Dangerous

9.6K 1.6K 137
                                    

Chaerin's side.

"Chaerin-ah, itu pacarmu atau bagaimana?"

Sekali lagi, aku mendengar kalimat itu keluar dari rekan kerjaku.

"Bukan. Dia cuma kenalanku. Aku juga tidak terlalu dekat dengannya." balasku sambil mengeringkan peralatan makan yang sudah kucuci tadi.

"Ah~ mana mungkin cuma seperti itu! Ia selalu datang setiap hari dan selalu di jam kerjamu. Aku selalu melihat dia yang terus memperhatikanmu, Chaerin!"

Aku menghela nafas,"Eonni, geuman." (Hentikan, kak.)

Ia menyandarkan tubuhnya pada wastafel,"Wah, sayang sekali kalau itu bukan pacarmu. Dia juga terlihat seperti orang berada. Wajahnya juga menunjukan dia orang yang cerdas,"

Hyeju eonni kembali menghampiriku yang tengah menyusun piring di tempatnya,"Kau benar-benar tidak tertarik dengan pangeran seperti itu?"

Aku berhenti dari kegiatanku lalu mengusapkan tangan pada aprom yang kugunakan,"Seoul International University. Fakultas Bioteknologi. Kalau eonni tertarik, silahkan saja. Aku ke depan dulu."

Ini gila, sungguh.

Taehyung benar-benar keras kepala! Aku bisa gila dibuatnya!

Setelah hari ituㅡdimana ia menyewa tempat ini selama 2 jamㅡTaehyung selalu datang ke tempat ini. Memesan menu yang sama, dan duduk di pojok cafè dengan tempat duduk sofa disana.

Aku tidak mengerti apa tujuannya kesini. Tapi perkataan orang-orang di sekitarku mulai membuatku gila. Semuanya berargumen bahwa Taehyung adalah pacarku.

Cih, pacar dari mananya? Pria itu bahkan selalu bersikap menyebalkan.

"Maumu apa sih?" tanyaku ketika berhenti di hadapan Taehyung yang tengah memotong cheese cakenya.

"Apanya yang apa? Aku memang sudah lama berlangganan di cafè ini." ujarnya disusul dengan cheese cake yang mendarat di dalam mulutnya.

Aku melipat tangan di depan dada lalu membuang nafas kasar,"Taehyung-ssi,"

"Euhm?" balasnya dengan wajah polos tanpa merasa bersalah.

"Orang-orang mulai berpendapat bahwa kita ada hubungan spesial. Apa kau tidak risih dengan hal itu?"

Ia hanya menyeringai lalu tertawa kecil,"Tentu saja tidak. Kenapa aku harus risih?"

Untuk kesekian kalinya aku memandanginya pasrah,"Baiklah. Up to you, Mr. Kim."

Tepat saat aku membalikan badan, ia menarik tanganku dan langsung membuatku terduduk di sampingnya.

"Aku memang benar-benar menyukaimu. Jadi untuk apa aku terganggu dengan hal itu?" ucapnya dengan tangan yang masih menggenggam erat tanganku.

Woah.

What the hell happened, here?

******

Jungkook's side.

[C] 다시 놓기;RESET.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang