A way

2.8K 197 7
                                    

Tiffany masih memejamkan matanya menikamati hari cerah di musim semi yang baru saja datang, hawa sejuk sedikit diselingi panas dirasakan oleh indera perasanya.

Sebuah suara tangis anak kecil membuat tiffany harus membuka matanya, itu adalah suara ocean yang tengah menangis di dalam kereta dorongnya. Kali ini tiffany harus menenangkanya dengan mengajak puteri kecilnya ini berjalan-jalan lagi.

Untung perutnya masih belum terlalu buncit dan juga terasa berat, karena jika tidak tiffany pasti sudah kelalahan.

"Ocean kenapa kau menjadi rewel sekali nak," tegur tiffany sembari membenarkan topi bergambar animasi princess yang bertengger di kepala mungilnya.

Meski ocean adalah bayi prematur, tapi dia bisa bertahan hidup hingga kini. Itu semua juga karena ayahnya seorang dokter anak yang handal. Lagipula jongki sudah berjanji, bahwa dia akan memastikan ocean tetap selamat.

"Hmm, ayahmu bilang akan datang setengah jam lagi" ucap tiffany yang sedikit kesal dibuatnya.

Jongki memang sudah memastikan jika semua kerjaannya sudah selesai sebelum jam tiga sore ini, tapi ini sudah hampir jam lima sore dan suaminya belum juga datang ke taman ini. Tiffany sebenarnya ingin menunggu lebih lama, tapi dia sudah sangat lapar karena harus menunggu jongki yang tidak datang.

"Ibu lapar ocean" rengek tiffany lirih

Jongki benar, kelakuan tiffany memang seperti anak kecil sekarang. Bahkan sekarang dia memanyunkan bibirnya dan menghentakan kakinya sesekali karena jongki tidak bisa dihubungi.

"Lebih baik kita pulang, ocean" desahnya kecewa dan kembali berjalan bersama ocean yang telah tertidur bersama botol susunya yang kosong
.
.
Chae won membenarkan letak sebuah vas yang berisi bunga lili yang baru saja dia beli, dan diletakkan di atas meja kerja seunggi.
Dia mengatur bunga-bunga itu untuk terlihat lebih cantik.

"Apa yang dilakukan calon isteriku pagi-pagi seperti ini" tubuh chae won merasakan sebuah tangan hangat melingkar dipinggangnya

Chae won tersenyum dan mendapati seunggi merebahkan kepalanya dipundaknya. Dia mencoba mengelus pelan rambut pria-nya dengan sayang.

"Aku hanya ingin memastikan bahwa kau baik-baik saja" jawab chae won

"Selama ada kau, aku akan baik-baik saja"

Chae won membalikan tubuhnya dan saling memandang satu sama lain.

"Jangan terlalu bergantung padaku seunggi-ah, aku takut jika tidak bisa selalu disisimu nanti" lirih chae won yang telah menangkup wajah bahagia milik calon suaminya

"kita akan bahagia, chae won-ah" ucap sungguh seunggi

Chae won mengangguk memberi tanda setuju untuk pernyataan calon suaminya. Mereka berdua saling menatap dan kembali memeluk dalam bahagia.
.
.
.
Tiffany benar-benar kesal sekarang, jongki tidak bisa dihubungi, tidak juga berada dirumah sakit.

"Sepertinya ayahmu tidak juga dirumah ocean" fikir tiffany yang baru saja keluar dari taxi dan tidak menemukan mobil jongki dihalaman rumah mereka.

Langkahnya pelan dan berhati-hati sembari mendorong kereta ocean, dia tidak ingin putrinya terbangun dari tidurnya yang lelap. Saat pintu rumah terbuka, dia berharap jongki akan ada dibalik pintu itu dan menyambutnya dengan sebuah kejutan, akan tetapi sepertinya itu hanya ekspetasinya.

Tiffany Hwang • Destiny [Re-write]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang