Chapter 21

17 1 5
                                    

Suara yang sangat ramai terdengar dari arah kelas yang tepat di sebelah ruang dosen,yaitu tepatnya kelas Vanya dan teman-temannya,termasuk Nindy.

"Eh..itu siapa sih gila cantik banget".

Seketika ruangan kelas Vanya dan teman-temannya mendadak sangat ramai karena kehadiran mahasiswa yang datang ramai-ramai mengerumuni kelas,sudah dipastikan karena mereka melihat Nindy mahasiswi baru yang cantik jelita itu.

Nindy yang melihat kedatangan mahasiswa-mahasiswa itu hanya diam saja,dia tidak memberikan respon apapun pada mahasiswa yang kagum akan kecantikannya itu.

"Apaan sih norak deh,nggak usah sampai lebay gitu deh,kayak nggak pernah liat cewek cantik aja,huh norak,berisik tau pake acara teriak-teriak segala,nggak mikir ya kalau kita ini terganggu". Nuri mengumpat kesal pada keributan akibat ulah para mahasiswa itu,namun Nuri tetap sibuk menatap layar ponselnya.
"Udahlah Nuri sabar aja,maklum mereka semua nggak pernah liat bule sih,jadinya yah gitu". Vella yang turut menambahkan komentarnya,namun nampaknya kali ini Vella tidak terlalu peduli.

Namun tak hanya ketiga sahabat ini yang terlihat mengumpat kesal,namun seluruh teman-teman sekelas mereka juga terlihat sangat kesal,dan mulai pergi meninggalkan kelas.

Ternyata ada salah satu dari mahasiswa ataupun mahasiswi yang melapor hal ini pada dosen,sehingga dosen itu pun membubarkan sekelompok mahasiswa yang sejak tadi telah membuat sesak kelas tersebut.

Setelah sekelompok mahasiswa itu pergi akhirnya Vanya dan teman-temannya termasuk Nindy bisa bernafas lega.

Nindy melihat sekeliling,tampaknya dia ingin mencari teman yang dapat dia ajak untuk berbincang,ketika dia melihat sekeliling,tatapan matanya berhenti pada Vanya,dia menatap Vanya lalu tersenyum begitu juga dengan Vanya.

Nindy lalu bangun dari duduknya dan menghampiri tempat duduk Vanya,Vella,dan Nuri.
Dengan berjalan bak super model dia mengampiri Vanya dan teman-temannya.

"Hai,apa aku boleh duduk di sini?". Nindy tersenyum seraya menunjuk ke arah bangku kosong yang tepatnya di sebelah Vanya.

"Ya,silahkan". Vanya menjawab dan tak lupa juga melontarkan senyumnya pada Nindy.

Sebelum duduk Nindy turut memandang Vella dan Nuri,dan memberikan senyuman indahnya yang juga tentunya dibalas oleh Vella dan Nuri dengan sukahati.

"Ehmm...,pasti kalian sudah kenal sama aku,tapi sayangnya aku belum kenal kalian,boleh aku tau siapa nama kalian?". Tanya Nindy lagi yang tak lupa selalu diiringi dengan senyum manis dari bibir soft pinknya.

"Aku Vanya.dan ini sahabat-sahabat aku,mereka Vella dan Nuri". Vanya memperkenalkan dirinya dan tak lupa juga kedua sahabatnya.

Mereka berkenalan tanpa berjabat tangan,hanya senyum yang saling mereka berikan pada perkenalan kali ini.

"Nindy,ternyata kamu masih lancar ya bahasa Indonesianya meskipun kamu sudah lama banget di Irlandia." Vella memulai percakapan setelah lama hening diantara mereka.

"Iya,karena aku kalau sehari-hari di rumah selalu pake bahasa Indonesia buat komunikasi sama mami dan papiku.kalau sama teman-temanku barulah kami pakai bahasa yang umumnya selalu di pakai di sana". Jawabnya ramah pada Vella dan selalu diakhiri dengan senyumnya.

Vella hanya membalas senyum pada Nindy.

Mereka lalu melanjutkan obrolan mereka,yang semakin seru itu,sehingga membuat Nindy lupa,bahwa dia baru saja mengenal Vanya,Vella,dan Nuri ini.Nindy sangat senang dapat mengenal teman-teman barunya ini.

****

"Vella,Nuri,ayo cepet,kamu lama banget sih,aku takut kena marah ibu Fitri nih kalau kelamaan".

"Iya,iya,sabar kenapa".

Vanya menarik tangan kedua sahabatnya itu menuju ruangan ibu Fitri dosen mereka.
Tapi mereka tidak pergi bersama Nindy,karena Nindy tadi ingin pergi ke kantin,sehingga mereka berpisah arah.

"Gubrakk!!".

Vanya menabrak seseorang yang sepertinya juga sedang sangat terburu-buru.

"Nindy,ternyata kamu,maaf ya,aku nggak sengaja". Vanya lalu membereskan buku-buku Nindy yang berserakan di lantai dan memberikannya pada Nindy.

"Iya,nggak apa-apa kok,aku juga salah,karena nggak terlalu memperhatikan jalan". Nindy lalu mengambil buku-bukunya dari tangan Vanya.

Ada satu barang yang terjatuh lagi dari selipan buku Nindy.

"Eh Nindy tunggu ini ada yang jatuh lagi". Sebelum diberikan pada Nindy,secara tidak sengaja Vanya melihat bahwa itu adalah sebuah foto masa lalu karena di foto itu terdapat keterangan pada saat foto itu diambil,sepertinya itu adalah foto Nindy pada saat dia masih kanak-kanak,di dalam foto itu terdapat gadis kecil cantik yang disampingnya terdapat anak laki-laki tampan dan keduanya terlihat tersenyum,dari keterangannya foto itu diambil sekitar 13 tahun yang lalu,di mana pada saat itu kira-kira usia Nindy sekitar 6 tahun.

Nindy langsung mengambil foto itu dari tangan Vanya.
Ini fotoku bersama sahabat masa kecilku dulu,yang sekarang sedang aku cari keberadaannya.

Nindy lalu berlari menuju kelas meninggalkan Vanya dan teman-temannya.

"Vanya,kenapa sih kok bengong gitu?". Nuri bertanya pada Vanya karena bingung pada perubahan sikap Vanya.

"Foto ituu...". Kata-kata Vanya terpotong,sepertinya Vanya masih terlihat shock.

"Ada apa dengan foto itu?". Vella menyambung dan terlihat sangat penasaran.

"Anak laki-laki di dalam foto itu adalah Alto". Vanya lalu menatap kedua sahabatnya itu.

"Apaa???kok bisaaa??!!". Jawab Vella dan Nuri serentak.

*Tbc

"Bingung ya sama ceritanya? Sumpah author juga ikutan bingung nihh-__- tapi tunggu aja kelanjutannya"

"Don't forget to Vomment ya"

"Thankss"

Only You And Just YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang