Chapter 3: Kesan

7K 676 84
                                    

Sirius, Remus, James masuk ke Aula Besar. Mereka langsung menuju meja Gryffindor, bersama anak – anak Gryffindor lain. Di tengah meja panjang tersebut, James melihat Pettigrew. Dia duduk sendiri, dan terlihat jelas bahwa dia sedang gelisah.

James menjawil Sirius, dan menunjuk ke arah Peter duduk. Mereka berjalan bersama ke sana, dengan Remus mengikuti di belakang. Saat sudah dekat, Peter akhirnya mendongak, dan tersenyum khawatir.

"Um, Halo kawan – kawan," kata Peter.

"Kamu di mana tadi, Peter? Kami mencarimu di seantero kereta!" seru Sirius, menghenyakkan diri duduk di hadapan Peter.

"Aku tidak naik kereta api, Sirius. Aku – "

"Tunggu dulu! Kamu tidak naik kereta api?" tanya James.

"Urm, tidak. Aku langsung ke sini dengan bubuk Floo. Soalnya –"

"Itu Brilian, Peter! Kenapa tak pernah terpikirkan olehku? Tidak naik kereta api ke Hogwarts!" seru Sirius.

"Bukan! Ini bukan lelucon! Aku dipanggil oleh Profesor Dumbledore langsung ke kantornya! Tadi pagi, saat aku bangun pagi, rumahku sudah kosong. Aku tahu kalau Mum memang biasa bangun pagi – pagi untuk ke pasar, tapi Dad biasanya ada di rumah. Sepertinya dia tidak pulang dari kerja semalam. Tapi mereka belum pernah meninggalkanku di hari kita berangkat ke Hogwarts!" kata Peter.

James dan Sirius terdiam. Remus bertanya, "Lalu bagaimana, Peter?"

"Saat aku sedang menunggu mereka, koper dan barang – barang sudah terkemas, mendadak ada panggilan Floo dari perapian. Dan aku melihat kepala Dumbledore di situ, menyuruhku untuk langsung ke Hogwarts, dan mengatakan bahwa aka nada Peri Rumah yang akan mengambil barang – barangku nanti. Dan – aku langsung mendarat di kantornya dengan Floo," jelas Peter.

Alis James terangkat sedikit, dan dia bertanya lagi, "Kamu masih belum memberitahu kami kenapa Dumbledore memintamu langsung ke sini tanpa naik kereta api."

Peter meringis terang – terangan. Sirius dan James bingung, apa gerangan yang terjadi. Remus mengangkat alisnya. Peter menarik nafas dalam, dan mulai berkata, "Baik, begini –"

Pintu aula besar terbuka, dan Profesor McGonagall masuk, diikuti oleh serombongan anak – anak kelas satu yang akan diseleksi. James berpaling ke Peter lagi, tapi Peter mengucapkan 'Nanti'. Walaupun merasa agak khawatir, James memaling ke rombongan anak kelas satu tersebut.

"Hei," kata Remus, "Di mana Profesor Dumbledore?"

James dan Sirius berpaling ke meja guru. Topi Seleksi sudah mulai bernyanyi, tapi benar, Dumbledore tidak ada di mejanya. Padahal semua guru dan staf lain hadir di sini, bahkan Hagrid pun ada. Jadi di mana Dumbledore?

Sirius mengingat yang tadi dikatan Peter, dan dia bertanya, "Peter, tadi kamu bersama Dumbledore kan?"

"I – iya," jawab Peter.

"Setelah itu, apakah dia bilang dia akan ke mana?"

"Aku tidak tahu," jawab Peter. Keningnya berkerut, jelas berusaha mengingat – ingat. Seleksi sudah dimulai, dan sudah sampai di huruf 'L' ketika Peter akhirnya mencicit, "Ah! Aku ingat!"

"Apa?" tanya James, Sirius dan Remus bersamaan.

"Profesor Dumbledore menyebutkan sesuatu tentang murid pindahan, dan dia akan mengantar mereka, tapi aku tidak tahu lebih rinci lagi tentang murid pindahan ini," tutur Peter.

"Murid pindahan? Apakah yang tadi?" tanya James.

"Yang tadi yang mana?" tanya Peter, wajahnya bingung.

Just Breathe (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang