Tidak kerasa sudah seminggu Caca tinggal di London dengan kesibukkannya sebagai mahasiswi Universitas ternama. Meskipun masuk sekolah 4 hari dalam seminggu, tapi percayalah tugas-tugasnya 3 kali lipat lebih banyak daripada jadwal kuliahnya. Caca bisa saja akan tidur tengah malam karena tugas membuat sebuah script berita ataupun tugas yang lain. Ini sangat sedikit menjengkelkannya.
tok...tok...tok
Suara ketukan dari luar kamar Caca.
" come in " teriak Caca dan suara pintu terbukapun terdengar.
" ini sudah tengah malah Caca, kenapa kau masih berkutat dengan laptopmu ? " Tanya seseorang yang di ketahui bahwa dia adalah Harry.
" tugas. Jika tidak diselesaikan hari ini, besok aku tidak akan ada free time. Besokkan minggu dan aku harus dapet free time buat mencerahkan otakku untuk hari senin " jawab Caca tanpa memalingkan wajahnya dari layar laptop.
" oh gitu, apakan aku mengganggu jika aku ada disini ? aku tidak dapat tidur. aku temaniyah " kata Harry yang duduk di atas kasur Caca.
" tidak tidak, tidak masalah Hazz. Boleh boleh saja, jika kau mau tidur disini juga silakan. Aku sudah lama tidak tidur dengan kakak kesayanganku ini " Jawab Caca yang hanya menoleh sebentar ke arah Harry dan fokus kembali ke layar laptopnya.
" kau sudah besar, tidak pantas tidur denganku " kata Harry.
" kenapa ? " tanya Caca yang sekarang benar-benar menoleh ke Harry. " kitakan saudara " lanjutnya.
" tetap tidak boleh. Aku akan menemani mu tidur malam ini jika kau sudah selesai. Tapi aku akan tidur di sofa " kata Harry.
" terserah kau saja Hazz " kata Caca yang kembali berkutat dengan laptopnya lagi.
*****
NIALL HORAN
" NIALLLLLL " teriak orang yang baru saja aku bukakan pintunya dan langsung berhambur memelukku. Aku sedikit kaget hingga aku menyadari orang ini adalah sahabatku yang bilang akan pindah ke London minggu lalu. Ya Alana siapa lagi. Akupun membalas pelukannya, sudah lama tidak bertemu dengannya. Saat di Irlandia saja aku jarang sekali bertemu dengannya, aku hanya berikirim pesan singkat lewat iphoneku.
" Hai Alana " kataku sambil mencoba melepaskan pelukan antara kita.
" Hai Niall " jawab Alana yang sudah melepas pelukannya dan langsung masuk ke rumahku tanpa di izinkan.
Aku mengikuti badannya bergerak ke dalam rumahku dan berkata " hei kau belum aku izinkan masuk ".
Alana lalu menoleh dan menampakkan wajah sedikit kesal dan berkata " hei Horan sudah berapa lama kau kenal denganku ? masuk kerumahmu saja butuh izin kau gitu. Padahal kau ada di depan mataku ".
Aku terkekeh mendengar jawabannya, " aku hanya bercanda Lan, yaudah ayo aku beri tahu kamarmu dan anggap saja ini rumahmu " kataku yang langsung merangkulnya dan berjalan menuju kamar yang aku siapkan untuknya. Sedangkan Alana hanya tersenyum dan mengangguk.
Ketika sampai di kamar yang dituju, akupun membukakan pintunya untuk Alana. Lalu, pergi ke luar untuk mengambil barang-barang milik Alana dan menaruhnya di kamarnya.
" Gimana ? nyaman tidak. Kalo tidak nyaman tolong dinyamankan. hehe. Karena disini cuman ada tiga kamar dan satunya untuk gudang " kataku.
" tenang saja Ni, ini lebih dari nyaman " jawab Alana sambil menghempaskan badannya ke kasur. " so, apa kau ingin bercerita ? " lanjutnya.
" cerita apa ? " tanyaku bingung.
" yah tentang di perempuan itu dan oh ya gimana tentang si perempuan gila si Henderson itu ? apa kau mendengar kabar darinya ? " kata Alama.
" aku tidak tahu dan tidak ingin tahu. Kau tahu si Henderson itu pernah hampir bikin Caca mati saat aku di Indonesia " kataku yang ikut-ikutan merebahkan badan ke kasur.
" benarkah ? kok bisa ? " tanya Alana yang sedang membenarkan posisi tidurnya menjadi tengkurep.
" yah, saat itu aku sudah dekat dengan Caca dan Amy pernah mengancamku kalo ada perempuan yang dekat denganku berarti adalah incarannya dan dia akan membunuhnya. Kukira omongan dia cuman bualannya semata. Eh taunya dia benar-benar melakukannya. Untungnya saat itu aku dan Harry datang di waktu yang tepat. Begitu aja sudah membuat Caca tergeletak di tempat tidurnya sampai dua hari tanpa sadar. Gila memang tuh orang " kataku.
" WOW dia sungguh seperti psikopat. Aku bingung kenapa dulu kau menyukai perempuan psikopat seperti dia " kata Alana yang sedikit meledek.
Aku melirik ke Alana yang sedang melihatku dengan senyum liciknya itu. " Ya, aku salah memilih dia. Aku sangka dia baik. Bayangkan saja ketika dia mendekatiku saat itu. Kau taukan ? dia sangat manis. " kataku dengan memutarkan bola mata.
" Haha aku tau persis Ni, jika aku jadi kau juga pasti aku sudah terperangkap dalam pelukannya " kata Alana.
" Nah " jawabku singkat.
" well, gimana dengan Caca. Kau bilang dia ada disini, kau bohongkan ? " kata Alana.
" tidak, aku tidak bohong. Dia disini, satu kuliah denganku meskipun beda jurusan. Dia termasuk anak pintar. Jadi dia bisa disini karena beasiswa sama dengan kakaknya. " Jawabku.
" wow, benar-benar lucky lelaki yang mendapatkan dia." kata Alana.
" yes, and that must me " jawabku.
" oke oke, sekarang kau keluar dari kamarku aku ingin istirahat " kata Alana yang tiba-tiba mendorongku agar turun dari kasurnya.
" kau mengusirku ? " tanyaku.
" ya, aku butuh istirahat " katanya.
" hey, ini rumahku " jawabku.
" yes i know i know " kata Alana yang mendorongku ke luar kamarnya dan menutup pintunya.
Dasar perempuan, itulah dua kata yang ada di dalam fikiranku.
*****
CLARISSA ANNISA ADRIAN
keesokan harinyaa.....
" CACA WAKE UP " teriakan Harry yang tepat di telingaku, membuatku dengan cepat merekahkan mataku. Aku melihat sekeliling, ku rasa aku tertidur di meja belajar lagi. Ini karena kurasa pundakku terasa pegal.
" urmm..." aku bergumam sambil membenarkan posisi dudukku.
" apa dari hari Jum'at kau tidur seperti ini ? " tanya Harry.
" hmmm..." jawabku yang masih setengah sadar.
" kau bisa sakit tau " kata Harry.
" akukan harus selesaikan tugas Haz " jawabku yang sudah sadar sepenuhnya.
" apa sudah selesai ? " tanya Harry lagi.
Aku menoleh ke laptop ku sebentar. Terus mengetik sesuatu dan berkata " sudah nih ".
" bagus, sekarang bangun, mandi, lalu sarapan. Aku tunggu kau di bawah, paman dan bibi juga menunggumu. Ingat itu " kata Harry.
" baiklah " kataku yang langsung berdiri menuju kamar mandi.
" cepetan ye " kata Harry.
" ya " kataku dalam kamar mandi.
*****
Beberapa menit kemudian....
Aku sudah ada di ruang makan bersama Harry, paman, bibi dan kedua anaknya dan aku sedang fokus dengan makananku. Menu hari ini adalah rendang, makanan khas Indonesia. Bibiku pintar memasak makanan Indonesia. Yang jadi pertanyaan adalah darimana bahan-bahan untuk membuat makanan ini bibiku dapatkan ?!? . Okeh itu bukan urusanku, yang penting hari ini makanannya sangat nikmat. Ya aku menikmatinya, apalagi ditambah ini adalah hari Minggu dan tugasku sudah selesai. Berarti ini adalah free time ku. Yeayyyy....
Siang ini aku berencana untuk berjalan-jalan santai menuju taman dekat rumahku. Itu rencana yang bagus kufikir, karena aku sudah merencanakannya dari minggu lalu, Tapi belum sempat-sempat. Nah, hari inilah yang tepat untuk pergi kesana.
" Haz, kau maukan nemenin aku jalan-jalan siang ini ? " tanyaku ketika sedang menonton TV sepesai sarapan.
" kemana ? " tanya Harry sambil menoleh ke aku.
" taman dekat sini. gimana ? " tanyaku lagi.
" boleh, bilang saja jika kau siap untuk jalan-jalan " jawab Harry.
" baiklah " kataku.
Aku pergi ke kamarku, merebahkan diri ke kasurku. Fikiranku melayang-layang di udara menggambarkan sesosok sketsa wajah lelaki yang selalu hadir di hatinya. Siapa lagi kalau bukan Niall. Si lelaki blonde itu. Ngomong-ngomong tentang Niall, aku baru bertemu dengannya pas hari pertama masuk kuliah. Itu berarti seminggu yang lalu. Berarti sampai sekarang aku belum bertemu lagi dengannya. Memikirkan dia membuat tumbuhnya banyak pertanyaan di otakku dari apa kabarnya sekarang ? dia sudah makan belum ? apa nafsu makannya masih tinggi ? atau yang paling parah adalah apakah dia sudah punya kekasih atau belum ?....
Oke oke stop it, please stop mikirin dia. Belum tentu dia mikirin aku. Akupun menggeleng-gelengkan kepalaku mencoba menghilangkan pemikiran tentang dia. Kulihat jam dinding menunjukkan bahwa sekarang adalah pukul 13.00. Aku bangkit dari kasurku, berjalan menuju ruang keluarga. Disana aku mendapati Harry yang masih menonton serial di TV.
" Hazz, c'mon. Ini sudah siang " kataku.
" oke " jawab Harry tanpa menoleh, lalu mematikan TV-nya. Harry berdiri dari tempat duduknya dan menghampiri aku. " tapi kita mampir dulu di supermarket untuk membeli minuman dan makanan kecil untuk dinikmati di taman. Gimana ? " Lanjutnya.
" ide yang bagus " jawabku.
Kamipun berjalan-jalan di tempat pejalan kaki yang disediakan menuju supermarket yang searah ke taman, agar kita tidak cape bolak balik. Hanya beberapa menit kita berjalan kitapun sampai di supermarket tersebut. Kamipun masuk kedalamnya, mengambil barang yang kita perlu. Dari 2 buah botol air mineral dan beberapa makanan kecil. Setelah selesai mendapatkan semua yang diperlukan, kami langsung membayarnya ke kasir dan keluar dari supermarket itu. Selesai berbelanja, kamipun melanjutkan perjalanan kami ke taman dengan 2 kantong jajanan yang kami beli tadi di supermarket. Kufikir-fikir ini jajanan lumayan banyak untuk orang yang hanya ingin jalan-jalan di taman, bukan piknik di taman. Tapi yaudahlah, nanti juga habis. Kamikan suka makan, apalagi aku hehe.
Hanya butuh 5 menit perjalanan dari supermarket untuk sampai ke taman. Udara di taman sangat sejuk karena di selimuti pepohonan dan rerumputan yang hijau. Namun sedikit panas karena ini bulan Mei dan sudah mulai mau memasuki musim panas. Di taman, kita berjalan menyusuri jalan setapak yang dimilikinya. Mencari-cari tempat duduk yang bias kita duduki untuk beristirahat dan menikmati makanan yang kita bawa. Tapi mungkin kita kurang beruntung, semua tempat duduk di taman sudah diduduki pengunjung. Akhirnya kita duduk di bawah pohon rindang yang Harry tunjuk. Lumayansih lebih keren gitukan duduk-duduk di bawah pohon, apalagi sama cowo ganteng kayak Harry. Kan gaada yang tau kalau kita itu adik kakakkan.
“ Nah, here we are “ kata Harry sambil duduk di bawah pohon yang diikuti oleh aku.
“ Heh, keluarin makanannya dong laper nih “ kataku.
“ dih baru duduk juga “ kata Harry. “ nih ambil sendiri “ lanjutnya sambil menyodorkan kantong yang dia pegang.
Buru-buru ku ambil kantong yang Harry sodorkan kepada aku dan mengambil makanan kecil yang ada di dalamnya. Aku memakan beberapa makanan kecil itu sambil mendengarkan musik di I-phone aku (yah semenjak ke London aku dan Harry ganti i-phone). sedangkan Harry sedang memberikan pose ter-HOT dia hanya dengan duduk setengah tiduran, kakinya di lekuk satu, tangannya ditaruh di atas kepala sambil menyender ke pohon tempat kita duduk dibawahnya dan matanya yang terututup kacamata hitam. Hampir setiap pasang mata yang melewati kita, selalu memandang kita. Lebih tepatnya memandang kea rah Harry. Apalagi jika perempuan, dia pasti akan memandang hari sambil tersenyum malu-malu gitu terus saling berbisik ke temannya. Sebenarnya ada magnet apa di dalah diri Harry si sampai-sampai cewe-cewe kayak gitu ? aku juga tidak tahu.
“ heh, bangun. Jangan kau berpose seperti kamu itu super model sih. Malu tau di liatin sama orang-orang yang lewat “ kataku sambil menepuk pundak Harry.
“ Apasih, akutuh memang super model kali. Lagi ngapain ngurusin orang yang ngeliatin kita “ kata Harry.
“ idih, mimpi bangetsih kamu “ kataku sambil memukul pelan lengan Harry dan kita tertawa bersama.
Ketika playlist di i-phoneku memutarkan lagu heart attacknya Demi Lovato dan aku melanjutkan makananku, aku tersendak sampai terbatuk-batuk. Sebenarnya aku tersendak karena melihat sesuatu yang bias bikin jantung aku copot mungkin.
“ heh, pelan-pelan sih “ kata Harry yang membantu aku dengan mengelus punggung belakangku.
“ itu…itu…” kataku sambil terbatuk-batuk dan menunjuk sesuatu.
“ apasih ? “ Tanya Harry yang mengikuti tunjukkan jariku.“ itu bukannya…..” kataku.
Apa benar itu dia jadi selama ini…. dan kenapa lagu yang sedang diputar pas banget sama yang lagi aku rasain. Siall memang....
########
Hayo menurut kalian siapa yang Caca liat ?

KAMU SEDANG MEMBACA
you're the only one (Finished)
FanficCaca yang mencoba menghilang dari semua tentang Lelaki yang dahulu dia cintai sangat sia-sia ketika mereka bertemu lagi, dan mereka sadar akan cintanya yang masih besar satu sama lain. Bagaimana kisah mereka selanjutnya ? apakah mereka akan saling m...