"Sekali lagi, gue minta maaf," ucap aldi sambil mencabut pisau dari perut gadis itu,(namakamu).
(Namakamu), hanya menangis. Ia merasakan sakit yang amat sangat seluruh tubuhnya. Dan, itu membuatnya tak dapat menyeimbangkan tubuhnya. Ia, jatuh seketika ke tanah. Menangis, menahan sakit. Berharap ada yang melihatnya.
(Namakamu) pov on
Sakit, itu yang ku rasakan. Kenapa, harus aku yang rasain ini Tuhan. Apa, ini jalanmu agar aku bisa dengan cepat pergi dari dunia ini. Aku, belum mau pergi dari dunia ini. Masih, banyak orang yang aku sayangi dan cintai di sini. Dan, mereka juga begitu.
Ayah, iqbaal. Aku hanya ingin melihat wajah mereka sebelum aku pergi.
Ayah, ini sungguh sakit. Sakit ayah, andai aku mendengar ucapan ayah. Untuk tidak mencari ibu. Mungkin, aku gak akan merasakan sesakit ini ayah. Ayah, aku cuma mau minta maaf. Aku tau ayah gak mendengar ini. Aku menyesal ayah. Batin (NK).Aku, harus tahan walau sebentar. Aku mau melihat wajah iqbaal sebelum pergi. Tapi, apa iya aku akan pergi dari dunia ini. Aku hanya ingin tidak pergi untuk sekarang.
Iqbaal, ku mohon. Datang kesini. Aku butuh kamu. Kamu tahu, aku dari tadi mengucap namamu di hati ku. Tapi, apa kamu gak datang datang. Sungguh iqbaal ini sangat sakit. Bantu aku, iqbaal. Sakit, kenapa kau gak datang. Iqbaal ku mohon.batin (nk) lagi.Seseorang tolong aku, aku butuh bantuan.
"Apaansih, iqbaal." Ucap seorang perempuan.
Apa aku gak salah dengar iqbaal? Iqbaal, ada di sini. Tapi, siapa gadis itu.
"Kenapa? Emang kamu manis kok. Gak, percaya. Mau aku buktiin. Ok, akan ku cium kamu. Tepat di bibirmu" ucap seseorang yang kuyakini suara kekasih iqbaal.Iqbaal? Kenapa? Apa kamu selingkuh? Kamu bosan samaku? Apa aku punya salah sama kamu? Sampai kamu menduakanku?
Aku, nyerah Tuhan. Aku rela kau ambil nyawaku sekarang. Untuk apa aku hidup kalau selalu menangis nantinya."(Namakamu)?" Ucap iqbaal. Apa dia melihat ku? Kalau ia, apa yang harus ku lakukan? Aku harus pura pura tak melihat nya. Aku harus menutup mataku.
Kurasakan, kepala ku sedikit terangkat. Dan, ku pastikan iqbaal kini tengah memangku kepalaku.
"(Namakamu)? Kenapa? Siapa yang buat ini padamu?" Ucap nya.
Aku perlahan membuka mataku.
"Gak.... a..da. aku.. ki..ra, ka..mu. gak ..baka..lan da..tang." ucap ku terbata bata. Ku lihat gadis itu berdiri tepat di belakan iqbaal.
"Iqbaal, dia siapa?" Ucap gadis itu manja.
"Di.. dia. Teman a..ku" ucap iqbaal.Demi Tuhan, aku benci kamu iqbaal. Kenapa kamu gak jujur aja.
"Oo..h te..man. Bai..klah. aku..cu.ma..mau bilang. Ma..ka..sih un..tuk..bebe..rapa bulan ini. Dan..ha..ri..i..ni. ki..ta..resmi..putus..dan..kita hanya..te..man. kita..putus." ucap ku terbata bata.Kulihat iqbaal menggeleng. Aku mengusap pipinya yang telah di aliri air bening. Dia, menangis? Tapi, ini gak sebanding dengan rasa sakit ku.
"Ma..kasih.. iqbaal. A..ku. gak..ku..at lagi. Kalau..pun..aku masih hi..dup. itu..suatu..mukzijat..bagiku. dan..a..ku ha..rap..kalau..aku tersadar..lagi..aku gak..mau..ingat..ka..mu..la..gi" ucapku.
Saat itu juga, aku langsung menutup mataku.
Ayah, maafkan aku. Aku belum pamit sama ayah. Kalau aku akan pergi. Tapi, satu yang perlu ayah tau. Aku sayang ayah.(Namakamu) pov off