Found

10K 1.6K 120
                                    

Chaerin's side.

Aku memandang keluar.

Menatapi jalanan utama kota Seoul yang tidak pernah berubah. Padahal baru beberapa minggu aku pergi dari hiruk pikuk daerah pusat kota Seoul.

Aku menghela nafas dan sekali lagi beralih pada caramel macchiato yang sejak tadi sudah ku pegang cangkirnya.

Seoul semakin dingin. Perkiraan cuaca mengatakan salju pertama akan turun malam ini atau besok. Tergantung dengan arah angin.

Dan di hari yang dingin ini, pelatih teaterku meminta untuk bertemu.

Aku tahu betul kearah mana ia akan berbicara. Tapi aku berusaha memantapkan hatiku untuk tetap berpegang teguh pada apa yang sudah kupilih.

Aku menegakan badanku ketika melihat seorang perempuan paruh baya yang baru saja memasuki cafè dengan coat berwarna abu-abunya.

"Sonsaengnim!" ujarku sambil mengangkat tangan agar ia menyadari keberadaanku.

Ia tersenyum lalu mendekatiku dan duduk di hadapanku,"Mianhae, hm? Kau pasti sudah lama menunggu."

Aku menggeleng,"A-ani. Gwenchana, sonsaengnim." (Ti-dak. Tidak apa-apa, guru.)

Ia menatapku sendu sambil memegang lembut pergelangan tanganku. Perlahan, ia tersenyum.

Aku yang tak mengerti hanya membalas senyuman tipisnya. Ada apa ini?

"Chaerin-ah, kau tahu kenapa aku memberikanmu peran sebagai Baek Im Na?"

Aku menggeleng pelan.

Tapi yang aku tahu, Baek Im Na adalah sebuah peran yang luar biasa. Benar-benar suatu kehormatan untukku karena dipilih berperan sebagai Baek Im Na.

"Karena Baek Im Na adalah dirimu, Chaerin," balasnya yang kali ini sudah melipat kedua tangannya di atas meja.

Aku mengernyit,"M-mwo?" (A-apa?)

"Aku tahu perjuanganmu untuk selalu mendapatkan peran utama dalam setiap penampilan. Baik di acara besar maupun kecil. Kau benar-benar tidak pilih-pilih. Kau bersedia melakukan peran apapun untuk mendapatkannya,"

Aku terdiam. Menunggu lanjutan kalimat dari salah satu guru yang paling aku hormati di sekolah.

"Aku tahu kau benar-benar berbakat dalam hal ini. Tapi aku takut, kau tidak merasa bahagia saat memerankannya. Makanya aku tidak pernah memilihmu saat audisi-audisi sebelumnya,"

"Sekarang aku tanya padamu. Apa yang kau rasakan saat berlatih menjadi Baek Im Na dengan Joo Hyuk yang berperan sebagai Jaemin?" lanjutnya dengan pertanyaan yang membuatku terdiam.

Aku sedikit mengulang ingatan ketika aku berlatih menjadi Baek Im Na.

Baek Im Na adaah seorang penari yang memiliki suatu kepribadian dan pemikiran berbeda dari orang lain. Dirinya ditolak karena hal tersebut. Dan mimpinya menjadi seorang penari kandas begitu saja ketika ia mengalami kecelakaan yang membuat kakinya tidak berfungsi dengan normal.

Baek Im Na kehilangan jati dirinya saat itu. Ia merasa ia telah kehilangan segalanya.

Tapi suatu hari, ia bertemu dengan Jaemin. Pria itu menghampiri Im Na yang pada saat itu hanya duduk di pojok ruangan sambil memandangi teman-temannya yang melakukan latihan.

Jaemin benar-benar menjadi sosok penolong untuk Im Na. Pria itu selalu ada untuk Im Na dan menjadi pembangkit mimpi Im Na yang ia kira sudah kandas.

Aku menyadari satu hal ketika melakukan setiap adegan di dalam cerita tersebut.

Aku merasakan apa yang Im Na rasakan. Dan aku merasa bahagia.

[C] 다시 놓기;RESET.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang