Thinkerbell

15.3K 2K 231
                                    

Jungkook's side.

Aku memasuki kamarku dengan cepat. Aku bahkan tidak menutup pintu dan langsung berlari menuju laci dekat tempat tidur.

Tanpa berpikir panjang, aku langsung membawa Chaerin kembali pulang setelah mendengar curahan hatinya yang hampir membuatku terjun ke sungai Han.

Dia tidak boleh kemana-mana, batinku.

Aku tidak bisa membiarkannya pergi ke Busan. Meninggalkan semua mimpinya disini bersamaku dan memulai kehidupan yang baru disana.

Aku membuka laci satu persatu dan mengobrak-abrik isinya brutal.

Sial, aku tidak menemukannya.

Aku mengacak rambutku kasar lalu bertolak pinggang.

Aku menutup kedua mataku.

Ayo ingat-ingat Jungkook!

AKU TIDAK BISA BERPIKIR!

Persetan dengan mengingat. Aku memutuskan untuk menyisir semua tempat di kamarku.

Mulai dari lemari baju sampai meja belajar. Aku bahkan sampai menggeser posisi barang barang di kamarku. Siapa tahu terselip di belakangnya.

Aku terdiam sebentar ketika melihat sebuah benda yang berbentuk persegi panjang, mirip seperti kartu ATM.

Aku mengambil benda tersebut dengan cepat sambil tersenyum lebar lalu berlari ke bawah.

"Ayah!" teriakku ketika masih menuruni tangga satu persatu.

Aku bisa melihat dia menurunkan koran yang sedang dibaca dan menatapku kebingungan, "Ada apa? Pelan-pelan saja, Jungkook."

Aku segera mengambil tempat di sebelahnya, "Ayah masih ingat ini?" tanyaku sambil menunjukan kartu tersebut.

Ia melepaskan kacamata bacanya, "Masih. Ada apa, hm?"

Aku tersenyum lebar sambil menatapnya penuh arti, "Aku mau mulai menggunakannya."
___________________

Chaerin's side.

Aku menatap langit-langit kamar sambil memeluk bantal gulingku erat. Membayangkan apa yang akan terjadi jika aku pindah dari sini.

Meninggalkan segala kenanganku bersama bocah di sebrang sana dan memulai hidup baru di Busan.

Aku bisa gila.

Tapi satu hal yang mengganggu pikiranku.

Ucapan Jungkook saat di motor tadi.

"Aku akan membantumu, Rin."

Nada suaranya terdengar sangat yakin. Bahkan aku tidak mendengar bahwa ia ragu sedikit pun.

Entahlah. Manusia itu selalu punya cara untuk menyelamatkanku dari hal hal yang tidak kusukai.

Tapi, kadang ia yang menjerumuskanku pada hal yang tidak kusukai.

Memasukan timun ke mulutku ketika tidur, misalnya?

Ia melakukan hal itu beberapa minggu yang lalu. Dan aku benar-benar marah padanya.

Ya, aku benci timun.

Aku membuang jauh-jauh ingatanku tentang timun itu dan mulai menutup mata.

Aku tidak tahu hal apa yang akan kuhadapi besok.

Jadi, aku harus bersiap.
__________________

Plak!

"Rin, bangun!"

[C] 다시 놓기;RESET.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang