Aldi prov on
Apa? Jadi (namakamu) itu saudara ku. Dengan kata lain kami satu ibu. Aku gak tau apa pun tentang ini, aku gak tau siapa yang jahat di sini. Apakah aku, (namakamu), atau mungkin ibuku sendiri. Aku masih gak terima akan hal ini, aku bingung harus nerima kenyataan atau malah sebaliknya.
"Jangan bercanda iqbaal!!," ucap ku sedikit membentak.
"Aku tidak bercanda Aldi, itu memang kenyataan. (Nam..), aku minta foto ibu kamu. Dan, kasih tunjuk ke dia," ucap iqbaal sambil menunjuk ke arahku.(Namakamu), menuruti perkataan iqbaal. Ia kini sedang berkutat dengan hp nya, tak butuh waktu lama. Ia, langsung menunjukkan foto ibunya itu. Tunggu dulu, apa aku gak salah lihat. Itu gambar ibuku. Aku tahu ini salah, aku gak terima ini. Hanya aku anak ibu satu satunya, gak ada yang lain.
"Gak, gak, kau pasti berbohong (nam..)!! Itu bukan foto ibukan!!! Itu, ibuku. Dia bukan ibumu. Dia hanya ibuku!!!," Aku membentak (namakamu). Tiba-tiba, air mata nya mengalir. Aku gak perduli dia menangis. Memang, aku cukup egois. Tapi, hanya itu yang bisa ku lakukan. Ia, langsung menatap ku tajam. Walaupun matanya di penuhi air mata. Tapi,aku dapat melihatnya menatap ku dengan tajam.
"Bagaimana,mungkin aku merekayasa foto ibuku sendiri!! Mana mungkin aku bohong!! Ini memang ibuku.!! Dan, dia ibuku!! Dan dia juga ibumu!! Aku hanya ingin bertemu dengan dia sekali saja,.. hiks...hiks.. aku gak akan merebut ibumu. Apa aku.. hiks.. gak bisa ketemu.. hiks.. ibu kandung ku... hiks..!," ucap nya sambil menangis sesenggukan. Setelah, mengucapkan itu. Ia,langsung berlari ke atas. Mungkin, ke kamarnya.
Apa, aku salah? Telah berkata seperti itu pada (namakamu)? Tapi, apa peduli ku? Aku perduli dengannya. Biarlah persahabatan kami hancur. Aku perduli. Aku cuma gak mau ibu nantinya berpihak padanya. Biarkan, saja dia menangis.
"Apa yang kau lakukan Aldi!!" Tiba-tiba wanita di sampingku membentakku. Dia, wanita yang aku cintai. Walaupun kami belum mempunyai hubungan apa pun. Tapi, aku gak mau dia bersama lelaki lain selain aku. Wanita itu adalah SALSHA.
Aku, cukup terkejut ketika dia membentakku. Sebelumnya, ia tak pernah begini. Apa, karna ini menyangkut sahabatnya?
"Apa? Aku hanya melakukan apa yang seharusnya aku lakukan. Apa, itu salah hah?!," ucap ku sedikit membentaknya.
"Apa kau bilang?! Melakukan, yang seharusnya kau lakukan?!. Apa, itu yang kau katakan yang seharusnya kau lakukan hah?!!," ucap salsha kesal,marah, membentak. Kenapa, dia semarah itu? Apa aku salah? Dengan apa yang ku lakukan pada (namakamu) tadi??."Ya, emang kenapa?!. Apa, peduli ku sama gadis itu.," ucap ku menatap nya tajam.
"Kau... kau benar benar tak punya hati Aldi!" Ucap nya sambil menunjuk kearah ku.Kulihat, ia di tenangkan oleh Steffi. Sedari tadi. Iqbaal dan Kiki hanya mengontrol emosinya, aku gak tau seberapa lama mereka akan diam. Melihat sikap ku ini, peduli apa aku jika mereka memusuhiku.
"Kau jahat Aldi!! Aku nyesel bersahabat dengan mu!!!," ucap Steffi yang masih menenangkan salsha. Salsha , gadis itu menangis. Ingin, sekali aku memeluknya. Tapi, waktunya tidak tepat.
"Siapa juga yang mau berteman dengan mu!!" Ucap ku sinis sambil menunjuk steffi. Kini, aku sudah berdiri. Ya, aku menunjuk steffi dgn berdiri.
Ternyata, kelakuan ku yang kasar pada Steffi. Mengundang, perhatian Kiki dan Iqbaal. Mereka, berdua langsung berdiri dan menatap ku tajam.
"Cukup, Aldi!!! Jangan, pernah kau kasari Steffi. Kau, sudah keterlaluan!!," Kata kiki membentakku. Aku hanya memandangnya remeh. Dan, tersenyum sinis. Saat, itu juga Kiki memeluk Steffi. Membiarkan gadis itu menangis dalam pelukannya. Salsha, gadis itu masih menangis. Dan, tak ada yang menenangkannya. Karena, Steffi juga menangis jadi dia butuh sandaran juga.
Aku melihat iqbaal berjalan mendekati salsha. Ia, mendekap salsha kepelukannya. Iqbaal, memeluk salsha.
Shit, apa apaan ini. Aku, tidak suka."Jangan, sentuh salsha iqbaal!!," aku berjalan mendekati iqbaal. Aku, langsung menarik iqbaal. Dan,otomatis pelukan mereka terlepas. Aku, langsung menarik kerah baju iqbaal.
"Jangan, pernah kau berani menyentuh salsha. Atau, kau akan berurusan dengan ku!!" Ucap ku menatap tajam iqbaal.
"Bukankah, kau yang membuatnya menangis. Aku, hanya ingin menenangkannya saja. Apa itu salah?". Ucap nya berusaha tenang.
"Kau..., memang tak berguna iqbaal," kata ku kesal.Bugh..
Satu pukulan mendarat di bibir iqbaal. Ya, aku memukulnya. Akibatnya, ia tersungkur kelantai karna serangan tiba tiba itu. Aku, belum puas. Aku, menariknya untuk berdiri. Lalu, memukul perutnya.
Bugh.. bugh.. bugh..
Tiga pukulan sudah mendarat di perutnya. Aku ingin menonjok muka nya lagi.
Namun, terhenti ketika salsha datang dan memelukku."Sudah, cukup!! Ku mohon, berhenti. Dia, gak salah. Kau, yang buat aku menangis. Dia, hanya ingin menenangkanku. Dan, aku harap kau keluar dari sini. Atau, aku gak akan mau mengenalmu selamnya," ucap salsha sambil melepas pelukannya.
Ancaman, apa itu. Kenapa, harus itu ancamanya. Apa, tidak ada yang lain. Aku, gak bisa jauh dari nya. Tapi,aku masih kesal dengan iqbaal. Lebih, baik aku pergi saja.
"Maaf, aku minta maaf. Karna membuat mu menangis. Aku, hanya tak mau kalau ibuku. Direbut,oleh orang lain. Aku, harus melakukan hal ini. Sekali lagi maaf. Dan, kumohon berhentilah menangis." Sebelum aku pergi, aku mengucapkan kata kata itu kepada salsha. Aku hanya bisa minta maaf. Karena, aku tau bahwa salsha sangat kecewa padaku.
Setelah, mengucapkan kata itu. Aku,langsung melenggang pergi meninggalkan yang menurutku adalah tempat terkutuk.
Emang, benar adanya. Kalau,saja aku tak datang kesini. Mungkin, ini semua tidak akan terjadi.
Aldi prov off