GunRasanya gue gak bisa nafas lagi setelah bilang semua itu sama Seulgi. Ada sedikit rasa penyesalan dari diri gue. Gue sendiri bingung. Penyesalan buat apa? Song Gunhee, jangan bilang kalau lo nyesel udah nunjukin sisi lain Mino ke Seulgi, dan bikin Seulgi luluh setengah mati.
Nggak. Gue gak gitu. Gimana ya? Gue.... Kenapa gue ngerasa gak suka? Maksudnya, gue.... Ah anjing! Apa sih. Gak, gue gak cemburu. Jangan cemburu.
Udah jam 11 malem dan gue masih belum ada niatan untuk balik ke villa. Gue gak siap disaat gue pulang mereka lagi... Nggak, jangan so tau. Buset, gue kenapa, sih.
"Gunhee ya? SMA Hyundai?"
Efek alkohol yang gue minum lumayan bikin kepala gue pening. Sampai-sampai gue gak begitu ngeh sama cewek berambut panjang yang menghampiri gue ini.
"Ya? Siapa ya?"
Gue masih berusaha memperbaiki penglihatan gue. Dari suaranya, gue bener-bener gak asing. Cewek ini kan...
"Rain?" Tanya gue meyakinkan.
"Hujan. Hahaha. Lo masih inget ternyata."
"Lo beneran Rain??"
"Hmm. Lama ya gak ketemu."
Rain. Iya. Dia Rain. Gue kenal, karena dia kakak kelas gue waktu SMA. Cewek yang sukanya hujan-hujanan, waktu di halte gue liat dia kedinginan dan gue pinjemin dia jaket. Sekarang, banyak yang berubah dari Rain. Cewek mungil yang suka hujan-hujanan itu sekarang jadi cewek dewasa yang cantik dengan pakaian minim dan suka pergi ke club malam.
"Lo lagi ngapain disini, rain?" Tanya gue.
"Gue ada tugas kampus kesini. Lo sendiri?"
"Gue cuman liburan kok."
"Sendirian?"
"Ah, nggak. Gue bareng sepupu gue dan ceweknya sepupu gue."
"Mereka berdua dimana?"
"Oh, mereka di villa."
Rain menganggukan kepalanya paham dan setelah itu ia menyesap vape kecil berwarna pink, mengeluarkan kepulan asap tebal yang tidak begitu nikmat aromanya. Lo semua tau kan kalau bakau asli rasanya lebih enak?
"Rain."
Rain menoleh.
"Lo banyak berubah ya."
Rain cuman senyum dan tatapan matanya sulit gue pahami.
"Gue punya nama, Gun. Kenapa sih masih panggil gue Rain? Hahaha."
"Dulu, nama itu cocok buat lo. Cewek yang punya badan kecil, di kepang dua, lari-lari disaat hujan turun. Itu lucu buat gue."
Rain ketawa pelan.
"Tapi, sekarang lo bukan Rain kayaknya..."
"Berhenti panggil gue Rain."
"Gak bisa, udah kebiasaan."
"Lo sampai kapan disini?"
"Lusa mungkin? Gue sih, gimana sepupu gue aja."
"Lusa? Kalau gitu bisa dong gue ikut main sama lo sebentar di sini? Udah lama kita gak ketemu. Mungkin aja lo kangen sama gue, kan?"
"Sampah. Hahahaha. Oke, gue sama sepupu gue mau ke Fun World, lo bisa ikut!"
No matter how much she's changed, maybe i still consider her the same person.
Only her attitude, has changed.
KAMU SEDANG MEMBACA
Another Side | Mino + Seulgi [✔]
Fiksi Penggemar+ au + another side + another life mino + seulgi