Chapter 2 : Target (Part 4)

99 16 2
                                    

"Baiklah. Pertama, dimulai dari kau."

Akira menunjuk Kirika.

"Kau tidak bisa menggunakan kekuatanmu dengan sempurna."

"Apa maksudmu? Kau pikir sudah berapa tahun aku menggunakan kekuatan ini-"

"Mau kubuktikan?"

"Hah?"

"Kemarin aku bisa memblok kakuatanmu dengan mudah. Kenapa saat itu kau menggunakan gelombang suara biasa? Kalau kau menggunakan suara ultrasonik, kau dapat menghancurkan esku dengan mudah. Menghancurkan pertahanan dengan gelombang suara ultrasonik ... jangan-jangan kau tidak pernah memikirkannya? Atau jangan-jangan ... kau tidak tahu?"

"Lalu, kau. Kekuatanmu memang hebat, tapi kau belum menggunakannya dengan baik."

Kali ini Akira menunjuk Ryota.

"Aku memang belum pernah bertarung melawanmu, jadi aku tidak bisa mengatakannya dengan jelas-tapi sekali melihat, aku tahu. Kenapa kau menggunakan debu untuk mengurung Homura? Apa kau bodoh? Kau bisa saja memasukkan debu itu kedalam matanya atau hidungnya atau mulutnya untuk membuatnya lengah sesaat, lalu mengalahkannya dengan serpihan logam, bukan? Kenapa kau malah menggunakan cara yang sulit?"

"Itu ...."

"Terakhir, kau! Aku kesal sekali denganmu!"

Kata Akira kesal sambil menunjuk Yuusuke.

"Aku? Kenapa kau kesal padaku?"

Tanya Yuusuke.

"Tentu saja aku kesal! Kau memiliki kekuatan yang hebat, tetapi saaama sekali tidak bisa menggunakannya dengan benar! Aduh, apa ya namanya ... etto ..."

Seru Akira kesal.

"Kau terlalu bergantung pada kekuatanmu."

Homura melanjutkan perkataan Akira.

"Ah, iya! Itu dia! Kau terlalu bergantung pada kekuatanmu! Kau harus bisa menguasai teknik bela diri!"

"Tapi ... aku tidak bisa-"

"Makanya belajar!"

Akira memotong perkataan Yuusuke.

"Kalau tidak bisa ya belajar! Kau ini bodoh atau apa, sih?!"

"Akira, jangan terbawa emosi."

Tegur Homura. Akira tersadar.

"Ah, benar juga ... maaf."

"Memang benar katamu, belajar ... tapi, belajar sama siapa?"

"Kau ini gaptek ya? Belajar di internet kan bisa."

"Yah, memilih aliran bela dirinya susah."

"Kalau begitu, kutunjukkan padamu."

Akira membawa Yuusuke ke ruang latihan. Homura mengikuti mereka dari belakang. Kirika dan Ryota mengangkat bahu, dan memulai sarapan mereka. Sementara itu, di ruang latihan.

"Hm ... untuk manusia biasa ... segini, ya."

Akira meninju dinding. BUM! Dinding itu hancur dalam sekejap.

"Yah, kira-kira seperti itu untuk ukuran manusia biasa."

"Manusia biasa tidak akan bisa melakukan ituuuu!"

Protes Yuusuke.

"Eh? Begitu ya? Padahal aku sudah mengurangi kekuatanku ...."

"Kalau begitu, Homura saja."

Kata Yuusuke. Homura terkejut.

"Aku?"

Homura menunjuk dirinya sendiri.

"Ya. Homura kan membawa pedang, seharusnya dia bisa mengajariku tekhnik berpedang ...."

"Baiklah, aku akan mengajarkan tekhnik berpedang padamu. Akira, buat orang-orangan untuk target."

Pinta Homura. Akira mengangguk. Ia mengangkat tangannya. Dari lantai keluar 10 buah orang-orangan yang terbuat dari es.

"Perhatikan baik-baik."

Homura mengeluarkan pedangnya dari sarungnya, lalu menghela napas. Hup! Ia mengayunkan pedangnya. 1 detik, 2 detik dan ... brak! Semua orang-orangan itu terbelah dalam sekejap. Yuusuke terbelalak kaget.

"Ooh! Seperti yang diharapkan dari Homura! Ah, kurasa itu tidak terlalu bagus, ya?"

Kata Akira. Homura kembali menyarungkan pedangnya.

"Ya, kurang. Aku sudah lama tidak menggunakan pedangku. Biasanya sekali ayunan dapat menghancurkan 1 ruangan ini."

"Jangan begitu, Homura. Kau ingin kita terkubur di dalam sini?"

"Itu hebat sekali, Homura!"

Kata Yuusuke.

"Hebat? Itu tadi?"

"Ya, hebat! Orang biasa tidak akan bisa melakukannya."

"Aku bukan orang biasa."

"Ah, benar juga ...."

"Akagi-san? Mizuno-kun? Yuusuke-kun? Bisa kembali ke ruang makan?"

Pinta Tsumire yang tiba-tiba muncul entah dari mana.

"Ah ... baik!"

Mereka kembali ke ruang makan.

"Ada apa?"

Tanya Yuusuke.

"Aku akan memberikan misi untuk kalian."

Kata Tsumire. Ia memberikan masing-masing selembar foto. Seorang laki-laki berambut pirang.

"Siapa ini?"

"Akio Seiji, 17 tahun, kelas 2 SMA, ketua OSIS di SMA Ichidai. Dia seorang esper, jadi aku ingin dia bergabung dengan kita."

Jelas Tsumire.

"Lalu, apa yang harus kami ...,"

"Masuk ke SMA Ichidai dan buat Akio-kun bergabung dengan kita. Mengerti?"

"...... EEEEHHH?!"

-Chapter 2 END-

Adversus FeroxTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang