Changed

8.7K 1.6K 79
                                    

Jungkook's side.

"Oh? Halo Rin? Ada apa?" tanyaku ketika baru keluar dari kamar mandi dengan handuk yang masih membalut bagian bawah tubuhku.

"Kook, bisa jemput aku di gedung teater?"

Aku sedikit melirik ke arah jam dinding,"Tentu saja. Tapi aku berharap kau mau menunggu. Aku harus ke toko buku sebentar."

"Menunggu adalah keahlianku, Jeon. Aku juga masih harus latihan sekali lagi. Tapi cepatlah. Ada yang harus kubicarakan."

Aku hanya mengernyit,"Hah? Bicara tentangㅡ YA! Ugh!" gerutuku ketika melihat bahwa panggilannya sudah terputus.

"Benar-benar kebiasaan." gumamku pelan.

Aku langsung melempar handphoneku ke atas tempat tidur lalu menuju lemari pakaian.

Entahlah. Tapi wajah Chaerin langsung terbayang di benakku ketika aku membuka lemari. Masih pekat di ingatanku kalau Chaerin lah yang sering merapikan lemariku walaupun ia tahu pasti akan berantakan lagi.

Aku menghela nafas lalu menarik salah satu baju dan jaket yang ada disana secara asal.

Ada apa dengan hatiku?

*****

Sebelum masuk ke gedung teater aku menarik topi dari hoodieku dan berjalan dengan pasti setelahnya. Malas saja menunjukan wajah di depan orang lain.

Aku duduk di salah satu panggung penonton dan menyaksikan latihan para anggota teater yang terlihat begitu serius kali ini. Yang aku duga, adalah penampilan khusus untuk akhir semester nanti.

Tak lama ketika mataku mencari-cari kemana Chaerin, akhirnya aku menemukan gadis itu dengan celana training panjang dan sweater berwarna kuning yang terlihat kebesaran. Sesekali, ia menyembunyikan tangannya dibalik sweaternya itu sambil mencoba untuk memahami script.

Rambutnya dikuncir keatas dengan poni yang sudah tidak beraturan lagi namun tetap memberikan kesan yang cantik. Keringat yang mengalir dari pelipis Chaerin juga semakin membuatnya terlihat bekerja keras.

Setelah mengangguk kepada pelatihnya, ia masuk lagi ke pinggir panggung. Sepertinya ia akan memulai latihannya lagi kali ini.

Tak lama, musik beraliran ballad mulai terdengar. Dan beberapa detik kemudian, Chaerin masuk ke panggung. Dengan kaki telanjang, ia mulai menarikan tarian yang indah nan rumit itu.

Tubuh gadis yang kukenal selama 11 tahun itu berputar dengan anggun berkali-kali dan langsung disambut oleh si pemeran pria yang datang dengan tiba-tiba.

Mereka terus menari sesuai dengan alunan musik. Aku sempat terkagum dengan penampilannya. Karena yang aku tahu, Chaerin paling tidak suka menari. Ia tidak mau membuang-buang tenaga untuk hal seperti itu.

Tapi sekarang, aku menganggap semua itu bohong ketika aku melihat apa yang ada di depan mataku ini.

Tarian mereka diakhiri dengan posisi sang pria yang memeluk tubuh Chaerin dari belakamg dan Chaerin sendiri yang terlihat begitu bahagia ketika melakukan performancenya dengan sempurna.

Setelah mereka mengucapkan salam satu sama lain, kedua mata kami bertemu. Dengan wajah yang tidak terlihat lelah sama sekali, ia menghampiriku dengan semangat.

"Maaf lama menunggu, Kook." ujarnya ketika ia duduk di sampingku.

Aku hanya tertawa kecil lalu memandang wajahnya,"See? Keahlianku memang selalu lebih baik darimu, Rin-a." balasku sambil memberikannya air putih yang kubeli di minimarket tadi.

[C] 다시 놓기;RESET.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang