Chapter 4 : Penangkapan (Part 6)

86 8 0
                                    

"Y-yang benar saja?!"

Belum sempat melarikan diri, Akira dan lainnya kembali dihadang musuh.

"Sebenarnya apa sih, hubungan mafia organ dengan PPE?!"

"Entahlah.. kakak, apa kau tahu sesuatu?"

"Hmm... sebenarnya aku juga tidak begitu tahu..."

"Ah... begitu.."

"Iya.. maaf ya, Sei-chan. Sepertinya kakak tidak bisa membantu..."

"Tidak apa-apa.. kakak tidak salah kok. Aku yang salah.. seharusnya aku melindungi kakak!"

"Sei-chan.."

"Hei kalian! Bisa ditunda dulu soal maaf-maafnya? Kita punya masalah yang lebih besar disini!"

5 unit PPE siap menyerang mereka. Akira dan Seiji siap-siap bertarung.

"Mizuno, apapun yang terjadi, kita harus melindungi kakak!"

"Iya-iya. Aku tahu itu, siscon!"

Seiji tersenyum. Ia menarik napas dalam-dalam. Semua air yang ada disana dibentuknya menjadi sebuah ombak besar yang dapat menghantam musuh seketika.

"Hooh, hebat juga kau, Seiji!"

"Tentu saja!"

Seiji menggerakkan ombak besarnya kearah 5 unit PPE di hadapannya. Kini musuh berkurang, sebagian besar terbawa oleh ombak Seiji.

"Bagus! Sekarang giliranku!"

Akira membekukan tangan kanannya dan meninju tanah.

Balok-balok es berujung tajam menusuk-nusuk musuh dari dalam tanah.

"Hyaah!"

Akira menyerang musuh-musuh yang masih tersisa.

Seiji membunuh musuh yang hendak menyerang kakaknya, Shizuka.

"Cih! Kalau begini tidak ada habisnya."

"Oh aku tahu! Mizuno! Apakah kau bisa membuat sebilah pedang dari es?"

"Hah?! Bisa saja sih. Tapi, apa yang akan kau lakukan dengan itu?"

"Sudahlah, buat saja!"

"Ok!"

Akira membuat sebilah pedang dari es dan melemparnya kearah Seiji. Seiji menangkapnya dan langsung menggunakannya dengan sangat baik.

"Oh? Kau juga bisa berpedang, Seiji?"

"Tentu saja! Kau pikir hanya Akagi yang bisa berpedang?"

"Baguslah kalau begitu!"

Akira dan Seiji terus menyerang musuh.

Beberapa anggota PPE hendak menyerang Shizuka. Dengan cepat, Seiji menahannya.

"Kakak tidak apa-apa?!"

"Ah.. iya..."

"Tenang saja, aku akan melindungi kakak!"

Shizuka menghela napas.

"Mizuno-san! Apa kau bisa membuatkan sebilah pedang lagi?"

"Eh? Tentu saja. Tapi, untuk apa?"

"Buat saja."

"Baiklah.."

Akira kembali membuat sebilah pedang dan melemparkannya kearah Shizuka. Shizuka menangkapnya dan menghempaskan musuh yang mendekatinya dengan cepat.

"Wah.. hebat.."

Akira terpukau. Shizuka tersenyum bangga.

"Kau pikir hanya Sei-chan yang bisa berpedang?"

"Bagaimana bisa..?"

"Nanti saja terpukaunya! Sekarang fokus pada musuh!"

"I-iya!"

"Tapi, ini benar-benar tidak ada habisnya!"

"Iya! Benar seka-- kakak! Awas!"

Beberapa anggota PPE hendak menyerang Shizuka dari belakang.

"Eh?!"

Sial! Tidak akan sempat kutangkis! Batin Shizuka sambil memejamkan matanya.

"AAA..!!"

Sebuah gelombang suara menghempaskan anggota PPE yang hendak menyerang Sizuka tadi.

Senjata-senjata musuh yang terbuat dari besi melayang dengan sendirinya dan membentuk sebuah tembok besar yang melindungi Akira, Seiji, dan Shizuka.

"Yuusuke! Kirika!"

***

"Huft! Akhirnya selesai!"

Dengan lega, Ryota bersandar di tembok. Ia baru saja selesai memberikan pertolongan pertama ke Homura.

"Setidaknya, pendarahannya sudah terhenti..."

Ryota menatap Homura lekat-lekat.

"Kau ini.. benar-benar membuatku khawatir saja..."

Dengan lembut, Ryota membelai rambut Homura.

"Bagaimana kau bisa mengalahkan musuh dengan luka seperti ini?"

Ryota tersenyum.

Homura tersadar dan membuka matanya dengan perlahan.

"...Ryota..?"

"Eh?!"

Ryota tersentak, ia langsung menarik tangannya dengan cepat. Wajahnya memerah.

"K-kau sudah sadar?"

"Iya.. oh iya! bagaimana dengan Akira?!"

"Kirika dan Yuusuke pergi membantunya duluan. Tapi, aku tidak tahu apa yang terjadi di sana.."

"Kalau begitu kita juga harus cepat-cepat membantu mereka! Ukh!"

Homura mencoba berdiri.

"Tenanglah! Aku hanya memberikan pertolongan pertama. Kau belum boleh berdiri dulu!"

Ryota menahan Homura.

"Tapi!"

"Sudahlah, kau diam saja!"

Ryota mengangkat tubuh Homura dan menggendongnya layaknya seorang putri.

"Ehh?! Apa yang kau lakukan! Cepat turunkan aku!"

Wajah Homura memerah.

"Jangan banyak gerak! Kau ingin cepat-cepat membantu Akira, kan? Percuma saja kalau kau disana tidak bisa melakukan apa-apa. Sekarang istirahatlah dulu!"

"Ukh.. baiklah..."

***

"Kalian datang disaat yang tepat, huh?"

"Kukira kami terlambat, tapi kami datang tepat waktu ya?"

"Ya! Kalian sudah menyelamatkan kakakku, terima kasih!"

Tap ... tap ... tap ...!

Suara langkah itu membuat mereka terdiam. Mereka mulai menggigil ketakutan.

Apa-apaan hawa membunuh ini ...?! batin Kirika.

Tubuhku ... tidak bisa bergerak! pikir Yuusuke.

Kurasa aku bisa bersenang-senang sedikit, ya? pikir Akira.

"Oya oya? Kalian bisa mengalahkan para bawahanku, hm? Hebat sekali."

Laki-laki itu memakai jas hitam dan kacamata hitam. Ia memegang cerutu di tangan kirinya.

"Kau bisa membuatku, yang seorang hard boiled ini turun ... hebat juga."

"Ossan! Gayamu itu nggak banget deh! Apanya yang hard boiled? Kau cuma terlihat seperti om-om mesum!"

"Apa?! Aku tidak mesum! Ini gaya hard boiled!"

Laki-laki tersebut menghisap cerutunya dan menghembuskan asap. Asap tersebut bergerak dan berubah bentuk menjadi monster.

"Terserah saja ... karena kalian akan mati disini."

"Kita lihat saja, ossan."

***

Adversus FeroxTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang