11

6.2K 351 27
                                    

Drrt. Drrt.

Lelaki itu pun membuka matanya kaget karena getaran yang telah diciptakan oleh ponselnya di atas nakas sebelah kasurnya. Kemudian, ia pun mengucek sebentar matanya yang terasa seperti dilem itu, dan mulai mengambil ponselnya untuk melihat siapa yang menelfonnya.

"Halo? Apaan? Sekarang masih jam tiga pagi dan lo nelfon gue?" Tanya Patra sinis.

"Ya, emangnya salah gue nelfon lo? Gue cuma mau bilang aja, sih. Gue lagi siap-siap, nih, ke Jakarta. Selamat bertemu nanti!" Ucap perempuan itu dengan semangat.

Sebelum sempat Patra membalas ucapan perempuan itu, ia sudah memutuskan telfonnya dengan Patra. "Dasar, aneh." Patra menggelengkan kepalanya dan mulai memejamkan matanya lagi.

○○○

Perempuan itu masih saja belum bisa tidur daritadi malam, membuat wajahnya mempunyai kantung mata yang terlihat samar di matanya. Perempuan itu masih saja duduk dan memandang keluar jendela hotelnya. Menikmati waktunya di sini.

Kebetulan, ia memilih untuk tidur di hotel agar ia tidak telat ke bandara dan terbang ke Jakarta. Sedangkan Rio, Rio tidur di rumahnya dikarenakan Rio tidak ingin membuang-buang uangnya secara cuma-cuma.

Perempuan itu masih membayangkan seseorang yang selalu betah menetap di fikirannya dan enggan pergi. Ia membayangkan bagaimana perasaannya bila seseorang itu mempunyai perasaan yang sama dengannya. Ia pun tersenyum.

"Tapi sayang, lo udah ada yang punya." Gumamnya. "Tapi tenang aja, gue pasti bisa dapetin lo. Lo pasti bisa jadi milik gue, dan gue bisa jadi milik lo. Kita pasti akan saling memiliki suatu hari nanti."

"Walau dengan cara yang tidak seharusnya." Ia pun tersenyum miring.

○○○

"Abaaaang!" Adriana menggoyang-goyangkan badan Patra hingga Patra terjatuh dari tidurnya.

"Apa, sih?" Tanya Patra kesal karena merasa terganggu.

"Udah jam delapan, nih. Bangun kek, Bunda nanti bisa marah. Masa cowok bangun siang-siang!" Oceh Adriana.

"Heh, yang ada juga, Bunda selalu bilang kalau cewek yang gak boleh bangun siang-siang. Cewek harus bangun pagi. Lah, abang kan cowok, jadi suka-suka abang." Balas Patra untuk membela diri sambil kembali merebahkan badannya di atas tempat tidur empuknya.

Adriana tampak berfikir sejenak, "Di luar ada Nessa!"

Tanpa harus menggoyangkan badan Adriana, Patra langsung bangun dari tidurnya dan tersenyum manis. Tanpa membalas ucapan Adriana, Patra langsung saja melangkah ke luar kamarnya untuk mencari keberadaan Nessa.

Setelah keluar kamar, yang Patra dapatkan adalah harapan kosong. Adriana membohonginya. Patra pun kembali ke dalam kamarnya. Ia mendapati adiknya yang sedang menahan tawa dengan tangannya.

"Kamuuuuu, ngerjain abang, ya!" Patra langsung mendatangi Adriana dan mulai mengelitik kedua sisi tubuh Adriana.

"HAHAHAHA! Udah, bang. Udaaah!" Adriana mencoba melarikan diri dari Patra, tapi gagal.

"Mau abang berenti?" Adriana menganggukkan kepalanya sambil tertawa-tawa. "Traktir dulu! Kamu udah bohongin abang." Patra memeletkan lidahnya.

IrreplaceableTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang