Survive

11K 1.7K 195
                                    

Aku menatap keluar jendela kelas. Aku benar-benar mengabaikan pelajaran matematika kali ini. Entah kenapa kepalaku sudah terasa penuh.

Tentang Jungkook yang mulai menyukai seseorang, sampai Kim Taehyung yang terus menjemputku setelah pulang sekolah.

Aku tidak tahu kenapa, tapi dia sangat gigih mengajakku untuk pulang bersamanya.

Hatiku benar-benar perih ketika mengingat wajah Jungkook yang selalu tersenyum di depanku.

Apalagi mengetahui kalau senyum itu bukan hanya untukku saat ini.

Makanya, akhir-akhir ini aku berusaha menyibukan diri seperti pergi ke perpustakaan, latihan teater mati-matian, mencoba melakukan dance cover dan yang lainnya.

Aku bahkan berusaha mencari lowongam kerja paruh waktu. Aku tidak bisa terus bergantung pada ibu.

Aku menghela nafas lalu mulai menuliskan sesuatu di note kecilku.

'my bucket list for me and my boy.'

Aku tertawa kecil ketika melihat apa yang aku tulis. Setelah itu memandang keluar lagi untuk memikirkan betapa bodohnya hal yang aku pikirkan.

Yang pertama, aku tidak punya pacar. Yang kedua, aku tidak punya waktu karena ujian sudah dekat. Yang ketiga, orang yang kucintai sudah menyukai orang lain.

Miris.

Tapi apa salahnya?

Aku mengangkat bahuku pasrah lalu mulai menuliskan apa saja yang mau kulakukan bersama kekasihku nanti.

1. belajar bersama di perpustakaan.
2. menonton film.
3. pergi ke game center dan bermain.
4. melakukan piknik di taman.
5. pergi ke Lotte World.
6. duduk di sampingnya yang sedang bermain piano.
7. ia memberikanku 'back hug'
8. melihat salju pertama bersama.
9. ia menggenggam tanganku erat.
10. menciumku.

Aku menggelengkan kepala cepat untuk menghilangkan imajinasi yang sudah bermain di otakku sejak tadi. Bagaimana tidak? Jungkook yang menjadi role modelnya! Heol.

Aku menoleh ke depan ketika menyadari bahwa Kim sonsaengnim sudah tidak ada di depan. Pelajaran sudah berakhir? Kenapa aku tidak sadar?

*****

Jimin's side.

"Kau seharusnya hati-hati, Chaerin. Bagaimana bisa sampai keseleo kalau kau cuma berjalan?"

Ia menggeleng, "Ani! Aku serius! Aku keseleo waktu berjalan!" ia kembali fokus pada ramennya lalu memakannya lahap.

Aku menggelengkan kepala sambil memijat pelipisku. Bagaimana bisa dia masih makan ramen padahal kakinya bengkak seperti itu?

"Pelan-pelan saja makannya." tegurku pada Chaerin yang melahap ramennya dengan lahap.

Chaerin hanya tersenyum dan meminun milkshake coklatnya.

[C] 다시 놓기;RESET.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang