Re-Write : Ti-Hard Day

3.6K 300 22
                                    

[Rumah Sakit Seoul]

Tiffany POV

Aku masih belum bisa percaya dengan hasil kondisi kesehatanku sekarang, kurasa aku masih dalam keadaan terguncang. Pernyataan itu terlalu mendadak, kenapa semua orang, termasuk Jongki sendiri enyembunyikannya dari dirikku.

{Flashback Pertemuan Tiffany dengan dr. Park Bogum}

Author POV

Bogum terdiam, sebelum Tiffany benar-benar mengintograsi dirinya. Dan dr. Park bingung bagaimana, ia menjelaskannya kepada wanita itu, tentang kondisi kesehatannya.

Tiffany tidak boleh shock ataupun merasa cemas, karena itu bisa saja berdampak pada mentalnya yang down, dan juga keadaan kandungannya.

"Kau harus banyak istirahat, dan jangan mencemaskan penyakitmu itu" Saran dr. Park.

"Lalu bayinya, apakah dia bisa merasakan sakitnya juga?"

"Iya, jika kau dalam keadaan tertekan Fany-Ssi"

Bogum menghela nafsasnya pelan, dan melihat tiffany masih nampak berfikir dengan kondisinya.

"Tiffany-Ssi, jalan satu-satunyan agar kau selamat adalah dengan melahirkan bayi itu secara prematur"

Tiffany mendongak, dia menatap nanar wajah bogum. Tidak mungkin jika bayi ini harus menderita karenanya.

"Tidak adakah cara lain,?"

"Jika kau mempertahankanya, hidupmu yang dipertaruhkan"

•••••

[Lorong Rumah Sakit]

Tiffany POV

Jadi aku akan mati Ocean, sebelum kau lahir. Mungkin aku, tidak akan bisa melahirkanmu secara normal. Maafkan aku Ocean, maafkan aku.

Aku memang bukan wanita sebaik yang kau bayangkan, aku seorang teman yang telah membuatmu hidupmu dalam bahaya, bahkan aku..aku.. bukan seorang ibu yang baik.

Bagaimana bisa?

Tidak, Ocean-ku tidak boleh dalam bahaya. Bayi suamiku harus lahir dengan sehat, kau tidak boleh ikut bersamaku Ocean. Bertahanlah...

••••

[Ruang Kerja Ayah Jongki]

Author POV

Ayah jongki mencoba menghubungi beberapa kenalan dokternya dari luar negeri. Jongki pun sepertinya melakukan hal yang sama, dia tidak henti-hentinya menekan tombol panggilan untuk semua teman sesama dokternya.

"Ayah bagaimana?" Tanya Jongki ketika sambungan telfonnya telah usai dengan salah seorang dokter di Singapura.

"Hanya ada satu cara,"

Jongki mengerutkan dahinya, dan mencoba mengira-ngira apa yang akan dikatakan ayahnya. Tapi dia bukan orang yang memiliki telepati.

"Dia harus melahirkan dalam waktu dekat ini"

Ribuan kali jua pernyataan itu telah ia dengar dari dr.Park maupun teman-temannya yang lain. Bahwa anak itu harus lahir, dengan selamat atau tidak.

"Putuskanlah Jongki, kau ingin selamatkan nyawa Tiffany atau bayimu?"

Tubuhnya hanya bisa mematung saat ini, kata-kata yang ingin dia ucapkan semuanya terasa membeku, dan lidahnya pun terasa kelu, bahkan hatinya bagai diremas kuat hingga terasa mengilu.

"Tidak ada cara lain, kita harus memilih. Sekarang semua keputusan ada padamu, nak" Sambung sang Ayah.

•••••

Tiffany Hwang • Destiny [Re-write]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang