuah ciuman cepat mendarat di bibir gadis itu..

"Rein.." Mandy refleks menarik keras-keras hidung  Reinhart karena takut ada yang melihat apa yang mereka lakukan di ruang tamu. Semua anggota keluarga Rutherford mengetahui Reinhart adalah ayah angkatnya, tidak lebih dari itu.

"Maaf, aku tidak tahan untuk tidak menciummu honey.." Reinhart hanya meringis, mengusap hidungnya yang terasa sakit.

Mandy mendelik, kemudian menggamit lengan Reinhart dan segera pergi dari ruangan itu. Gadis itu tidak tahan untuk cepat-cepat berada di perpustakaan yang ia sebut tadi.

Sementara di sudut ruang tamu itu, di balik tirai tebal yang masih menutupi  salah satu jendela raksasa yang berceruk.. tanpa mereka ketahui Jo mendengar dan melihat apa yang mereka bicarakan dan lakukan. Malam itu Jo sedang merasa frustasi dengan hubungannya dengan Zayn yang semakin buruk, dan apabila sedang merasa kacau gadis itu sering bersembunyi dan menangis hingga tertidur di salah satu ceruk jendela di ruang tamu, itu merupakan kebiasaan Jo dari kecil dan terbawa hingga ia dewasa. Mata gadis itu membesar dan kedua tangannya menutup mulutnya, menahan pekikan karena baru saja melihat atau lebih tepatnya mengintip ciuman cepat Rein terhadap Mandy.

Dan Jo segera berniat menginterograsi Mandy begitu ia pulang nanti.

***

"Kuakui perpustakaan ini fantastis Mandy.." Reinhart menengadahkan kepalanya ke atas, mata laki-laki itu memandang kagum interior perpustakaan yang semua dindingnya dipenuhi rak-rak buku modern yang menjulang hingga ke langit-langit ruangan.

Mandy hanya tersenyum lebar mendengar apa yang dikatakan Reinhart, lalu ia menarik tangan laki-laki itu menuju escavator yang mengarah ke lantai atas.

"Buku-buku sastra ada di lantai atas Rein, temani aku membaca ya.. Dan jangan berisik!"

Setelah sampai di bagian buku sastra, Mandy sibuk meneliti dan mencari buku-buku sastra yang membuatnya tertarik. Sementara Reinhart hanya mengekori gadis itu.

"Kau tahu Sweetheart, kau aneh... mengambil jurusan ekonomi tetapi tergila-gila dengan sastra."

Mandy menoleh dan tersenyum, kemudian kembali melanjutkan pencariannya.

Reinhart mendengus sebal, ia berharap Mandy bereaksi terhadap kata-katanya atau mencubitnya karena ia memang berniat menggoda gadis itu. Sepertinya  keberadaan dirinya sekarang tidak dianggap karena buku-buku sialan ini, sama seperti dulu dengan rasa sebalnya terhadap boneka snoopy yang dimiliki Mandy ketika ia masih kecil.

SecretsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang