Help

13.2K 1.8K 68
                                    

Jimin's side.

"Maaf Jimin, tapi aku tetap tidak bisa."

Kali ini ia menatap mataku dengan lembut dan ditambah senyuman di wajahnya.

Aku tersenyum miris.

Aku menyerah dan memutuskan untuk melepas tangannya begitu saja. Aku tidak mau membuatnya lebih tidak nyaman lagi.

Aku menundukan kepalaku sambil mengelus tengkukku.

Park Jimin bodoh. Apa yang kau lakukan!

Kemudian aku mengangkat kepalaku dan tersenyun kepadanya, "Baiklah untuk saat ini. Tapi aku harap kita bisa semakin dekat,"

Aku berjalan melewatinya sambil menepuk pundaknya, "Aku duluan."

Sambil berjalan menuju parkiran, aku berpikir.

Tatapan matanya, senyumnya, bahkan aura yang ia pancarkan benar-benar mirip.

Ia adalah Han Chaerin yang aku cari.

*****

Aku memarkirkan mobil dengan apik di garasi. Setelah itu keluar dari dalamnya lalu melirik ke sekitar.

Benar-benar berbeda dengan suasana di Busan yang sangat ramai dan hangat.

Ternyata Seoul tidak seindah yang aku bayangkan dulu.

Aku memasuki rumah dan mendapati ayahku yang sedang sibuk berkutat dengan tabnya diatas sofa.

Dan sepertinya ia menyadari kehadiranku.

"Eoh? Kau sudah pulang?" tanyanya sambil menurunkan posisi kacamatanya.

Aku mengangguk sambil berjalan untuk duduk di sampingnya, "Aku ada pelajaran tambahan hari ini."

Ia hanya tersenyum lalu melanjutkan pekerjaannya. Sedangkan aku meletakan kepala di bantalan sofa dan memandang langit-langit.

"Ayah." panggilku.

"Hhhmm?" jawabnya tanpa melihatku.

"Apa ibu bahagia disana?" tanyaku sambil menutup mata dan membayangkan wajah ibuku yang sudah pergi ke surga 2 minggu yang lalu.

Aku bisa mendengar ayah meletakan tabnya diatas meja, "Tentu saja. Apalagi ketika melihatmu menjadi dokter nanti."

Aku tersenyum tipis lalu menatapnya kali ini.

"Aku minta, tolong jaga kesehatanmu. Hanya ayah yang aku punya sekarang."

Ia mengangguk sambil tertawa, "Sejak kapan Park Jimin jadi bertingkah seperti ini? Tentu saja ayah akan menjaga kesehatan!" balasnya sambil mengacak-ngacak rambutku.

Aku tersenyum, "Baiklah. Aku tunggu ayah di meja makan." ujarku sambil berdiri dan menuju kamar.

Setelah menutup pintu kamar dengan rapat aku menguncinya untuk memastikan tidak ada lagi yang masuk.

[C] 다시 놓기;RESET.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang