16. What should I do before?

2.3K 326 36
                                    


Seulgi

Tadi malam gue tidur di sini. Di apartemen Mino. Kondisi memang gak memungkinkan gue untuk pulang ke rumah, dan akhirnya gue terpaksa tidur di sini. Untuk kedua kalinya gue tidur di kamar apartemen Mino. Di ranjang yang sama, gue dan Mino.

Pukul 6 pagi dan rasanya hari masih terlalu sepi kalau gue harus bangun sendirian. Gue menengok ke sebelah kiri dan mendapati Mino yang masih meringkuk, matanya masih terpenjam dan gue bisa dengar dengkuran halus dari nafasnya.

Gue merapikan anak rambut Mino yang menganggu.

"No."

"Bangun dong."

"Mino."

Jelas gak akan bangun. Ini masih terlalu pagi untuk bangun dan memulai aktivitas karena cowok gue kelewat kebo.

Gue pun menaikan kaki gue, dan akhirnya kaki gue sekarang menumpang di paha Mino.

"Masih gak mau bangun lo??"

"Hmmm."

"Jam 6 no."

"Ya terus kenapa kalau jam 6?"

Mino menjawab dengan mata yang masih terpejam dan suara serak khas orang yang baru bangun tidur. Gue gemes dan akhirnya gue mengacak rambut Mino yang emang udah acak-acakan sejak awal.

"Gue laper nooo"

3...

2...

1...

Cuman butuh waktu 3 detik untuk bisa  membuat kedua mata Mino melek kalau gue udah bahas makanan. Karena gue ingat, yang selalu Mino bilang ke gue;

"Kalau lo laper, pokoknya gue bakal lakuin apa aja buat lo, ngasih lo makanan sebanyak-banyaknya biar lo gak kurus lagi"

Gue cuman nyengir setelah mendapati ekspresi wajah Mino yang malas.

"Ok, lo mau sarapan apa?" Tanya Mino sambil menyampingkan tubuhnya untuk benar-benar menghadap gue dan menatap gue dengan tatapan sayunya karena gue yakin Mino masih super ngantuk.

"Apa aja, asal lo yang masak" Jawab gue sambil mendekatkan tubuh gue ke tubuh Mino. Gue memeluk pinggang Mino sambil menenggelamkan kepala gue di dadanya. Dan masih sama, selalu sama, rasanya nyaman.

"Katanya laper tapi kok malah tidur lagi?"

"Gue gak tidur"

"Terus ini apa?"

"Sebentar doang kok"

Sekarang gue bisa ngerasain tangan Mino yang merengkuh pinggang gue posesif.

"Maaf ya sayang"

Gue bingung. Kenapa dia tiba-tiba minta maaf? Dan kalau boleh so tau, suara Mino terdengar tulus banget.

"Kenapa minta maaf?"

Mino mencium pucuk kepala gue cukup lama.

"Gue kangen banget sama lo gi"

Gue rasa, sekarang gue hanya perlu diam sambil mendengarkan Mino ngomong sampai selesai.

"Maafin gue kalau semisal gue gak ada disaat lo butuh, gak ada disaat lo kangen dan pengen peluk gue. Jadi sekarang lo boleh puas-puasin peluk gue hehe"

"Gue sayang sama lo, jadi lo jangan tinggalin gue apapun yang terjadi."

Gue mengangguk pelan di pelukan Mino dan Mino tau itu. Cukup lama kami berdua diam diposisi senyaman ini. Diantara gue dan Mino belum ada yang melepaskan pelukan ini satu sama lain.

Another Side | Mino + Seulgi [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang