Chapter 12: Dead Pool

5.4K 408 48
                                    

Setelah Pertandingan Quidditch paling brutal yang pernah ditonton Harry sepanjang hidupnya, dan setelah Pesta gila-gilaan di Ruang Reksreasi Gryffindor, yang berlangsung sampai jam 2 pagi, yang mana berakhir dengan hampir seluruh Gryffindor, yang ada di Ruang Rekreasi, mendapat ceramah sampai dua jam dari Profesor Mcgonagall yang memakai gaun tidur kotak-kotaknya, dan beberapa minggu setelahnya, kehidupan di Hogwarts berjalan kembali normal. Akhir pekan Hogsmeade ditiadakan, karena Hogsmeade sendiri sedang dibangun ulang.

Pemilik beberapa rumah marah-marah karena puing-puingnya dan seluruh isi rumahnya hilang sama sekali, seperti ditelan bumi. Rosmerta, bartender muda di Three Broomstick , yang baru lulus tahu lalu dan telah menagih biaya ganti pada Dumbledore karena seluruh puing dan barang rumah minumnya menjadi Raksasa Batu, tidak memberitahu sama sekali pada mereka tentang nasib rumah mereka dan barang-barangnya. Dan, dengan itu, Dumbledore bersyukur, sembari melirik-lirik ke Harry dan Hermione. Mereka sendiri cuma cengar-cengir.

Harry masuk ke Aula besar hari Rabu pagi dengan cerah, dia baru saja menghabiskan jam pagi bersama Hermione di Menara Astronomi, menyaksikan matahari terbit, dan melakukan aktivitas mereka yang biasa. Mereka berdua duduk di meja Gryffindor. Harry melihat puding cokelat kesukaannya di piring yang berjarak beberapa kursi darinya. Dia, dengan lancar melakukan mantra panggil non verbal ke piring penuh puding tersebut, dan menuang lima potong ke piringnya. Hermione sendiri menyusun sandwich selai stroberi kesukaannya seperti biasa.

Harry menelan menelan puding ketiganya ketika Alice dan Frank duduk di hadapan mereka berdua. Harry dan Hermione mendongak, dan Alice menyapa riang, "Pagi, Ivan!"

"Pagi," jawab Harry. Dia mengunyah puding keempatnya. Alice melihat porsi puding di piringnya dan mengernyit. Dia berpaling ke Hermione.

"Jean, kupikir sebaiknya kamu memberitahu cowokmu ini deh. Setiap kali ada puding dia tidak menyentuh makanan yang lain lagi," ujar Alice.

Hermione tertawa. Frank mengambil beberapa telur dadar dan bacon, menaruhnya di piringnya dan Alice. Alice menyuap telurnya, dan sejenak mereka makan dalam diam.

Frank menelan baconnya, dan berpaling ke Harry, bertanya, "Hei Ivan, kamu liburan natal bakal pulang ke rumah gak?"

Harry memasang wajah normal sekuatnya, dari sudut matanya bisa dilihat Alice memasang wajah normal juga, Harry tahu Alice tidak memberitahu Frank tentang keadaan Harry sebenarnya. Hermione tetap makan dengan tenang.

Harry menjawab, "Tidak, aku akan tinggal di kastil saja."

Frank mengernyit, dan bertanya, "Kenapa? Bukannya kamu punya paman dan bibi dari pihak Ibumu di sini?"

Frank memiliki ingatan yang kuat, pikir Harry. Digabung dengan Alice, hampir bisa ditebak mereka akan membuat seluruh penyamaran Harry dan Hermione terbongkar dalam sekejap. Harry sekuat tenaga berusaha memasang wajah netral, dan menjawab, "Ya, tapi aku lebih memilih tinggal di kastil."

"Kenapa?" tanya Frank lagi.

"Well , Keluarga pamanku tidak menyukai sihir," jawab Harry jujur. Dia menelan puding terakhirnya, dan mendorong piringnya. Hermione masih memakan roti selainya, dan Alice berpaling ke Hermione, bertanya, "Jean, bagaimana denganmu? Kamu pulang?"

Hermione menatap Alice. Bukankah Alice sudah tahu bahwa kami tak punya rumah di sini? Pikirnya dalam hati. Alice tetap tersenyum polos, meminta jawaban. Jadi, Hermione menjawab, "Tidak, aku juga tidak."

"Ahh," kata Frank, menjentikkan jarinya. "Kalian berdua mau memakai seluruh kastil ini untuk istana cinta kalian selama liburan natal rupanya. Jenius," ujarnya. Harry dan Hermione tertawa, menggelengkan kepala. Meskipun, Harry dan Hermione berpikir bersamaan, ide tersebut tidak jelek-jelek juga...

Just Breathe (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang