Surprise

486 17 0
                                    

NIALL JAMES HORAN

Mentari yang benderang sangat terlihat mendung ketika melihatmu terbaring kaku disana. Jalanan ramai terasa sunyi tanpa suara yang kau keluarkan dari bibir manismu itu. Pelangi tak tampak indah ketika tidak melihatnya bersama matamu yang terpejam itu. Warna merah tidak terlihat terang karena bibirmu yang pucat. Siang bagaikan malam terasa gelap. Hangat tetap terasa dingin menyelimuti dagingku hingga ke tulangku. Langit berbintang terlihat kosong tanpa menatapnya denganmu.

Inilah kisah aku....dan kamu yang sedang terbujur kaku di tempat tidur itu selama lima bulan. Aku merindukanmu....

Kunyanyikan lagu buatanku yang kubuat kemarin untuknya pagi ini. Dengan penghayatan yang penuh karena lagu ini menggambarkan dirinya. Sungguh menggambarkan dirinya. Kuharap dengan mendengar lagu ini kau dapat merasakan betapa indahnya dirimu ketika terlihat dari mataku. Betapa merdunya suaramu jiga terdengar dari telingaku. Betapa beraroma dirimu ketika tercium dari hidungku dan betapa manisnya dirimu ketika mengecup dari bibirku. Sudah hampir berkali-kali aku bolos mata kuliahanku demi menemanimu disini. Berharap kau akan membuka matamu dan yang pertama melihat adalah diriku.

.

.

.

" Selesaii..gimana gimana. Kerenkan, pastilah aku gitu " Kataku ramai sendiri ketika menyelesaikan nyanyianku. Namun jawabannya adalah hening. Akupun tertundung murung. Dia tidak merespon sama sekali, itu menyakitkan.

Aku menatamnya lekat-lekat. Kucodongkan badanku dan mendekati wajahku dekat telinganya. " aku harap lagu ini dapat membangunkanmu..karena kutulis lagu ini hanya untukmu dan kau yang pertama mendengarnya. Berjanjilah kau bangun karena aku ingin kau yang memilih judul lagu ini. Kau tahu, kau itu sudah terlelap sampai satu bulan. Berjanjilah kau akan bangun. Cause you one and only you in my heart..." bisikku di telinganya. Aku tidak tahu, tapi kalimat itu dengan mudahnya keluar dari mulutku. Mungkin karena aku sangat menunggunya terbangun dari ketidaksadarannya.

Kutegapkan badanku, aku berdiri dari duduknya berniat untuk keluar dari ruangan ini. Namun semua terhenti ketika aku melihat secercah harapan darinya. Ya..harapan hidup. Kulihat jemari indahnya bergerak sedikit demi sedikit. Nafasnya tidak teratur lagi. Melihat itu, dengan panik bercampur bahagia, aku terus menerus memencet bell yang disediakan untuk memanggil dokter langsung. Kepencet terus bell itu sampai akhirnya tidak lama dokter dan dua susterpun masuk ke kamar ini.

" ada apa...? " tanya Dokter.

" j..jemarinya b..bergerak " kataku gugup.

" Benarkah ? " tanyanya sambil mempersiapkan peralatan untuk memeriksa Caca. Aku hanya mengangguk sebagai jawaban.

" Tuan, anda keluar dulu. Kami ingin memeriksanya lebih lanjut dulu " kata saha satu suster yang berada disini.

" tapi sus---" . " Sudah dia akan baik-baik saja. Silakan anda keluar dahulu " potong suster itu.

Mau tidak mau akupun keluar dari kamar itu dan menunggu hasil pemeriksaan di luar. Kau tahu ? kini perasaanku sangat campur aduk didalamnya. Seperti ada kembang api meletup-letup di dalam perutku. Membuatku mual. Tapi menyenangkan.

*****

Harry, Alana, Louis, Liam, Zayn dan Harrypun sudah datang disini diluar ruangan Caca dirawat. Tadi aku mengabari meeka dan mereka langsung segera datang kesini dan disinilah kami, menunggu sang dokter keluar dari kamar Caca dan mendapatkan kabar baik. Namun dokter itu tidak kunjung keluar dari kamar itu.

.

Selang setengah jam

.

Dokterpun keluar denga para susternya dibelakangnya. Mukanya sangat datar dan itulah yang membuat kami semakin penasaran.

you're the only one (Finished)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang