Chapter 3 : Misi (Part 4)

86 13 1
                                    

Homura segera melompat kembali ke dalam kolam dan menyelam untuk menyelamatkan Akira. Kazuya yang juga mendengarnya langsung ikut menyelam juga.

"Ah, itu dia! Gawat, sepertinya dia sudah kehilangan kesadaran! Kalau begini terus bahaya!"

Batin Homura.

Ia mempercepat gerakannya. Tiba-tiba Kazuya menyusulnya dan dengan cepat menarik tangan Akira.

Homura terkejut melihatnya.

"Yang benar saja?! Bagaimana bisa ia bergerak secepat itu di dalam air!?"

Batinnya.

Tanpa pikir panjang, Homura turut membantu Kazuya menarik Akira keluar dari air.

"Bwah! Hei, kalian! Cepat ambilkan handuk!"

Seru Kazuya. Ryota dan Yuusuke segera mengangkat Akira dari air. Kazuya dan Homura juga keluar dari air dan menghampiri Akira yang terbaring di pinggir kolam. Untuk membuka saluran pernapasan, Kirika dengan lembut mendongakkan kepala Akira dengan menekan dahi sambil sedikit mondorong dagu Akira.

"Shimizu-san! Apa kau bisa mendengarku?!"

Tanya Kazuya. Akira tidak menjawab. Kazuya mendekatkan telinganya ke hidung dan mulut Akira untuk mendengarkan adanya napas atau tidak.

"Sial, dia tidak bernapas!"

Kazuya bersiap melakukan CPR. Ia menekan bagian tengah dada Akira untuk mengeluarkan air yang masuk. Lalu, menjepit hidung Akira dan mendekatkan mulutnya ke mulut Akira untuk memberikan napas buatan.

"Ohok! Ohok!"

Beberapa saat kemudian, akhirnya Akira sadar. Ia membuka matanya dan melihat Kazuya dan yang lainnya dengan raut wajah khawatir. Akira segera bangun.

"Eh? Apa yang telah terjadi? Kau! Apa yang baru saja kau lakukan?!"

Akira menunjuk Kazuya dan menatapnya tajam.

"Seharusnya kau berterima kasih padanya. Dia yang menyelamatkanmu."

"Menyelamatkan? Apa maksudmu?"

"Tentu saja. Tadi kau hampir tenggelam. Dan Kazuya menyelamatkanmu, tentu saja dengan CPR."

"CPR..? E-eeh?!! CPR itu, kan!! K-k-kenapa kau melakukan itu, dasar bodoh?!!!"

Wajah Akira memerah.

"Cih, baru saja ditolong. Setidaknya ucapkan terima kasih, dong! Dan kau...."

Kazuya memperhatikan Akira, lalu memperhatikan Homura dan Kirika.

"Benar-benar berbeda dengan temanmu ya? Benarkah kau 17 tahun?"

"Sialan!! Apa yang baru saja kau lihat, hah?!! Mati saja sana!!!"

BYUR! Akira menendang Kazuya ke dalam air dengan keras.

"Hei, kau menendangnya terlalu keras. Bagaimana kalau dia tenggelam?"

"Berisik! Biar saja dia tengg-.."

"Bwah!"

Kazuya keluar dari air. Ia lalu mencipratkan air ke Akira.

"Hei! Apa-apaan kau?! Bisa-bisa aku mati teggelam!!!"

"E-eh? Bagaimana bisa? Cih! Pokoknya aku membencimu! Kenapa tidak mati saja?!!"

"Berisik. Sebentar lagi, pelajaran selanjutnya akan dimulai. Cepatlah ganti baju dan kembali ke kelas!"

Kazuya berdiri dan segera ke kamar mandi untuk bilas dan ganti baju. Dari belakang, Homura memperhatikannya dengan tajam.

"Kecepatan seperti itu di dalam air.., apa mungkin, Hydrokinesis?"

Batin Homura.

Akira mengepal tangannya.

"Tidak mungkin. Seharusnya setelah terkena tendanganku tadi, ia kehilangan kesadaran. Paling tidak, ia akan terjatuh cukup dalam. Akio Seiji, bagaimana bisa?"

Batinnya.

***

Pulang sekolah. Setelah seluruh murid pulang, Yuusuke dan lainnya berkumpul di kelas.

"Kalian juga menyadarinya, kan?"

Tanya Ryota dengan serius.

"Gerakan itu.., kita tidak bisa menyebutnya lemah."

"E-eh? Menyadari? Menyadari apa?"

Tanya Yuusuke polos.

"Bodoh. Apa kau tidak menyadari apapun saat melihat dia langsung muncul setelah di tendang Akira ke dalam kolam?"

"Ah, benar juga, ya..."

Kirika menghela napas.

"Hydrokinesis,"

Kata Homura tiba-tiba.

"Aku menyadarinya saat melihatnya menyelamatkan Akira di dalam air,"

Yang lainnya terkejut.

"Iya. Aku juga menyadari sesuatu. Tidak mungkin ia bisa muncul secepat itu setelah kutendang cukup keras. Seharusnya ia terjatuh cukup dalam. Bahkan, bisa kehilangan kesadaran,"

Akira menambahkan.

"Yah, kalian semua sudah tau kekuatan Akira, kan?"

Tanya Homura memastikan.

"Tentu saja! Akira bisa saja melubangi dinding ini dengan mudah."

"Hee? Ternyata Tsumire memang selalu benar."

"Kalau begitu, sebaiknya kita cepat merekrutnya. Tentu saja sebelum PPE menangkapnya."

Yuusuke, Ryota, dan Kirika tersenyum.

"Yaah, sebaiknya begitu. Dan.., hoooi! Kau yang dibalik pintu! Apa yang kau lakukan di sana?! Cepatlah keluar!"

Seru Akira sambil tersenyum licik. Lelaki yang bersembunyi di belakang pintu itu terkejut. Dengan perlahan, ia keluar dari persembunyiannya.

"Lho? Ketahuan ya? Sepertinya aku masih payah ..."

***

Adversus FeroxTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang