WARNING!! IT'S GENDERSWITCH (GS for all uke) FanFic, Don't Like Don't Read, no BASH! ^^
.
.
.
.
Happy Reading~"Eomma kita mau kemana?" tanya seorang yeoja mungil dengan rambut brunette sebahunya. Langkah kakinya berusaha menyeimbangkan dengan langkah ibu yang tengah menggenggam erat tangannya dengan wajah sendu.
"Eomma?"
"Baek, eomma mohon jangan banyak bertanya, kau hanya perlu melakukan apa yang eomma minta. Arra?"
"Tapi- kenapa kita membawa semua barang-barang ini eomma?" tanya yeoja mungil itu sambil mengamati koper dan ransel yang mereka bawa. Raut wanita itu semakin sendu, ia tak berniat menjawab pertanyaan yang dilontarkan putrinya.
"Baek?" panggil wanita itu seraya menghentikan langkah kakinya.
"Emm?"
"Baekie sayang eommakan?" tanyanya yang sekarang sudah mensejajarkan wajahnya dengan Baekhee.
"Tentu saja"
"Kalau Baekie sayang eomma, tolong jaga diri Baekie baik-baik"
Kening yeoja mungil itu berkerut samar mendengar ucapan ibunya, "eom-"
Cup.
Ucapan Baekhee terhenti ketika wanita itu mengecup keningnya dan kini memeluknya erat. Sangat erat. Dan disaat yang sama Baekhee merasakan firasat buruk yang membuat dadanya terasa sesak.-mistake-
"Luna?" panggil seorang namja berusia tujuh tahun yang sepantaran dengan yeoja manis bernama Xi Luna.
"Kau datang?"
"Tentu saja, kau tidak suka aku datang kerumahmu?" ucap namja itu.
"Ani, bukan begitu. Hanya saja..appa bilang kalau hari ini aku akan dapat teman baru, karena kau sudah disini nanti kita bisa bermain bersama, eotte? Pasti menyenangkan, iyakan?"
Namja itu menatap Luna lama sebelum akhirnya memperlihatkan senyumannya. Sebuah senyuman yang hanya dimengerti olehnya sendiri.
"Baiklah nanti kita main bersama-sama"
Ting-Tong!
Kedua mata Luna membulat mendengar suara bel dirumah mewahnya, sejak tadi ia memang tak sabar menunggu tamu yang kemarin dibicarakan ayahnya.
"Mungkin itu dia, kajja!" Luna menarik tangan namja itu keluar dari kamarnya. Yeoja itu berlari menuruni tangga menuju pintu utama. Langkahnya terhenti ketika melihat seorang wanita memasuki rumah itu bersama seorang anak yang tampaknya jauh lebih muda daripada Luna.
Anak itu menoleh kearah Luna dengan tampang polosnya membuat Luna merasa gemas. Senyuman manis terkembang diwajah Luna. Yeoja yang lebih kecil segera menundukkan wajahnya karena malu. Sementara wanita yang bersama yeoja itu menoleh kearah Luna dengan pandangan terkejut, perlahan iapun tersenyum lembut pada yeoja manis itu.
Pelayan mempersilahkan mereka masuk dan langsung menunjukkan kamar untuk kedua tamu tersebut. Luna dan seorang namja terus mengikuti mereka dan mengintip dari pintu. Setelah pelayan itu keluar wanita yang berada didalam kamar kembali tersenyum dan menyuruh Luna untuk masuk.
"Anak manis siapa namamu?" tanya wanita itu sambil membelai lembut rambut Luna.
"Xi..Luna." jawab Luna tersipu membuat namja disampingnya terkekeh.
"Lalu..namja tampan ini siapa?" sambung wanita itu seraya mencubit pipi bocah laki-laki disamping Luna, "O-oh Sehun-imnida" jawabnya tak kalah malunya dengan Luna.
"Putri bibi pasti senang bermain dengan kalian, Baekhee kemari sayang" panggil wanita itu pada yeoja mungil yang berdiri mematung didekat lemari pakaian. Dengan langkah malu-malu yeoja itu mendekat dan segera mendekap kaki ibunya, "perkenalkan dirimu, mereka adalah teman-teman baru Baekhee"
"By-Byun Baekhee-imnida" gumam Baekhee lirih. Sementara itu kedua mata Luna berbinar mendengar nama yang disebutkan yeoja yang lebih pendek darinya, "wah! Namamu bagus sekali" puji Luna membuat Baekhee tersipu.
"Ahjjuma, boleh tidak aku mengajak Baekhee bermain?"
"Tentu saja"
Luna tersenyum riang mendengar jawaban itu, tangannya segera menggenggam erat tangan Baekhee dan menariknya keluar dari kamar, "Sehunie kajja!" teriak Luna.
Wanita itu tersenyum sayu melihat kepergian ketiga bocah yang baru saja keluar dari kamarnya, "mian Baekhee, eomma tak bisa lagi bersamamu. Semoga Luna bisa menjagamu dengan baik.."-mistake-
Malam tiba dan Baekhee terbangun dari tidurnya. Setelah lelah bermain ia tertidur dikamar Luna. Yeoja itu menoleh kesamping dan mendapati Luna yang masih tertidur disampingnya. Sementara seorang namja tertidur di sofa panjang yang tak jauh dari ranjang Luna.
Sebuah senyum terukir diwajah imut yeoja itu. Ia merasa senang karena mendapat dua teman baru yang sangat baik padanya, sejak dulu Baekhee selalu menginginkan sosok seorang kakak dan kini ia justru mendapat dua orang kakak yang cantik dan tampan.
Senyuman Baekhee perlahan lenyap ketika ia mengingat sesuatu, dimana ibunya? Apa mungkin ibunya masih beristirahat di kamar mereka?
Dengan gerakan perlahan Baekhee menuruni ranjang milik Luna dan berlari menuju kamarnya, namun...kosong.
"Eo-eomma?" gumam Baekhee lirih, yeoja mungil itu berlari kecil ke arah kamar mandi yang ada disudut kamar namun hasilnya tetap nihil.
"Mu-mungkin eomma dibawah" Baekhee bermonolog pada dirinya sendiri. Ia masih berusaha berpikir positif, ibunya tak mungkin meninggalkannya, iyakan?
Dengan kaki kecilnya, Baekhee menuruni tangga dan berlarian menjelajahi rumah besar nan mewah tersebut. Mulai dari ruang keluarga, ruang tamu, halaman belakang, dapur namun sosok ibunya masih tak dapat ia temukan. Samar-samar ia mendengar sebuah percakapan di sebuah ruangan dekat dapur, Baekhee berharap itu adalah ibunya. Baekhee melesat cepat menuju ruang makan dan harapannya lenyap. Ia hanya menemukan tiga orang dewasa didalam sana. Yang satu adalah salah satu maid dirumah itu, dan yang dua lainnya...entahlah Baekhee baru melihat mereka.
Kedua sosok yang duduk dibalik meja makan menoleh kearah Baekhee. Sang wanita terlihat berbinar senang saat melihat sosok malaikat manis itu, sementara sang pria menatap Baekhee dengan pandangan yang sulit diartikan.
"Kau Baekhee?" tanya sang wanita dan dijawab anggukan bingung oleh Baekhee. Wanita itu berdiri dan menghampiri Baekhee, "kau cantik sekali"
"Ahjjuma-eomma eoddiseo?" tanya Baekhee membuat ketiga orang dewasa itu merubah ekspresi mereka menjadi gundah.
"Eomma Baekie sedang pergi sebentar" jawab wanita cantik itu.
"Pergi kemana? Kenapa tidak mengajak Baekie?"
"Ah keuggae-"
"Baekie kau disini? Aku mencarimu kemana-mana" perhatian semua orang teralih pada suara itu. Seorang yeoja mungil yang lain berdiri dibelakang Baekhyun bersama seorang namja.
"Luna?"
"Eomma?! Eomma sudah pulang?!" pekik Luna dengan wajah yang berubah riang. Luna segera berhambur kedalam pelukan ibunya, "eomma, bogoshipo"
"Emm..eomma juga merindukan Luna" sahut wanita itu. Baekhee yang melihat adegan itu merasa semakin gusar, dimana ibunya sekarang? Kenapa ia pergi tanpa mengajak Baekhee?
Dengan gerakan cepat Baekhee berbalik dan segera berlari menuju pintu utama. Hanzo yang pertama menyadari gerakan Baekhee segera bangkit untuk menyusul yeoja mungil itu. Kemudian Rina yang tersadar juga segera menyusul suaminya diikuti oleh Lunabdan Sehun yang terlihat kebingungan.
"Eomma waeyo?" tanya Luna, namun Rina tak menjawabnya. Langkahnya terhenti ketika melihat Hanzo berhasil menahan tubuh mungil Baekhee sebelum mencapai gerbang.
"Lepaskan, Baekie mau ikut eomma!" pekik Baekhyun mulai menangis.
"Eo-eomma kenapa Baekie menangis?" tanya Luna terlihat khawatir, "apa Lulu berbuat jahat padanya?"
Rina mendekap tubuh putrinya, "anio Lulu, hanya saja Baekhee merindukan eommanya"
"Eomma Baekhyun? Ahjjuma cantik itu? Memangnya dia kemana?" tanya Luna lagi, dan Rina kembali terdiam. Pandangannya tertuju pada Hanzo yang berusaha menenangkan Baekhee.
"Ahjjusi lepaskan! Baekie ingin bertemu eomma!! Kenapa eomma meninggalkan Baekie! Huuaa!!" tangisan Baekheebmenjadi semakin kencang membuat hati siapa saja yang mendengarnya terasa tersayat.
"Baekhee dengarkan paman, eommamu pasti akan kembali. Untuk sementara waktu tinggallah dulu bersama kami, kau bisa bermain dengan Luna eonni, emm?"
"Shireoo!! Baekie hanya mau eomma! EOMMAA kajima!"
"Baekie"
Baekhee yang masih menangis menoleh kearah Luna yang entah sejak kapan sudah berdiri disampingnya. Yeoja itu tersenyum lembut dan mengusap airmata yang mengalir deras membasahi pipi Baekhee, "jangan menangis seperti itu, anak manis tidak boleh menangis, tuk"
"Tapi-eomma Baekie pergi" isak Baekhee. Luna bertukar pandang dengan ayahnya kemudian kembali menatap Baekhee sambil tersenyum lembut, "ahjjuma cantik pasti kembali, sementara itu Baekie tinggal saja dulu bersama kami, kita tunggu ahjjuma bersama-sama ne?"
Baekhee terpaku menatap senyuman Luna, senyuman yang membuat dadanya terasa hangat. Perlahan isakannya mereda dan sebuah senyuman muncul diwajah imut Baekhee.
Hanzo dan Rina yang melihat hal itu merasa lega. Mereka sudah membesarkan Luna dengan baik sehingga yeoja itu memiliki hati yang begitu lembut. Sehun juga tersenyum melihat adegan itu, namun jauh dalam lubuk hatinya ia merasa tidak tenang karena ada sesuatu yang ia sembunyikan dari Luna dan demi apapun Sehun tak sanggup mengatakannya.-mistake-
Satu bulan berlalu Baekhee selalu menunggu ibunya datang menjemputnya, namun ibunya tak pernah datang. Bahkan memberi kabarpun tidak. Baekhee tak tahu kemana ibunya pergi. Disisi lain ia menjadi semakin dekat dengan keluarga Xi, keluarga ini benar-benar memperlakukannya dengan sangat baik.
Baekhee seolah benar-benar menjadi bagian dari keluarga ini. Ia memiliki ayah dan ibu yang perhatian dan seorang kakak perempuan yang cantik dan baik hati. Baekhee mulai merasa nyaman dengan keluarga Xi, keluarga utuh yang selalu Baekhee harapkan selama ini. Dan ia masih terlalu kecil untuk mengetahui alasan mengapa ibunya meninggalkannya di keluarga ini.
Baekhee melihat Luna yang tiba-tiba saja berlari keluar dari rumah dengan wajah memerah, "eonni?" panggil Baekhee namun tak dihiraukan oleh Luna. Tak lama Rina menyusul dengan wajah cemasnya.
Baekhee akhirnya berhasil menghentikan langkah orang terakhir yang hendak melewatinya. Tuan Xi Hanzo.
"Ahjjusi? Mereka kenapa?"
Pandangan khawatir Hanzo berubah menjadi teduh saat menatap yeoja mungil tersebut, "Luna baru saja mengetahui alasan kenapa Sehun tidak berkunjung akhir-akhir ini"
"Sehun oppa? Memangnya kenapa?"
Hanzo tersenyum tipis sembari mengusak poni lembut Baekhee, "Sehun-"-mistake-
"Oh Sehun nawa!!" pekik Luna didepan kediaman keluarga Oh yang terlihat sepi tanpa penghuni. Setelah tidak sengaja mendengar pembicaraan kedua orang tuanya, Luna tak bisa berpikir apapun lagi selain berlari ke rumah Sehun yang hanya berjarak tiga rumah dari rumahnya. Ia harus memastikan apa yang dibicarakan kedua orangtuanya itu benar dan melihat keadaan rumah Sehun sekarang sepertinya itu benar.
Airmata merebak di pelupuk mata cantik Luna. Tentu Luna tak bisa menerima hal ini.
"Oh Pabo nawa-yo!!! NAWA!!" teriak Luna yang mulai menangis didepan rumah keluarga Oh. Rina yang berhasil menyusul Luna segera memeluk putrinya, "Lulu keummanhae, mereka sudah pergi chagi"
Luna meronta untuk melepas pelukan ibunya, "wae?! Kenapa eomma tidak memberitahuku? Kenapa tak satupun dari kalian menberitahu hal ini?!!"
"Chagi~"
"Kenapa Sehun pergi begitu saja, hiks.. Kenapa dia harus ke Jepang!!"
Rina tahu putrinya pasti sangat kecewa setelah mengetahui kepergian Sehun. Ya. Memang benar, Sehun dan keluarganya pindah ke Jepang sepekan yang lalu karena ayah Sehun harus mengambil alih perusahaan kakek mereka disana. Rencana ini sudah sangat lama dibicarakan dan akhirnya keluarga Oh sepakat untuk pindah ke Jepang.
Sehun meminta pada kedua orangtua Luna untuk tidak menberitahu putri mereka. Sehun takut Luna akan marah padanya jadi Sehun memilih untuk diam sampai ia pergi. Toh jika sekarang Luna marah padanya, Sehun tidak akan mengetahuinya. Sehun sama sekali tak bisa melihat sahabatnya itu menangis ataupun marah. Membayangkannya saja Sehun tak sanggup. Akhirnya Rina dan Hanzo menyetujui hal itu, dan ternyata benar Luna sangat marah hingga tak terkendali seperti sekarang.
Perlahan Rina kembali mendekati putrinya yang masih menangis dan memeluknya erat, "mian chagi~ eomma yakin Sehun akan kembali nanti"-mistake-
Baekhee mengetuk pintu kamar Luhan yang tertutup rapat. Sejak insiden tadi siang Luna mengurung dirinya di kamar. Baekhee sudah tahu semuanya dan ia benar-benar ingin menghibur Luna sekarang. Ia tahu, sangat tahu bagaimana rasanya ditinggalkan seseorang yang berharga tanpa sepatah katapun.
"Eonni?"
"..."
Baekhee dapat melihat Luna yang duduk termenung diatas tempat tidurnya, matanya sembab dan wajahnya terlihat sendu, "eonni gwaenchana?" tanya Baekhee dengan suara imutnya.
Masih tak mendapat balasan Baekhee memilih melangkah kedalam dan mendekati Luna, "eonni?"
Luna mengangkat pandangannya kearah Baekhee, matanya kembali berkaca-kaca, "Baekie, Sehun..dia-hiks..dia pergi"
Tangan mungil Baekhee mengusap punggung Luna lembut berusaha menyalurkan ketenangan pada yeoja yang lebih tua darinya.
"Bagaimana dia bisa pergi begitu saja tanpa memberi kabar apapun, Oh Pabo! Hiks"
Baekhee tak tahu harus bicara apa agar bisa menenangkan yoeja itu. Ia masih terlalu kecil untuk pandai merangkai kata-kata. Satu hal yang bisa Baekhee lakukan sekarang. Kedua tangannya terulur dan memeluk tubuh Luna erat, sangat erat.
"Eonni jangan menangis, anak manis tidak boleh menangiskan? Nanti kita tunggu eomma dan Sehun oppa bersama-sama ne?" ucap Baekhee polos sedikit mengutip ucapan Luna satu bulan yang lalu. Kedua mata rusa Luna membulat mendengar ucapan Baekhee, seulas senyum muncul di wajah cantiknya.
Benar. Sekarang Luna tak sendiri, ada Baekhee disisinya. Ada kedua orangtua yang akan selalu menyayanginya. Dan dia akan terus menunggu dan menunggu sampai Sehun kembali.
"Baiklah ayo kita menunggu mereka bersama" gumam Luna pada akhirnya.
.
.
.
.
TBC or Not?Leave vomment juseyo ^^
Annyeong readers. Thorie bawa ff baru lagi.
Berminat untuk next?
KAMU SEDANG MEMBACA
Mistake
Fanfiction[ChanBaek_HunHan_GS] Baekhee dititipkan ke keluarga Xi saat usianya 6 tahun. Entah mengapa tuan Xi tak bisa berhenti menyayangi Baekhee, dan hal itu menjadi salah satu alasan Luna membenci Baekhee. Dia sering membully Baekhee bersama dengan Chanyeol...