15. Recognition

2K 299 22
                                    


Mino

Ini tengah malam dan gue mendapati kabar kalau Gun pingsan di club. Gue yang udah gak tenang langsung tancap gas menuju apartemen gue, karena di sana udah ada Irene yang menemani Gun, dan Irene juga yang membawa Gun balik ke apartemen. Sebenernya ini bukan hal yang aneh kalau Gun pingsan, palingan anak itu kebanyakan minum. Gue buru-buru karena ada Irene di sana, gue gak mau ngebiarin dia lama-lama ada di tempat gue.

"No, tenang no. Jangan ngebut-ngebut..." Cewek gue mencoba menenangkan gue dan sesekali mengusap pundak gue pelan.

Tadinya gue melarang Seulgi buat ikut karena ini udah malem banget, tapi cewek itu maksa  dan gue gak bisa menolak.

Jam satu lebih empat puluh lima menit dini hari akhirnya gue sampai di apartemen gue. Gue yang kalap langsung berlari masuk ke dalam kamarnya Gun. Setelah gue masuk, detik itu juga gue bisa lihat Irene sedang mengelap wajah Gun dengan air panas.

"Mino? Akhirnya lo dateng juga" Ucap Irene parau, dan bahkan gue masih bisa lihat matanya yang sembab. Cewek ini habis nangis? Kenapa? Gun yang bikin cewek di hadapan gue ini nangis?

"Gun gak apa-apa kan, rin?" Tanya Seulgi.

Gue bisa lihat air wajah Irene yang berubah setelah mendengar suara Seulgi.Irene tersenyum kaku sambil mengangguk menjawab pertanyaan Seulgi.

Gue menatap Gun yang masih tak sadarkan diri sekilas, kemudian gue beralih menatap Irene untuk meminta penjelasan.

"Hmm, gue rasa kalian perlu ngomong berdua. No, lo ngomong dulu gih sama Irene, biar gue disini nemenin Gun"

Gue gak yakin, tapi tatapan Seulgi bener-bener menyuruh gue untuk punya waktu berdua sama Irene.

Akhirnya gue keluar dari kamar yang disusul oleh Irene di belakang gue. Kami pergi ke balkon dan memutuskan untuk sedikit berbincang dikursi kayu yang menghadap langsung ke jalanan kota Seoul yang sudah mulai lumayan sepi karena jam sudah menunjukan hampir pukul 2 pagi.

"Thanks ya, udah nganterin Gun balik ke sini." Gue memulai pembicaraan.

"Santai no."

"Dia kok bisa pingsan? Minum berapa banyak?"

Irene diam. Gue menoleh untuk menatap wajahnya, bahkan sekarang Irene terlihat gak lagi mendengarkan gue.

 Gue menoleh untuk menatap wajahnya, bahkan sekarang Irene terlihat gak lagi mendengarkan gue

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Rin?"

"Ah, oh, kenapa?"

"Gun. Kenapa bisa pingsan?" Gue mengulang pertanyaan dengan menekankan setiap katanya supaya jelas.

"Gue gak tau no. Dari awal ketemu, dia kayaknya emang lagi gak bagus mood-nya. Terus, dia minum banyak banget."

Gue hanya mengangguk paham mendengar penjelasan Irene. Gak sengaja, saat tatapan mata gue jatuh ke bawah, ada yang gak beres di kaki Irene.

Another Side | Mino + Seulgi [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang