Re-Write Sad with Happiness

3.2K 200 5
                                    

Tiffany keluar dari taksi yang dia tumpangi, jika langkahnya bisa lebih cepat dari ini dia pasti sudah ingin melakukannya, akan tetapi dia juga tidak bisa membiarkan janin dalam kandunganya.

Dari rumah Ny. Jieun sudah memberi peringatan agar wanita itu tidak berlari, dan terlalu berfikir macam-macam.

Penelfon yang membuat Tiffany seperti ini, adalah wanita yang tak dikenalnya. Dia hanya mengatakan jika paman dan bibinya mengalami kecelakaan dan di larikan kerumah sakit seoul.

Dalam perjalanan tadi, Tiffany sudah menelfon suaminya dan mengatakan jika dia harus kerumah sakit dan melihat sendiri keadaan paman dan bibinya.

"Jongki-Ssi isterimu" ujar Bogum ketika melihat Tiffany memasuki pintu masuk rumah sakit dengan sedikit terburu-buru.

Jongki menoleh kesamping kanannya, dan mendapati Tiffany tengah berdiri dikejauhan dengan wajah pucatnya. Lantas dengan berlari kecil Jongki mendekatinya dan membawa wanita hamil itu dalam dekapanya.

Tiffany terdiam lemah dalam dekapan sang suami, ini untuk kesekian kalinya dia menitikan air mata hari ini. Dia begitu terkejut dengan berita ini, keluarga yang pernah menyakitinya, memperalatnya demi harta, kini keduanya telah meninggalkanya sendiri.

Jangan mengira bahwa Tiffany sangat membenci mereka, meski mulutnya selalu berkata seperti itu, semuanya tidaklah benar. 

Keluarga tetap keluarga, tidak akan ada namanya mantan keluarga. Tiffany menyayangi mereka, sangat.

Paman dan bibinya adalah pengganti orangtuanya yang telah tiada, meski mereka terlalu banyak menyakiti Tiffany. Tapi paman dan bibinya selalu melindunginya, mungkin alasan dia dinikahkan oleh Jongki, bukan hanya karena harus melunasi hutang-hutang mereka, Tiffany berfikir salah satunya untuk kebahagiaanya.

Karena paman dan bibinya lah, Tiffany bisa  hidup bahagia bersama Jongki.

"Mereka meninggalkanku, mereka sangat jahat padaku" Lirih Tiffany

Suaminya mengerti dengan keadaan Tiffany sekarang, maka dari itu jongki hanya bisa memberi dukungan serta menyalukan kekuatan untuk Tiffany tabah.

"Mereka mencintaimu, dan jangan pernah takut! Masih ada aku Fany-ah!"

Jongki sedikit meraup udara untuk melepaskan kata-katanya

"Aku akan menjagamu, kau memiliki aku, Ocean, adik Ocean, dan juga Orangtuaku" Lanjut Jongki

'Terimakasih Tuhan' Batin Tiffany
.
.
.
Sebulan setelah kejadian itu, Tiffany menjadi lebih tegar meski nyatanya dia hanya sebatang kara. Tapi situasinya tidak membiarkan dia sendirian, masih ada keluarga kecilnya, bayi dalam kandunganya, suami tercinta, dan juga mertua tersayang.

Kini senyum indah Tiffany selalu terpancar dihari-harinya.

Hari ini dia mengawali harinya dengan bersenandung sembari menyiram tanaman yang ada dihalaman depan. Jongki mewujudkan taman impianya, berbagai macam bunga yang Tiffany sukai ada di taman ini. Dia merasa bahagia, bisa menghabiskan waktunya untuk menanam.

Lalu mengurus Ocean, yang sudah pandai berceloteh meski Tiffany tidak tahu apa artinya.

"Ocean sayang, jika adikmu lahir nanti kau harus selalu menyayanginya ya?"

Tiffany berbicara pada ocean yang berada disampingnya, balita perempuan berusia 11 bulan itu sedang asyik menggigiti mainan plastik yang aman untuk masuk kedalam mulutnya.

Jongki yang seorang dokter anak paham benar dengan perkembangan Ocean, semua mainan yang dimiliki Ocean sangatlah aman dan juga steril.

"Gigitlah sepuasmu nak, karena ayahmu akan sangat mengizinkanya" Ucap Tiffany riang sembari memainkan jemarinya di hidung gemas ocean.
.
.
.
Seunggi merapikan beberapa file yang berantakan akibat kesibukanya mempersiapkan pernikahannya yang hanya tinggal hitungan minggu lagi. Dia merasa sangat lelah tentunya, akan tetapi semua lelahnya sirna seketika saat memikirkan dia dan Chae Won akan berbahagia menata masa depan mereka setelahnya.

Tiffany Hwang • Destiny [Re-write]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang