Chapter 7 : Akira dan Homura (Part 5)

48 7 0
                                    

"Akira .... Akira! Bangun! Kita sudah sampai di Yokohama!"

"Hngh ...? Haru?"

"Eh? Haru?"

"A-ah, lupakan saja. Ayo cepat ke tempat kejadian."

Kata Akira sambil turun dari mobil. Seiji pun ikut turun dari mobil.

"Kita harus memulainya darimana?"

"Aku sudah tau pelakunya. Tinggal bunuh saja dia."

Kata Akira sambil mulai berlari. Tanpa ragu, Seiji langsung mengikutinya.

"Selama tidur dia sudah mengumpulkan semua informasi yang didengarnya? Dan lagi, dia baru berumur 14 tahun, dan dia mengatakan hal menyeramkan seperti membunuh dengan mudahnya ...? Sebenarnya, dia itu siapa ...?"

Mereka sampai pada sebuah apartemen. Akira mengangkat kepalanya, memperhatikan kamar di lantai 7.

"Disitu, ya?"

Akira melompat dan dalam sekejap sampai di lantai 7. Seiji mengetuk sepatunya ke jalan. Sebuah balon air muncul di bawah sol sepatunya. Ia lalu melayang mengejar Akira.

"Banyak juga. 40 ... tidak, 45 orang?"

"Hum. Cuma 45 kan?"

"Cuma, kau bilang?"

"Iya, cuma. Memangnya kenapa? Bagimu itu banyak? Kalau begitu aku saja yang menghabisi mereka."

Akira mengambil ancang-ancang dan mendobrak pintu masuk kedalam kamar tersebut.

"Si-siapa kau?!"

"Anak kecil?"

"Siapa aku? Namaku Mizuno Akira. Ingat itu, sebagai sang dewa kematian kalian."

Akira menghentakkan kakinya dengan keras. Dari hentakkannya itu es langsung menjalar dan membekukan seisi ruangan. Ia lalu menjentikkan jarinya, dan es itu langsung hancur.

"Cepatnya ... belum 10 detik lho."

"Jumlahnya cuma segitu dan levelnya sekelas teri. Ngapain juga lama-lama?"

"O-oh, begitu ... kalau begitu, pulang sekarang?"

"Terserah. Makan dulu yuk."

"O-oke ...."

***

Tap ...

Homura menapakkan kakinya pada atap sebuah rumah, berhenti sesaat dan memperhatikan lingkungan di sekelilingnya dengan cermat. Tangan kanannya yang sejak tadi sudah siap memegang gagang pedang di punggungnya untuk menyerang orang yang mencurigakan, kini ia biaran beristirahat. Ia tersenyum sedikit sambil menatap bulan yang bersinar begitu terang di langit malam.

"Hari ini pun tenang, ya."

Gadis berumur 14 tahun itu bergumam kecil, Tetapi, gumamannya itu memberi kesan lega untuk dirinya sendiri. Ia pun membalikkan tubuhnya, hendak kembali ke markasnya. Walaupun ia tidak apa yang mau ia lakukan sesampainya di markas, karena partnernya--Akira, tengah menjalankan misi bersama Seiji di Yamasaki.

"Hei, Homura. Lama tak bertemu denganmu."

Homura terkejut mendengar suara yang tidak asing baginya dari sebelahnya. Di arah itu, ia melihat seorang laki-laki tinggi berambut coklat muda kemerahan yang sangat ia kenal.

Melihat itu, mata Homura membulat. Kakinya melemas. Badannya gemetar dan keringat dingin bercucuran. Sambil mempertahankan kakinya untuk berdiri, dengan perlahan ia mengeluarkan pedangnya dan mengarahkannya ke lelaki itu.

Adversus FeroxTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang