7

7K 431 8
                                    

Hari ke hari, minggu ke minggu, bulan ke bulan. Hubungan Nessa dan Abrar bertambah baik, bahkan semakin dekat. Sama seperti hubungan Patra dan Bella, walau Patra masih irit dalam hal berbicara dengan Bella.

"Ini monthversarry kita yang ke enam setelah gue liat lo dan lo ngenalin diri di depan kelas. So, gue bakal traktir lo makan. Oke?!" Bella mengacungkan jempolnya ke arah Patra yang sedang duduk di hadapannya.

"Yaelah, paling makanan di sevel." Patra memutar malas matanya.

"Ish, gitu-gitu kan tetep gue traktir. So, no comment."

"Serah." Ejek Patra pada Bella.

Bella sama sekali tak acuh dengan ejekan Patra. Ia hanya bangun, lalu berjalan ke arah makanan ringan, setelahnya minuman. Ia membeli beberapa makanan ringan dan minuman untuk ia nikmati berdua bersama Patra. Setelahnya, ia pun kembali duduk di hadapan Patra sambil meletakkan belanjaannya di atas meja.

"Nih! Kita rayain enam bulanan kita temenan, ya!" Seru Bella. Temenan, ya. Temenan. Batin Bella sambil tersenyum miris.

"Makasih," jawab Patra singkat.

Patra pun mengambil satu makanan ringan yang telah Bella beli, lalu mulai memakannya. Saat Patra sedang asyik memakan makanannya, tiba-tiba ponselnya yang terletak di atas meja di sebelah laptopnya pun bergetar, menandakan ada yang menelfonnya.

Nessa? Siapa tuh? Tanya Bella dalam hati.

Patra langsung mengambil ponselnya, lalu memencet tombol hijau dan ia tempelkan ke telinganya yang sebelah kanan. "Halo, Nes?"

"Hai."

"Kenapa? Kok tiba-tiba nelfon?" Tanya Patra dengan nada agak sedikit khawatir.

"Gapapa, emang ga boleh nelfon pacar sendiri?" Tanya Nessa judes.

"Ya, gak apa-apa, lah, Nes. Kamu lagi dimana?"

"Aku lagi di rumah, nih. Capek banget tau gak, sih. Ah, coba kamu di sini." Ucap Nessa dengan nada tak rela.

"Iya, maafin aku. Kan aku harus ngejar cita-cita."

"Iya, aku ngerti kok. Ngomong-ngomong lagi di mana dan sama siapa?"

"Nih, lagi di sevel, sama temen aku, Arabella." Jelas Patra.

"Berdua doang?" Patra hanya membalas dengan sebuah gumam-an. "Yaudah, lanjutin dulu aja. Aku tutup, ya, kak. Dah."

Belum sempat Patra membalas, Nessa sudah lebih dulu memutuskan telfonnya. Kening Patra mengkerut dan alisnya saling bertautan. Ada apa dengan Nessa?

"Nessa siapa, Pat?" Tanya Bella tiba-tiba.

"Kepo lo." Balas Patra cepat.

"Ah, rese banget!" Bella langsung melemparkan cubitannya pada Patra. Patra hanya mencoba menangkisnya berkali-kali.

○○○

"Bella siapa lagi?" Gumam Nessa sambil memikirkan siapa Bella itu. "Ntahlah. Kalau pun dia beneran sayang sama gue, dia bakal balik ke gue kok. Karena cinta tau di mana rumahnya yang sebenarnya untuk ia singgahi." Tambahnya.

Nessa menghela nafas berat, lalu tersenyum.

"Kalo lagi libur gini biasanya....pasti pergi sama kak Patra berdua. Terus beli es krim, terus main di timezone, terus...." airmata mulai menggumpal di penghujung mata Nessa, siap untuk terjatuh.

"Tau, ah. Mikirin yang di sana mulu. Belum tentu dia juga mikirin gue. Toh, dia lagi sama cewek lain." Ocehnya sendiri pada dirinya sendiri.

IrreplaceableTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang