Chapter 9: Hogsmeade

5.8K 490 37
                                    

Harry mengawasi sampai seorang anak kecil dan seorang perempuan yang sepertinya Ibunya. Mereka berdua dibawa oleh Profesor Spinnet. Mcgonagall, Hooch, dan Flitwick muda keluar dari Honeydukes, dan bergegas ke arah Harry dan Hermione, yang Patronus Hippogriff nya masih menyala. Patronus Mcgonagall, seekor kucing, dan Hooch, seekor burung hantu melayang mengikuti mereka. Flitwick tampaknya sudah mematikan Patronus nya. Awan hitam di langit memekat, dan hujan rintik-rintik mulai turun. Hermione memandang langit, dan memperhatikannya lebih seksama. Harry mengikutinya. Para Profesor sudah mulai berdiskusi, mengenai apakah sebaiknya kembali ke kastil untuk berlindung.

Akhirnya, Hermione tampaknya menyadari sesuatu. Dia memekik pelan. Harry menoleh cepat ke arahnya, menaikkan satu alis, bertanya. Hermione hanya menggeleng-geleng, matanya masih terpaku ke awan hitam pekat di atas. Gerimis digantikan oleh hujan, dan Harry, merasakan perlahan rasa bahagia dalam dirinya menurun, menyadari bahwa itu bukanlah hujan. Itu adalah air dari Dementor, kabut pekat yang menyelimuti mereka memekat dan terkonsentrasi hingga akhirnya turun menjadi hujan. Dan, melihat gerakan awan-awan tersebut, Harry tak bisa menahan pekikan kagetnya juga.

Mcgonagall jelas sudah terpengaruh oleh air hujan ini, dan dia jatuh berlutut. Flitwick bergidik, dan Spinnet gemetar. Hanya Hooch yang masih tenang, atau setidaknya terlihat seperti itu. Wajahnya pucat. Dia mendekat ke Hermione, dan bertanya, "Ada apa? Apa yang kalian lihat?"

Hermione menggeleng perlahan lagi. Harry menarik nafas, dan bertanya pada Hooch, "Profesor, kira-kira berapa lama sampai para Auror tiba?"

Hooch menggeleng, tapi akhirnya menjawab, "Aku tidak tahu, jujur saja. Dumbledore mungkin bisa sampai ke sini sekejap mata, tetapi para Auror dari kementrian..."

Hooch menarik nafas, dan bertanya, "Di mana para Dementor? Dan mengapa awan hitam itu masih di sana, jika Dementor sudah pergi?"

Harry menjawab pelan, "Karena itu bukan awan..."

Hooch mengernyit, bingung. Dia berpaling ke Harry, dan bertanya, "Memangnya itu apa? Tak mungkin kan itu-"

Hooch memekik, menjerit, dan jatuh terduduk. Mcgonagall menahan nafas, Flitwick mencicit, dan Spinnet sepertinya membeku di tempat. Mereka terkaget semua, tak percaya akan apa yang mereka lihat.

Di langit, awan hitam tersebut terlihat berarak perlahan, namun jika dilihat lebih seksama, itu bukanlah awan yang berarak. Itu adalah Dementor, para Dementor, dalam jumlah yang sangat besar. Ratusan... bukan, mungkin melebihi seribu jumlahnya. Mereka menebarkan kegelapan di sekeliling mereka, dan mereka berarak perlahan, menuju ke arah... Hogwarts. Ya, Hogwarts.

Harry mengumpat keras-keras, lalu berlari sekuat tenaga, berusaha mengejar awan itu, seluruh pengetahuan bahwa itu adalah Dementor terlupakan. Dia mendengar Hermione berseru memanggil namanya, tetapi dia tidak peduli. Para Dementor itu melayang ke kastil, dan ratusan orang baru saja dia kirim ke sana. Harry tidak bisa membiarkan mereka mencapai kastil, tidak boleh.... Di sana masih terdapat Lily, Alice, James, Sirius yang menyebalkan, Remus, dan Dumbledore! Harry tidak bisa membiarkannya mati sekali lagi begitu saja, setelah apa yang telah mereka lakukan, setelah menyaksikannya mati di menara saat itu. Harry tidak bisa membiarkannya...

Dan pikiran-pikiran tersebut menggelapi kepala Harry, dia berlari menembus air hujan dari Dementor, berlari sepanjang jalan Hogsmeade, dengan Patronusnya masih di sampingnya. Dia berhenti di perbatasan desa, berseru ke Patronusnya, "HENTIKAN MEREKA!"

Harry mengacungkan tongkatnya ke langit, dan Patronusnya terbang ke atas, dan terlihat seperti titik kecil yang menyala pelan di tengah kegelapan di atas. Seperti setitik harapan... namun hanya sejenak. Kegelapan pekat menyelimuti titik cahay tersebut, dan patronus Harry menghilang. Meskipun demikian, awan hitam pekat tersebut terlihat berhenti berarak.

Just Breathe (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang