3

9.2K 557 9
                                    

Udara dingin malam ini membuat Patra memakai jaketnya agar membuat dirinya setidaknya dua kali lebih hangat dari sebelumnya. Saat mencoba untuk memejamkan matanya, tiba-tiba suara kriuk terdengar dari dalam perut Patra.

"Lupa belum makan saking kangennya sama Nessa." Ucapnya pada dirinya sendiri lalu terkekeh dan menggelengkan kepalanya.

Patra pun bangun dari posisi tidurnya. Lalu merapihkan sedikit rambutnya yang berantakan bekas ia berbaring barusan di atas kasurnya. Ia pun mengambil dompetnya di atas nakasnya, lalu memasukkannya ke dalam kantong celana pendek santai yang sedang ia kenakan itu.

Ia langsung keluar dari kamarnya dan menguncinya, lalu ia memakai sendalnya untuk berjalan sepanjang jalan di dekat-dekat kost-kostannya untuk sekedar mencari makanan.

Ia pun terhenti di suatu tenda pecel lele di dekat kostannya. Mau tidak mau, ia harus memakan makanan di sini bila tidak ingin kelaparan. Karena hanya tenda ini lah tempat makan yang buka di sekitar kostannya.

"Bu, ayam gorengnya satu, ya. Sama es teh manis." Pinta Patra pada sang ibu penjual.

"Iya, Mas. Tunggu bentar, ya." Jawab sang penjual.

Patra pun mengambil posisi duduknya disalah satu meja yang kosong. Hanya sendiri.

Patra teringat lagi, biasanya bila seperti ini, ia akan langsung datang ke rumah Nessa dan memberitahu Nessa bahwa ia ada di depan rumahnya untuk meminta Nessa menemani Patra untuk beli makan.

Patra hanya tersenyum-senyum sendiri bila mengingat itu. Karena sekarang, semua situasi sudah beda. Nessa dan dirinya, sudah berada didua kota yang berbeda.

Saat sedang asyik mengingat-ingat hal-hal yang sering ia lakukan bersama Nessa, tiba-tiba, seseorang menepuk pundak Patra dari samping. "Patra?" Orang itu memiringkan badannya sedikit dan menurunkan wajahnya untuk memastikan apakah orang yang ditepuknya adalah Patra atau bukan.

Patra menoleh ke samping, "Bella?"

"Eeeh, kebetulan banget kita ada di sini. Lo ngapain malem-malem ke sini coba?" Tanya Bella semangat sambil duduk di sebelah Patra.

"Kelaperan," jawab Patra singkat.

"Gue join bareng lo, ya, makan di sini. Gue cuma sendiri soalnya." Pinta Bella.

Patra hanya mengangguk walau ragu. Padahal baru kenal, tapi Bella bersikap seperti mereka sudah kenal bertahun-tahun lamanya. "Kok lo sendirian, sih? Ga ada yang nemenin lo gitu kayak jomblo." Ledek Bella.

"Ngekost." Balas Patra singkat lagi.

"Ooh, pantesan aja sendirian. Gue temenin boleh 'kan?" Patra mengangguk lagi walau ragu. "Okey!"

Tak lama, makanan dan minuman yang Patra dan Bella pesan pun datang. Patra yang kebetulan sudah kelaparan langsung saja melahap makanannya, begitupula dengan Bella.

Patra menikmati setiap rasa dari ayam yang ia kunyah ini dengan nikmat karena ia baru ingat belum makan dari siang. "Serius banget lo makannya, Pat." Bella tertawa pelan.

"Kan gue bilang, kelaperan."

"Pantes aja, kayak orang belum makan tiga hari." Lagi-lagi Bella tertawa. Patra hanya tersenyum tipis tanpa menolehkan wajah ke arah Bella.

Mereka pun melanjutkan makannya hingga tak tersisa lagi satu nasi pun di atas piringnya masing-masing. "Pat, karena lo junior gue yang udah bantu kelompok lima, gue bakal traktir lo. Oke?" Tawar Bella tiba-tiba.

"Gue bayar sendiri aja." Bantah Patra.

"Ih, gue aja." Bella langsung bangun dan berjalan menuju ibu-ibu penjualnya dan membayar makanannya dan makanan Patra.

IrreplaceableTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang