Seulgi"Kok bisa ya kita ketemu di sini?"
Gue cuman terenyum hambar setelah dengar pertanyaan bodoh dari Irene.
"Kebetulan kali." Kata gue cuek.
Gue sama Irene duduk berhadapan di Pascucci Cafe, gak tau mau bicara apa. Gue rasa kami udah gak ada urusan lagi. Ice cream yang kami pesan udah meleleh sebelum kami sentuh. Gue gak selera buat makan ice cream itu, mungkin sama halnya dengan Irene.
Gue gak ngerti apa alasan Irene mengajak gue ngomong berdua aja tanpa Mino dan Gun. Setelah makan siang, Irene bilang sama Mino dan Gun kalau dia ada urusan penting sama gue. Gue menolak, tapi Mino bilang gue harus ikut.
"Gue mau minta maaf sama lo, gi." Kata Irene.
"Minta maaf buat apa? Kejadian itu udah gue lupain, rin. Lo gak usah bahas."
"Gue tau lo pasti marah banget sama gue."
"......"
"Gi, kita temen."
"Iya dulu."
"Gi, please."
"Gak ada temen makan temen, rin."
Irene diem. Kalau dia ngajak ke sini berdua cuman buat ngomongin ini, gue mending pergi aja. Gue bersiap, kayaknya Irene peka sama gelagat gue yang mau melarikan diri, Irene langsung menahan gue. Pegang tangan gue erat-erat.
"Sebentar aja, gi, please."
"........."
"Gue bukan mau minta maaf soal masalah itu, gi." Kata Irene pelan.
Irene senyum. Gue gak ngerti. Emang dia punya salah apalagi sama gue selain itu?
"Gue bukan mau minta maaf soal hubungan gue sama Mino waktu itu."
Sekarang gue bisa mendengar suara Irene yang menghela nafasnya dengan berat.
"Gue mau minta maaf, karena gue... Maaf karena gue masih sayang sama Mino."
"....."
"Gue tau, dulu gue cuman jadi mainannya Mino aja disaat dia lagi jenuh sama lo."
"......"
"Tapi nyatanya, gue kebawa perasaan."
●●
Anjing gak sih?
Irene Anjing.
Maaf ya kalau gue kasar. Tapi gue beneran lagi emosi sekarang. Iya, gue tau ini udah jam setengah dua belas malam, tapi gue belum ada niatan untuk balik ke Villa. Bahkan gue lupa menyimpan hp gue dimana. Terserah.
Dentuman musik yang kencang dan vodka emang perpaduan yang cocok banget buat menggambarkan suasana hati gue sekarang ini. Gue harus mencoba hal-hal baru yang sekiranya bisa bikin gue lupa sama hal-hal yang gak pengen gue ingat.
Persetan sama kalian semua yang menganggap gue banyak berubah. Di dunia ini gak ada orang yang sama. Di dunia ini semua orang pasti berubah. Entah itu baik atau buruk. Kalau lo emang enjoy sama kehidupan baru lo, kenapa nggak?
Masalah baik atau buruk belakangan, bagi gue di sini, yang penting nyaman.
Gue gak tau kalau emang gue jadi seaneh ini sekarang. Tapi please, gue udah bukan anak SMA. Gue udah bisa melegalkan segara cara.
Gue pun diam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Another Side | Mino + Seulgi [✔]
Fanfic+ au + another side + another life mino + seulgi