Chapter 13

7.6K 609 9
                                    

WARNING!! IT'S GENDERSWITCH (GS for all uke) FanFic, Don't Like Don't Read, no BASH! ^^
.
.
.
.
Happy Reading~

Baekhee tersadar setelah ia pingsan selama hampir dua jam. Mata sipitnya mengerjap beberapa kali, sesosok namja duduk disampingnya sambil menatap cemas kearahnya, "Baek kau sudah sadar?"
"O-oppa" lirih Baekhee, "oppa yang menolongku?"
Sehun menggelengkan kepalanya sambil tersenyum lembut, "Chanyeol yang membawamu pulang, aku hanya menemanimu sampai kau sadar."
Baekhee mengalihkan pandangannya dari Sehun, 'jadi Chanyeol yang membawaku kemari, kenapa aku tak mengingatnya?' batin Baekhee.
"Baek, aku sudah mendengar ceritanya, kenapa kau tak pernah cerita padaku?" celetuk Sehun membuat Baekhee tersentak, "ah keuggae, aku..hanya tak ingin merepotkan siapapun, lagi pula aku baik-baik saja"
"Kau bilang baik-baik saja? Kau sudah pingsan dua jam, kata dokter Han dan bibi Jung perutmu memar, yang mereka lakukan itu sudah benar-benar keterlaluan" omel Sehun, jujur ia sangat kesal karena Baekhee tak bercerita padanya dan menganggap enteng keadaannya sendiri.
"Gwaenchana, aku akan segera sembuh.."
Sehun menghela nafasnya pasrah, "arraseo, tapi kau tidak boleh masuk ke sekolah dulu, kau harus beristirahat, arra?"
"Eo... aku mengerti oppa"
Sehun akhirnya tersenyum dan mengusap lembut rambut Baekhee, "sekarang istirahatlah, aku pulang dulu"
Baekhee mengangguk dan menatap Sehun yang melangkahkan kakinya menuju pintu kamar yeoja itu, "oppa~" panggil Baekhee membuat langkah Sehun terhenti, namja itu menoleh kearah Baekhee yang tengah menatapnya, "gomawo"
Sehun tersenyum lembut, "cepat sembuh, tuan putri" ucapnya kemudian berlalu keluar. Baekhee terpaku mendengar ucapan Sehun, 'tuan putri? Bukankah oppa menganggapku sebagai ibu peri??' pikir Baekhee, kemudian seulas senyum menghiasi wajah imutnya.
Sementara itu Sehun bersandar di balik pintu kamar Baekhee seraya menghela nafasnya.

FLASHBACK ON
Jam istirahat tiba, Sehun mengusap perutnya yang terasa lapar. Semalam ia tak memakan apapun karena sudut bibirnya terasa nyeri akibat pukulan Chanyeol. Sehun melangkahkan kakinya menuju ke kantin dan segera memesan makanan. Sehun melongokkan kepalanya untuk mencari bangku kosong, senyumnya mengembang saat melihat empat juniornya yang tengah mengobrol disebuah meja besar.
Sehun melangkahkan kakinya mendekati meja itu, namun keempat remaja itu sama sekali tak menyadari kehadiran Sehun, mereka terlihat serius membicarakan sesuatu. Sehun yang penasaran-pun akhirnya memutuskan untuk menguping sedikit pembicaraan mereka.
"Baek, kau baik-baik saja?" tanya Kyungji pada Baekhee, Sehun bisa melihat Baekhee tersenyum kearah yeoja bermata bulat itu, "ne"
'Memangnya Baekhee kenapa?' pikir Sehun penasaran.
"Apa kau menyukai Sehun hyung?" celetuk Jongdae membuat Sehun terkejut dan menatap Baekhee yang diam membisu dengan wajah merona. Mata sipit Sehun melebar melihat ekspresi Baekhee, 'mungkinkah?' Sehun menghela nafasnya dan mendekati meja keempat remaja itu.
"Siapa yang menyukaiku?" tanya Sehun membuat keempat juniornya terkejut terutama Baekhee yang terlihat sangat gugup
"Bu-bukan siapa-siapa!" cetus Baekhee salah tingkah hingga membuat ketiga temannya menahan tawa mereka. Sehun pun tersenyum hingga Kai menawarinya untuk duduk dan mereka segera mengganti bahan obrolan sambil menikmati makan siang mereka.
FLASHBACK END

"Tapi..bagaimana kalau aku juga menyukai oppa?" - Baekhee.
Sehun kembali menghela nafasnya ketika pertanyaan Baekhee waktu itu kembali terlintas di benaknya, "aku tahu saat itu kau tidak sedang bercanda. Mian Baek, hingga saat ini aku hanya mencintai Luna" gumam Sehun lirih.-

-mistake-

Hyemi dan kedua kawannya tengah berada di ruang kepala sekolah siang ini. Saat bel istirahat berbunyi seorang siswa memasuki kelas mereka dan memberitahu kalau mereka bertiga dipanggil oleh kepala sekolah.
Tentu hal ini berkaitan dengan kelakuan mereka kemarin. Sehun-lah yang melaporkan mereka bertiga pada kepala sekolah, karena apa yang sudah mereka lakukan sudah sangat keterlaluan.
"Karena kalian sudah sangat keterlaluan, maka dengan berat hati kami harus mengeluarkan kalian bertiga dari sekolah ini" ucap sang kepala sekolah seraya menyerahkan tiga buah amplop untuk ketiga yeoja tersebut.
"Mwo? Tapi chajang-nim-"
"Maaf, keputusan kami sudah bulat. Kami tak ingin mempertahankan siswa yang memalukan seperti kalian, silahkan keluar dari ruangan ini dan kami akan menghubungi orangtua kalian masing-masing"
Hyemi mendengus kesal dan beranjak keluar diikuti kedua kawannya yang terlihat ingin menangis.
Ketiga yeoja itu terkejut saat melihat tulisan-tulisan buruk beserta foto mereka tertempel di sepanjang koridor. Siswa-siswi memperhatikan mereka dengan pandangan jijik dan kesal.
"Dasar jahat!" celetuk salah seorang siswi.
"Tidak punya hati" sahut yang lain.
"Mana ada namja yang mau dengan yeoja seperti kalian" ucap seorang namja membuat Hyemi segera berlari ke kelas untuk mengambil tasnya. Gerakkannya terhenti ketika seorang namja mencengkram tangannya, "lepaskan aku!" pekik Hyemi meronta dari cengkraman namja itu.
"Berani-beraninya kau melukai sahabatku, aku akan mematahkan tanganmu hingga kau tak bisa berbuat jahat lagi"
"Akhh!" Hyemi mengerang kesakitan saat namja itu meremas tangannya dengan sangat kuat.
"Kai hentikan!" pekik Kyungji dan Jongdae yang berusaha menarik Kai menjauh dari Hyemi yang telah jatuh bersimpuh dan kesakitan.
"Jangan halangi aku, dia benar-benar sudah kelewatan!" sentak Kai.
Yeoni dan Mintae segera membantu Hyemi bangkit berdiri, "cepat kalian pergi, sebelum aku membunuh kalian" celetuk Jongdae membuat ketiga yeoja itu segera berlari meninggalkan kelas.
Mereka keluar dari gedung sekolah dengan mendengar deretan cemoohan dari para siswa-siswi SOPA.
BYURR!
Ketiganya berhenti melangkah ketika merasakan tubuh mereka basah akibat guyuran air dari lantai atas, "rasakan itu, penjahat!" pekik seorang namja yang menyiramkan air bekas pel kepada tiga yeoja itu.
Cprak! Cprakk!! Bugh!
Kali ini puluhan telur busuk dan tepung melayang menghantam tubuh ketiga yeoja itu. Mereka terdiam ditempat mereka berdiri sambil menangis. Mereka tak bisa lari karena para siswa-siswi mengepung dan melemparkan telur serta tepung kearah mereka.
"Kau pantas menerimanya!"
"Cepat pergi dari sini, kau hanya menggangu saja disini!"
Pritt..prritt..priitt.
Terdengar suara pluit yang menghentikan gerakan mereka semua. Seorang satpam menghampiri mereka dan menyuruh seluruh siswa-siswi berhenti bertindak brutal, seorang yeoja dan namja jangkung yang mengekor di belakang yeoja itu menerobos ketengah dan berdiri di hadapan Hyemi dan kedua kawannya.
"Aku sudah memperingatkan kalian bukan?"
Ketiga yeoja yang tengah menunduk sambil menangis itu mendongakkan wajahnya dan menatap Luna yang menyeringai sambil menatap mereka penuh amarah, "aku sudah bilang, jangan pernah melakukan apapun padanya. Tapi kau tidak mendengarku, jadi ini adalah hukuman kalian" celetuk Luna melihati kukunya sendiri dan kembali menyeringai kearah ketiga yeoja itu.
Benar. Pamflet yang tertempel di sepanjang koridor dan ulah para siswa-siswi yang membrutal ini adalah rencana Luna dan Chanyeol untuk mempermalukan ketiga yeoja yang telah menyakiti Baekhee. Luna masih belum bisa menerima Baekhee, tapi ia tak bisa bohongi perasaannya sendiri kalau ia sangat peduli pada sosok adik angkatnya itu.
Melihat keadaan Baekhee kemarin benar-benar membuat amarahnya memuncak, dan ini lah yang ia lakukan untuk menghukum para yeoja itu.
"Cepat pergi dari hadapanku, dan jangan pernah muncul dihadapan kami, atau aku akan melakukan hal yang lebih kejam dari ini" perintah Luna tegas, namun ketiga yeoja itu sama sekali tak berani beranjak.
"Apa kalian tuli? Luna menyuruh kalian pergi, CEPAT PERGI!" bentakan Chanyeol membuat ketiga yeoja itu tersadar dan segera berlari meninggalkan sekolah. Sorakan menghina terdengar mengiringi kepergian ketiga yeoja itu dari Performing Art Shcool of Seoul.
Luna menghela nafasnya lega melihat kepergian ketiga yeoja itu, 'sudah selesai..'

MistakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang