Naga tersebut terus membumbung ke angkasa, menembus awan. Harry, Hermione, dan Dumbledore semuanya berpegangan erat ke duri-duri di punggung naga. Akhirnya, si naga mengakhiri terbang menanjaknya, dan mulai terbang mendatar. Mereka terus terbang, di atas awan, dengan kecepatan luar biasa.
"Profesor!" seru Harry, berusaha mengalahkan suara deru angin.
"Apa?" balas Dumbledore samar-samar.
"Kita harus ber-Apparate!" seru Harry lagi.
Hermione meneriakkan persetujuannya. Harry berbalik, perlahan, berpegangan di duri-duri. Hermione juga. Mereka merangkak ke belakang, ke posisi Dumbledore yang sedang berusaha berdiri, mencengkeram erat duri-duri punggung naga, berpegangan agar tidak terjungkal ke belakang. Akhirnya, setelah maju perlahan-lahan, Harry dan Hermione mencapai Dumbledore, dan mereka bertiga saling berpegangan.
"PEGANGAN KUAT-KUAT!" seru Dumbledore. Dia berputar di tempat.
Sensasi dijejalkan dalam terowongan sangat sempit, dan mereka muncul, utuh, walaupun agak berangin, tepat di depan gerbang Hogwarts. Harry dan Hermone masih menahan nafas mereka. Dumbledore berkata pelan, "Fawkes."
Fawkes muncul dengan kilatan api, mencengkeramkan kakinya di bahu Dumbledore. Lalu, dengan kilatan api sekali lagi, mereka bertiga muncul di kantor Dumbledore. Lukisan para kepala sekolah seketika terbangun, dan memandangi mereka bertiga dengan penuh minat. Salah satu bahkan dengan terang-terangan berkata, "Bagaimana hasilnya?"
Dumbledore tidak memedulikan mereka semua. Dia berjalan pelan memutari mejanya, dan duduk, menghenyakkan diri dalam-dalam di kursinya. Sedangkan Harry dan Hermione, setelah beberapa saat, akhirnya bisa bergerak juga, berjalan bergandengan erat, dan menghenyakkan diri di kursi di hadapan Dumbledore. Setelah beberapa detik, mereka bertiga menghela nafas panjang bersamaan. Pemandangan lucu, sebenarnya, seandainya saja mereka bertiga tidak baru saja mengalami petualangan mendapatkan Horcrux paling seru dan susah serta mengerikan dalam hidup mereka.
Harry meraih ke dalam tasnya, dan mengeluarkan piala kecil Hufflepuff, dan meletakkannya di meja Dumbledore. Dia, Hermione, dan Dumbledore memandanginya, seolah piala tersebut benda paling menarik di dunia. Jelas saja, demi benda kecil ini mereka mengalami malam yang sangat menyenangkan, dan dijamin akan selalu dikenang dalam sisa hidup mereka.
Harry tidak mood untuk melakukannya, maka dia menarik Pedang Gryffindor dari sarungnya, dan menyerahkannya ke Hermione, yang memandangi Harry dengan bingung seakan dia baru saja menjadi Alien.
"Apa?" tanya Hermione.
"Giliranmu, Hermione... aku sudah tiga, Dumbledore sudah dua. Setidaknya kamu satu deh," kata Harry, nyengir.
Hermione mengernyit, namun mendengus juga akhirnya. Dia berdiri, mengayunkan pedang Gryffindor sekali. Pedang tersebut menjadi sangat tipis dan ramping, dan pegangannya membentuk lingkaran. Singkat kata, pedang Gryffindor di tangan Hermione menjadi berbentuk seperti Pedang Anggar.
Dan, tanpa banyak basa-basi, Hermione menusukkan pedang tersebut langsung ke Piala Hufflepuff, membuatnya berlubang. Sedetik kemudian, dari lubang tersebut keluar asap hitam yang menjerit, tersiksa, kesakitan... Sedetik kemudian, asap tersebut lenyap, dan, akhirnya, Horcrux Voldemort sudah lenyap semua. Harry menatap Hermione, menahan tawanya. Dumbledore mengernyitkan dahinya, jelas merasa kesal dan kesal lagi.
"Sudah?" bisik Dumbledore. "Begitu saja? Voldemort sudah manusia biasa lagi sekarang?"
Harry mengangguk, diikuti Hermione, dan mereka berdua tertawa, melepaskan semua ketegangan mereka semalaman. Mereka terbungkuk-bungkuk, Harry menyandar ke Hermione, yang tertawa sampai berair matanya. Dumbledore menganga memandangi mereka, seolah mereka berdua Diricawl yang baru saja melompat-lompat di atas mejanya dan berteriak, "Hello, Gorgeous! "
KAMU SEDANG MEMBACA
Just Breathe (Complete)
FanfictionAuthor BY ficfan91 Cover by April Time Travel Story. Harry dan Hermione diserang oleh Voldemort dan Pelahap Maut di tenda dalam Perburuan Horcrux. Fawkes menyelamatkan mereka dari Tempat Antara Hidup dan Mati, dan mengirim mereka ke tahun 1975...