Clarissa Annisa Adrian
Awal hari memasuki bulan November itu berarti awal dimana udara yang berhembus sudah terasa dingin. Aku terpaksa keluar rumah menggunakan pakaian tiga lapis ditambah dengan syal dan beanie yang kupakai. Sebenarnya aku tidak ingin pergi keluar rumah dengan cuaca seperti ini, tapi aku sudah terlanjur membuat janji dengan Noah untuk bertemu dengannya di Cafe bénéfice. Katanyasih ada sesuatu yang penting ingin dia bicarakan. Kau tahu ? belakangan ini Noah seperti orang aneh. Dia seperti orang yang berhati-hati bahwa tidak ada orang yang mengikutinya dari belakang. Kau tahu maksud aku, dia seperti paranoid. Tapi ketika aku bertanya ada apa ? , dia selalu menjawab aku baik-baik saya.
Noah kini menjadi salah satu sahabatku selain Alana dan Louis. DIa pindah masuk jam pagi setelah kita menjadi partner ketika tugas Mrs. Clinton. Ngomong-ngomong dengan tugasnya, aku mendapatkan nilai sempurna di tugas keduanya. Meskipun dibantu oleh Noah. Yeah dia penyelamatku.
Kini aku sudah ada didepan Cafe yang dimaksud dan membuka pintu yang ada tulisan OPEN-nya itu. Lalu aku memasukinya dan mencari sosok Noah disalah satu tempat duduk di cafe itu, and gotcha..aku menemukannya, duduk sendirian di tempat duduk paling pinggir dan paling sepi. Aku menghampirinya, dia sedang menatap jauh keluar jendela dengan seksama.
Hei " Sapaku.
Noah tersentak kaget dan menoleh kearahku. " oh..Hei. Duduklah " jawabnya dengan wajah datar.
" ada apa ? apa yang penting ? " tanyaku yang langsung ke inti dari pertemuan ini. Aku bertanya seperti itu karena sepertinya Noah sedang buru-buru dan tidak ingin berlama-lama.
" umm, aku tidak akan kuliah lagi. " katanya lemah.
" kenapa ? " tanyaku kaget.
" aku sudah muak dengan permainannya untuk mengikutimu. Kau terlalu baik untuk disakiti Ca " kata Noah.
" apa maksudmu ? siapa...siapa dia ? " tanyaku.
" kau dalam bahaya besar. Aku tidak dapat berkata siapa. Dia terlalu jahat. A..aku terpaksa menurutinya. Jika tidak aku akan dibunuh " kata Noah.
" kau bergurau " kataku kesal.
" TIDAK ! Aku tidak bergurau bodoh " kata Noah sarkastik. Aku kaget mendengar perkataan Noah. "m..ma..maaf " lanjut Noah. " akiu gak bermaksud Ca. Aku menyayangimu, ya , kau pantas disayangi. Dia yang bodoh. Otaknya rusak, berfikir bahwa membunuhmu adalah hal yang terhebat " kata Noah yang kini menurutku sudah melenceng jauh.
" aku tidak mengerti maksudmu Noah. " jawabku bingung.
" pergilah ke alamat ini dan bilang kedia akulah yang menyuruhmu kesana. Dia akan memberitaunmu. " kata Noah samibl menyodorkan sebuah katu nama.
Aku mengambilnya dan membacanya :
Bethlem Royal Hospital, London, British.
Prof. Dr. Ellizabeth
" Dokter Ellizabeth ? " tanyaku. " Bethlem Royal Hospital. Bukannya itu rumah sakit jiwa ? " lanjutku.
" Ya memang. " Jawab Noah singkat. " i have to go Ca. " kata Noah.
" Wait, apakah kita akan bertemu lagi ? " tanyaku.
" i dunno. Perhaps, jika aku selamat darinya. Goodbye. Senang bisa kenal dekat denganmu " Kata Noah dan dia langsung pergi terburu-buru dari cafe. Sedangkan aku, masih duduk terpaku menatap kartu nama yang aku pegang dengan rasa tidak percaya.
Drrt...Drrtt...Drrttt..
Tiba-tiba Iphoneku bergetar menandakan ada telepon masuk. Ku lihat layarnya dan terpampang nama Hary Styles disana. Harry yang menelepon ujarku dalam hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
you're the only one (Finished)
FanficCaca yang mencoba menghilang dari semua tentang Lelaki yang dahulu dia cintai sangat sia-sia ketika mereka bertemu lagi, dan mereka sadar akan cintanya yang masih besar satu sama lain. Bagaimana kisah mereka selanjutnya ? apakah mereka akan saling m...