Redemption of mistake (part 3 )

774 19 0
                                    

Semenjak aku sering pergi bersama Niall, kita semakin dekat. Kita sering mengobrol ketika saat istirahat di sekolah, Niall juga sering mengantarkanku pulang sekarang, kita juga hampir setiap hati SMS-an atau terkadang kita telpon-telponan. Itu sangat menyenangkan. Semoga saja ini terjadi untuk selamanya. Karena aku suka keadaan seperti ini,

Niall itu sekarang seperti setiap helai rambutku. Tanpa dia aku tidak mungkin mempunyai mahkotaku. Sama halnya dengan Niall, tanpa dia seperti mahkotaku hilang. Karena sering bertemu, lama-kelamaan setiap aku dekat dia aku merasa nyaman dan aman. Mungkin aku mempunyai something kepadanya. Tapi something itu tidak dapat aku tahu secara jelas. Something itu numbuh dengan sendirinya di dalam hatiku dan aku tidak dapat memberhentikannya. apakah sesuatu itu adalah

CINTA ?!

Belum tahu pasti tentang rasa yang sedang aku rasakan ini. Tapi semoga saja ini adalah sebuah peluang bagus untukku, dan aku harap rasa ini tidak akan hilang dalam diriku. Seperti benih-benih bunga mawar yang akan tumbuh menjadi mawar, itulah rasaku kepadanya sekarang.

*****

Hari ini adalah hari jum'at, hari yang ditunggu-tunggu oleh para murid karena hari Jum'at adalah hari terakhir sekolah selama seminggu sebelum datang hari libur yaitu Sabtu dan Minggu. Hari Sabtu dan Minggu adalah hari dimana kita akan bebas dari beban sebagai pelajar. Hari untuk menjernihkan otak sejenak.

Drrrt...Drrrt..Drrrt...

Handphoneku bergetar di dalam sakuku tanda SMS masuk. Aku langsung mengambilnya dan mengecek siapa yang SMS. Ternyata adalah Niall

From : Nialler
To : Me

Bel pulang kau kutunggu di ruang fisika .x

Niall mengajakku ketemuan hari ini. Yah aku pasti datang tapi aku tidak dapat membalas SMS ini karena pulsaku habis. Sekarang aku hanya berharap bahwa Niall mempunyai positif thinking karena aku tidak membalas SMS-nya.

Beberapa menit kemudian bel sekolah pun berbunyi

kring...kringgggg...kringggg

Bel tiga kali tanda waktunya para murid pulang ke rumahnya masing-masing. Karena sudah ada janji dengan Niall, aku langsung pergi menuju ruang fisika dengan menelusuri koridor di sekolahku. Tidak terlalu lama untuk aku sampai disana. Disana terlihat bahwa Niall belum datang, tumben biasanya Niall duluan ujarku dalam hati. Akhirnya aku menunggu Niall, tadinya di luar ruang Fisika. Tapi karena panas aku masuk kedalam ruangan itu dan sengaja kubuka pintunya agar jika Niall datang dia mengetahui aku di dalam.

Sudah hampir setengah jam aku di dalam ruang Fisika. Tapi tidak ada tanda-tanda bahwa Niall datang menjemputnya. Mungkin Niall tidak tahu aku di dalam ujarku dalam hati. Akupun ingin keluar dari ruang ini. Ketika aku ingin keluar, tiba-tiba dari luar terdapat sosok perempuan berdiri disana dengan wajah yang sangat super duper licik. Dengan bertolak pinggang dia menggiringku masuk ke ruangan lagi dan menutup pintu ruangan ini.

" kau datang juga " katanya.

" siapa kamu ? " tanyaku.

" kau benar-benar tidak tahu aku darling ? " tanyanya dengan nada seolah sedang menggoda seorang gadis.

" tidak " jawabku sekenanya.

" KAU BENAR-BENAR TIDAK TAHU AKU ? " teriaknya tiba-tiba akupun kaget tidak kepalang. Aku mulai mundur dari tempatku semula berdiri dan berhati-hati menjaga jarak dengannya.

" AKU AMY, AMY HENDERSON. APA KAU TIDAK MENGENALKU " teriaknya lagi. Aku hanya bisa terdiam. Sedangkan otakku belum bisa mencerna ada masalah apa ini.

Tiba-tiba saja tangannya melayang dan mengenai pipiku dengan kencang sampai terdengar suara PLAKK. Dia menamparku ! Sebenarnya apa masalahnya denganku. Aku memegangi pipiku yang sekarang memerah dan terasa perih.

" sebenarnya apa masalahmu ? " tanyaku mencoba menahan emosiku.

" KAU MASIH TIDAK TAHU APA MASALAHMU DENGANKU ? " katanya masih dengan berteriak. Lalu dia berjalan menghampiriku dengan wajah geram dan menarik rambutku sangat kencang. Aku di jambakknya.

" aaaaaaaaaaaaaa!!!!!!" aku hanya dapat berteriak ketika dia menjambak rambutku sangat kencang. Aku mulai mengeluarkan buih buih air dari mataku. Aku tidak percaya dengan semua ini. Aku tidak mengetahui salahku dan perempuan di depanku dengan hinanya memperlakukan aku seperti ini.

" MASALAHMU SANGAT BESAR NONA. KARENA KAU TELAH BERANI-BERANINYA DEKAT DENGAN NIALL " teriaknya di depan telingaku. Niall ? sebenarnya siapa perempuan ini dan apa hubungan dia dengan Niall.

" TIDAK ADA YANG BOLEH DEKAT DENGAN NIALL KARENA NIALL ITU MI-LIK-KU ! " teriaknya lagi dan memberikan penekanan pada kata milikku. Apa maksud perempuan ini. Niall itu tidak punya pacar setahuku.

" KAU DALAM MASALAH BESAR NONA " teriaknya dengan bersamaan dia juga mendorongku sangat kencang sampai aku menabrak meja dan kepalaku terpentok tembok dengan kencang dan tergores oleh pinggiran kaca di dekat tembok. GUBRAK itulah suara yang telah ku buat.

Darah mulai mengalir dengan sedikit deras dari kepalaku. Aku yang sudah tidak berdaya mulai menyeret tubuhku duduk tanpa tenaga. Kulihat Amy sedang mengambil ancang-ancang dengan pisau di tangannya. Sedangkan aku, mataku semakin buram untuk melihat. Terasa kelapaku sangat berat dan perlahan mataku mulai menutup. Tapi aku masih dapat melihat Amy dengan pisaunya sedang menghampiriku dan secara samar-samar aku melihat Niall dan Harry berada disana dan akupun sudah tidak sadarkan diri lagi.

*****

Aku membuka kedua mataku dengan perlahan. Kulihat sekelilingku, tempat ini sangat tidak asing dengan diriku. Yah tidak salah lagi ini adalah kamarku sendiri. Tapi bagaimana aku berada disini. Yang aku ingat adalah aku sedang menunggu Niall di ruang Fisika tadi dan ada sesuatu terjadi. Tapi aku lupa apa yang terjadi. Kupegang kepalaku yang terasa berat, kudapati ada perban yang menyelimuti seluruh kepalaku. Sebenarnya apa yang terjadi padaku.

" kau sudah bangun dear ? " Tanya Harry yang sedari tadi sudah berada di sampingku.

" menurutmu ? " tanyaku balik sambil memutar bola mataku.

" hehe, bagaimana tidurnya nyenyakkah ? kau tahu kau tertidur berapa lama ? " kata Harry dengan terkekeh.

" sangat puas. Tidak, memang berapa lama ? " tanyaku.

" selama dua hari sayang. Kau tahu ? aku sangat mengkhawatirkanmu, ibu dan ayah juga. Aku tidak dapat meninggalkanmu di kamar ini sendirian, takut kajadian yang kau alami terjadi lagi " katanya.

" kejadian apa ? " tanyaku bingung.

" ohh, apakah benturan itu sangat kencang sampai membuatmu amnesia dan melupakan bahwa dua hari yang lalu kau hampir dibunuh dengan perempuan gila si Amy itu ? " kata Harry dengan sedikit emosi.

Aku diam sejenak. Otakku dengan otomatis memutar ulang kejadian saat amy hampir ingin membunuhku. " inget kok " jawabku. " sebenernya Amy itu apa sih hubungannya sama Niall sampe-sampe dia begitu ? " tanyaku.

Harry menarik nafas dan menghelakannya sebelum memulai berbicara. " dia itu dulunya pacarnya Niall di London. Sudah hampir 3 tahun mereka berpacaran sampai pada saat Niall mempergoki Amy sedang berciuman dengan lelaki lain. Tahunya, Amy sudah bermain belakang sejang 1 tahun yang lalu. Emosi Niall naik dan akhirnya memutuskan Amy. Semenjak itu Amy selalu mengejar-ngejar Niall meminta agar Niall kembali ke pelukannya. Namun Niall tidak menghiraukannya. Sampai saat Niall pindak ke Indonesia karena orang tuanya, setahun kemudian Amy-pun pindah ke indonesia dan masuk ke kekolah yang sama. Amy bilang dia gak bakal berhenti sampai saat Niall menerima cintanya lagi dan dia tidak akan membiarkan satupun wanita merenggut tempatnya di samping Niall " jelas Harry.

" kau tahu sangat banyak Haz. Tapi aku menjadi takut kau ceritakan seperti itu. " kataku.

" ya, Niall menceritakannya padaku. Tenang saja, dengar-dengar Amy dikeluarkan karena kasus ini dan orang tuanya menyuruh Amy tinggal dan melanjutkan sekolahnya di London " kata Harry. Mendengar itu akupun menghelakan nafas.

" kau tahu ? tapi yang mengajakku ketemuan di ruangan itu adalah Niall " kataku. Sedangkan Harry hanya menaikkan bahunya tanda tidak tahu.

" maafkan aku Ca, dia meminjam handphoneku katanya buat SMS ke Alan. Disaat itu aku tidak curiga dengannya sampai kutahu dia mengirim pesan padamu saat aku ingin mengirim pesan untukku. Karena aku takut ada sesuatu dengan kamu dan amy aku menghampiri ruang fisika dan saat itu aku mengajak Harry untuk menemaniku. Tahunya benar saja ada sesuatu yang terjadi antara kalian " kata Niall yang tahunya sudah ada di ambang pintu kamarku.

" yahh kalau kita tidak tepat waktu sampai disana kau sudah tidak ada disini " kata Harry. " dan aku tidak mau itu terjadi " lanjut Harry.

Aku tersenyum ke Harry sambil berkata " how's cute Harry. I love you ".

" aku juga mau dong di ilopyu-in gitu " kata Niall bercanda dan seketika gelakan tawa terdengar di dalam kamarku. Kita tertawa bersama.

" apakau datang bersama Zayn ? " tanya Harry.

you're the only one (Finished)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang