Markas Adversus Ferox
"Kami kembali."
"Oh! Mizuno, Akagi, kalian sudah datang, ya. Ng? Mizuno? Kenapa kau terlihat sedih?"
Tanya Seiji bingung.
"Eh? Ti-tidak apa-apa! Dan, jangan panggil aku Mizuno! Aku tidak suka nama itu!"
"Kenapa? Padahal, nama Mizuno kan bagus."
"Tetap saja ... aku tidak menyukainya."
"... baiklah. Etto ... A ... Akira."
"Ya, begitu! Ah~capeknya. Aku mau mandi!"
Kata Akira sambil meninggalkan Seiji dan Homura.
"Akagi, apa terjadi sesuatu padanya? Tumben mau mandi."
"... kurasa, dia bertemu seseorang saat perjalanan pulang."
"Siapa?"
"Entahlah. Tapi aku melihat orang itu memeluknya."
"A-apa?!"
Homura tersenyum, lalu menepuk bahu Seiji.
"Kalau tidak cepat nanti keburu diambil orang, lho."
Homura berbisik di telinga Seiji. Wajah Seiji memerah,
"Bukan begitu!"
Homura kembali ke kamarnya dan Akira. Akira tidak ada ... berarti dia memang sedang mandi, ya? pikirnya.
Di kamar mandi ...
Zrash ...
Air shower mengalir deras membasahi tubuh mungil Akira. Ia hanya bisa menatap lantai dengan tatapan kosong.
"Kau tidak akan bisa lari dariku, Akira-ku sayang."
Perkataan Haru menghantui Akira. Akira mematikan air dan mengambil handuk, lalu memakai bajunya. Tak lupa, ia mengikatkan kain di lengan kirinya untuk menutupi tatonya. Setelah itu, Akira keluar dari kamar mandi dan berpapasan dengan Yuusuke.
"Ah! Akira, kau sudah kembali, ya?"
"Kalau tau ngapain nanya?"
Balas Akira ketus.
"Ma-maaf ... oh iya, bagaimana misimu?"
"Sempurna. Gampang banget, kegampangan malah. Kalau kau bagaimana?"
"Uhm ... gimana, ya ... setidaknya, kami menemukan pelakunya."
"Oh ya? Tapi, apa maksudmu 'setidaknya'?"
"Etto ... kami kehilangan mereka."
"Hah?! Kau--tidak, kalian itu bisa jalankan misi dengan benar tidak sih?! Masa bisa lolos?!"
"Maaf! Tapi ... mereka ...."
"? Kenapa?"
"Aku akan menjelaskannya padamu dan Homura saat makan malam tiba."
"Hah? Kenapa kau jadi begini?! Memangnya aku tidak boleh tau sekarang?!"
Seru Akira emosi.
"Akira! Kenapa kau jadi marah? Ini ada hubungannya denganmu dan Homura, jadi aku ingin menjelaskannya pada kalian berdua."
Akira terdiam, lalu mengatur napasnya.
"Maaf ... aku ... malah menjadi emosional."
"Tidak apa-apa ... tapi tidak biasanya kau seperti ini. Apa ada sesuatu?"
Tanya Yuusuke. Akira menggigit bibir bawahnya,
"Tidak, tidak ada apa-apa."
"Begitu? Kalau begitu, tidak apa-apa, sih ... tapi ...,"
"Tapi?"
"Kalau punya masalah jangan kau pendam sendiri. Kami akan mendengarkan masalahmu. Itulah gunanya teman."
"... padahal kau cuma seorang Yuusuke, tapi bicaranya sok sekali ...."
"Apa maksudmu dengan hanya seorang Yuusuke, hah?!"
***
"Jadi? Cepat jelaskan pada kami!"
"Pelakunya 2 orang, laki-laki."
"Lalu? Apa hubungannya dengan kami?"
"Yang satu, laki-laki dengan tinggi 163 cm. Dia ... persis seperti Akira."
"... apa?"
Akira terkejut.
"Wajahnya mirip sekali denganmu, persis. Tapi dia lebih tinggi darimu, tentunya."
"Bagaimana dengan lelaki satunya?"
Tanya Homura.
"Kami tidak melihat wajahnya, tapi ... matanya merah pekat dan memancarkan aura yang sama seperti Homura."
"Kau tidak mengira kami pelakunya, kan?"
"Tentu saja tidak. Kami percaya pada kalian, kok. Dan sepertinya kalian juga tidak mengenal mereka, ya?"
"Aku tidak kenal."
Kata Homura tegas.
"... Akira?"
"A-ah? Y-ya, aku juga tidak kenal mereka."
"Begitukah? Aku lega dan kecewa disaat yang bersamaan."
Kata Tsumire.
"Oh iya, Mizuno-kun, Akio-kun, aku punya misi untuk kalian berdua."
"Eh? Untukku ... dan Akira?"
"Ya. Sebenarnya ada kasus pemboman di Yokohama ... aku ingin kalian pergi kesana dan memeriksanya."
"Tapi, Akagi bagaimana?"
Tanya Seiji.
"Tidak bisa. Kekuatan kalian berdua yang cocok untuk misi kali ini. Pergilah sekarang juga."
Kata Tsumire.
"Baiklah. Kalau begitu, ayo bersiap, Akira."
"A-ah, ya. Aku akan bersiap secepatnya."
Akira langsung kembali ke kamarnya, sedangkan yang lain bertatapan satu sama lain.
"Ada apa dengan Akira?"
"Entah ...? Mungkin dia lapar."
"Itu tidak ada hubungannya, lagipula tadi dia yang paling banyak makannya."
"Tapi tetap saja ... aneh, kan?"
"Ya ... tidak biasanya ia seperti itu. Apa dia punya masalah? Bagaimana menurutmu, Homura?"
"... aku tidak tau."
"Begitu? Hmm, mungkin cuma perasaan kita saja. Sudah, yang lainnya segera tidur! Akio-kun, aku akan menyiapkan mobil untuk kalian. Nanti kalau kau sudah selesai bersiap, panggil Mizuno-kun juga, ya."
"Ah, baik."
Mereka bubar dan kembali ke kamar masing-masing. Seiji bersiap membawa senjata kecilnya untuk berjaga-jaga. Setelah merasa peralatan yang ia bawa cukup, ia keluar dari kamarnya dan menuju kamar Akira dan Homura.
Sebelum Seiji mengetuk pintu, Akira sudah berkata dari dalam.
"Seiji, ya? Aku sudah siap, ayo berangkat."
Akira membuka pintu kamar, lalu mereka menuju garasi mobil yang ada di lantai 1.
"Kau bisa naik mobil?"
Tanya Akira.
"Bisa. Aku pernah mencobanya dulu."
"Kalau begitu, kau yang menjadi supirnya, aku tidur. Nanti kalau sudah sampai, bangunkan aku."
"Hh ... baiklah."
Mereka naik keatas mobil yang sudah disiapkan oleh Tsumire. Seiji menyalakan mesinnya, dan mereka melacu menuju Yokohama.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Adversus Ferox
FantasíaEsper. Singkatnya, mereka adalah orang-orang yang memiliki kemapuan khusus seperti membaca pikiran, menggerakkan benda dengan pikiran dan sejenisnya. Pada tahun 20××, pemerintah mulai menargetkan esper sebagai buronan. Tidak ada yang tahu ke...