Dreams

10.8K 1.7K 202
                                    

Chaerin's pov.

Aku pernah bermimpi.

Di masa depan, aku berjalan di samping Jungkook dengan tangannya yang menggengam tanganku.

Ia menggenggamnya sangat erat. Seperti tidak mau kehilanganku. Pada saat itu, musim dingin. Tapi salju pertama belum turun.

Tetap saja, Jungkook menggunakan jaket tebal berwarna coklat tua dengan sweater turtle necknya. Sedangkan aku memakai coat panjang berwarna navy blue dengan sweater berwarna putih.

Pada saat itu, aku bertanya dalam hati.

Is it true?

Is it true when you hold my hand like this?

Aku berbicara seperti itu dalam hati sambil menatap genggaman tangan kami.

Kemudian aku membuka pembicaraan dengan Jungkook.

"Kook, kita mau kemana?"

Jungkook hanya tersenyum sambil memandangiku lalu membuka suara, "Menunggu salju pertama turun."

Aku hanya mengernyit, "Untuk apa?"

"Aku mau melakukan sesuatu denganmu."

Ia memandangku lagi. Kali ini aku bisa melihat kedua matanya yang sungguh-sungguh, "Hanya denganmu."

Aku berhenti ketika merasa sebutir salju turun melewati pandanganku. Aku menatap langit lalu melihat beberapa butir salju mulai turun.

Ini salju pertama di kota Seoul.

"Ini salju pertama Kook. Lalu apa yang akan kita lakukan?" ujarku pada saat itu sambil memandangi Jungkook.

Jungkook berhenti lalu memutar tubuhku untuk menghadapnya. Ia memandangi wajahku dengan tersenyum lembut. Perlahan, ia mengambil kedua tanganku lalu memegangnya dengan hangat.

Tangannya selalu hangat seperti ini.

"Han Chae Rin. People say if you confess your love in the middle of the first snow, your love and relationship will long last forever."

Jungkook mengusap rambutku dari atas lalu turun memegang tanganku lagi.

"It's cold. Use your gloves when you going out like this okay?" ujarnya sambil mengusap-usap tanganku.

Aku hanya diam. Masih tak mengerti dengan pembicaraannya yang berputar-putar.

"Saranghae Han Chae Rin. Will you be mine for today, tomorrow and forever?"

Setelah itu, aku terbangun karena Jungkook membangunkanku langsung di kamar. (Liat chapter thinkerbell.)

Aku tersenyum miris lalu memalingkan wajahku yang sudah sejak tadi menatap keluar jendela.

Aku memandang makananku kali ini. Bubur rumah sakit memang yang terburuk. Aku benci disini.

Aku memutuskan untuk turun dari tempat tidur dan mulai berjalan keluar sambil mendorong infusku untuk berjalan di sampingku.

Aku memutuskan untuk ke taman dan menenangkan diri disana. Setidaknya aku bisa melihat langit biru yang masih ada sampai sekarang.

Aku duduk di kursi taman dengan perasaan tenang.

Aku menghirup nafas dalam-dalam dan mengeluarkannya lagi.

Udaranya sejuk. Aku suka disini.

Tapi sayangnya agak dingin. Aku tahu aku bodoh karena tidak memakai coat atau semacamnya.

[C] 다시 놓기;RESET.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang