Chapter 4

7.8K 649 6
                                    

WARNING!! IT'S GENDERSWITCH (GS for all uke) FanFic, Don't Like Don't Read, no BASH! ^^
.
.
.
.
Happy Reading~

3 YEARS LATER: "SHS-True Story has Started Now"
Ini adalah tahun kedua bagi Luna di SMA-nya. Semua berjalan dengan lancar dan damai selama satu tahun terakhir. Tapi semua akan segera berakhir saat adik angkatnya memasuki sekolah yang sama dengannya untuk ketiga kalinya.
Luna beranjak dari rumahnya setelah berpamitan pada kedua orangtuanya yang sedang sarapan. Di depan sebuah mobil sport hitam telah menunggunya.
Langkah Luna terhenti ketika rumah yang sangat ia kenali saat ini tengah dirapikan. Apa ada orang yang membeli rumah itu? Rahang Luna mengeras, untuk apa ia peduli? Bahkan pemilik asli rumah itu belum tentu mengingatnya.
"Lu, kenapa melamun?"
Luna terkejut mendengar suara bass itu. Ia menoleh kearah mobil dihadapannya dan ternyata namja di dalam mobil itu tengah menatapnya bingung, "gwaenchana, ayo berangkat Yeol" cetus Luna yang segera masuk ke mobil Chanyeol. Chanyeol mengedikkan bahunya dan segera melajukan mobilnya menuju ke sekolah.

-mistake-

Baekhee telah lulus dari masa SMP-nya yang cukup menyusahkan. Sejak kejadian memalukan sewaktu masa orientasi, Baekhee terus menjadi bahan bully-an teman-temannya dan yang membuat Baekhee merasa sedih adalah pemimpin dari pembullyannya itu adalah kakak angkatnya sendiri, bersama namja raksasa bertelinga peri menyebalkan menurut Baekhee. Meski begitu Baekhee tetap bisa mendapat nilai tertinggi dan mendapat ranking satu dari kelas pararel.
Tentu orangtua angkatnya sangat bangga padanya, namun hal ini justru membuat Luna semakin membencinya.
Liburan telah berakhir, dan disinilah ia sekarang. Di depan gerbang SMA-nya "Performing Art School of Seoul" atau yang akrab disebut sebagai SOPA. Baekhee menghela nafas seraya mengeratkan genggamannya pada tas ranselnya, "Baekie fighting" gumam Baekhee menyemangati dirinya sendiri.
Belum genap dua langkah seseorang sudah merangkul pundak Baekhee, membuat yeoja itu menoleh untuk menatap siapa orang itu meski Baekhee sudah tahu siapa orang yang sering melakukan hal seenaknya seperti sekarang ini, "Kai-ya?"
"Wah kau semakin cantik saja, Baekie" goda Kai membuat Baekhee memberinya jitakan hangat, "berhenti menggodaku, pabo"
Kai meringis seraya mengusap kepalanya yang berdenyut nyeri akibat jitakkan Baekhee, "aku tidak sedang menggodamu, aku bicara jujur"
"Ya, ya baiklah. Gomawo kkamjongie" balas Baekhee.
"Aish aku tidak hitam, Baekie" oceh Kai namun Baekhee tidak peduli dan kembali melangkah memasuki area sekolah. Kai segera mengikuti yeoja itu karena upacara penyambutan akan segera di mulai. Lapangan yang akan digunakan untuk upacara terlihat sudah ramai oleh anak-anak angkatan baru.
"Woah banyak juga yang masuk kemari" gumam Kai sementara itu Baekhee sibuk mencari kedua sahabatnya yang lain.
"Ah! Itu mereka, kajja!" ajak Baekhee seraya meraih pergelangan tangan Kai.
"Ah! Kalian datang juga" sambut Jongdae. Sedangkan Kyungji terdiam mengamati tangan Baekhee yang sedang menggenggam pergelangan tangan Kai.
"Annyeong Kyungji-ya" sapa Kai membuat Kyungji tersentak, "a-annyeong Kai-ya" sahut Kyungji dengan wajah merona. Baekhee yang memperhatikan ekspresi Kyungji berusaha menahan senyumannya. Sudah sejak lama ia mengetahui kalau yeoja manis itu menyukai Kai.
Para petugas mulai memasuki lapangan dan segera menyuruh para siswa baru untuk merapikan barisan. Upacara penyambutan segera dimulai. Baekhee bersyukur di SMA-nya sekarang tidak ada kegiatan orientasi seperti SMP-nya dulu. Setelah upacara mereka diminta untuk melihat daftar pembagian kelas dan segera masuk untuk bertemu dengan para pembimbing yang akan mengantar mereka berkeliling.
Baekhee senang karena ia bisa sekelas dengan Kyungji, sementara Kai dan Jongdae berada di samping kelas mereka. Setelah berkeliling sekolah kedua yeoja manis itu duduk di dalam kelas.
"Sekolah ini luas sekali ya Kyungie" ucap Baekhee.
"Emm.. Desainnya juga sangat bagus" sahut Kyungji tak kalah senang.
"Sayang kita tidak satu kelas dengan Kai dan Jongdae" sambung Baekhee sementara Kyungji menundukkan kepalanya. Baekhee melirik kawannya kemudian terkekeh geli, "jangan kecewa begitu, kau masih bisa bertemu Kai saat jam istirahatkan?"
"Ah~ bwoya.." gerutu Kyungji dengan wajah merona.
"Haha..aku senang sekali menggodamu Kyungie" ucap Baekhee seraya bangkit berdiri, "aku ke toilet dulu ya?"
"Ah? Apa tidak apa-apa kalau kau sendirian, bagaimana kalau-"
"Tenanglah" potong Baekhee, "aku akan baik-baik saja, aku pergi dulu"
Baekhee segera melesat meninggalkan kelasnya. Ia tahu Kyungji mengkhawatirkannya, tapi Baekhee tak mau sahabatnya ikut terkena masalah jika nanti Baekhee memang bertemu dengan kedua orang tersebut.
Baekhee berbelok di ujung lorong untuk sampai ke toilet namun langkahnya terhenti ketika melihat sosok namja jangkung yang berdiri didepan toilet wanita, "apa yang dia lakukan disana? Cih dasar penguntit" umpat Baekhee pelan. Tidak ingin mencari masalah, Baekhee membalikkan tubuhnya perlahan.
"Wah kau mau kemana?" langkah Baekhee membeku ketika mendengar suara itu. Dengan hati-hati ia menoleh kembali kearah toilet dan benar saja Luna baru keluar dari sana.
"Eo-eonni..annyeong"
Luna mendengus kesal dan menghampiri yeoja itu, sementara namja jangkung yang tadi berdiri mematung disamping Luna kini mengikuti dibelakang yeoja itu. Dengan seringaian yang sangat menyebalkan bagi Baekhee.
"Ya! Aku ini sunbae-mu, bukan kakakmu jadi berhenti memanggilku Eonni!" bentak Luna seraya mendorong tubuh mungil Baekhee hingga membentur dinding.
"Ah" erang Baekhee lirih.
"Sakit bukan? Aku merasa jauh lebih sakit saat kau merebut perhatian semua orang yang kusayangi" ucap Luna penuh kebencian.
"Aku tidak pernah berniat merebut perhatian siapapun Eonni, kau salah paham. Aku-"
"DIAM!" sentak Luna seraya mengayunkan tangannya kearah pipi Baekhee. Baekhee memejamkan kedua matanya rapat dan bersiap menerima tamparan Luna.
1 detik..
2 detik...
Baekhee membuka matanya perlahan ketika ia tak merasakan nyeri dipipinya. Kedua matanya membulat ketika melihat seorang namja dengan rambut kecoklatan berdiri disampingnya sambil menahan pergelangan tangan Luna. Bukan hanya Baekhee yang terkejut, Luna bahkan menatap namja itu tanpa berkedip. Seolah ia tidak mempercayai apa yang tengah dilihatnya. Namja itu mengingatkannya pada seseorang.
"Apa kau benar-benar Luna?" tanya namja itu dengan sorot mata yang terlihat sedih dan tidak percaya.
"Nu-nuguya?" gumam Luna terbata.
"Kau tidak mengenaliku..?" Luna tak menjawab pertanyaan itu. Kedua matanya mulai berkaca-kaca tanpa sebab. Chanyeol yang mulai merasa tidak nyaman menghempaskan tangan namja itu dari tangan Luna, "siapa kau?"
"Ini sama sekali tak ada urusannya denganmu" sahut namja bersurai coklat madu tersebut.
"Tentu saja ada, karena kau mengganggu tuan putriku, jadi kau berurusan dengan ku" sahut Chanyeol, sementara namja satunya terdiam setelah mendengar ucapan Chanyeol. Tak mendapat respon, Chanyeol segera meraih tangan Luna dan mengajaknya pergi.
Baekhee yang sejak tadi terdiam, kini mengamati namja yang memandang kepergian Luna, "kau-"
Namja itupun menoleh kearah Baekhee yang masih menatapnya lekat, "Apa kau-"
Namja itu tersenyum lembut kearah Baekhee, membuat kedua mata sipit Baekhee membulat sempurna, "Sehun Oppa!"
Sehun mengangguk tanpa menghilangkan senyumannya, "aku kembali, Baekie"

MistakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang