Harry dan Hermione masuk ke Ruang Rekreasi Gryffindor. Masih sore hari, dan para murid yang sedang berlibur banyak yang belum kembali. Mereka kembali lebih dulu dengan Apparate ke Hogsmeade (reruntuhan Hogsmeade, maksudnya). Hogsmeade sendiri sedang dibangun ulang, banyak penyihir sedang memperbaiki rumah, merobohkan rumah yang sudah tak bisa ditolong, maupun membangun rumah baru. Dalam hal ini, di antaranya termasuk Three Broomstick.
Kenapa mereka ber-Apparate? Well , karena mereka ingin menghindari keramaian di kereta api, terutama setelah yang terjadi di Diagon Alley. Lagipula, sesuai kata Hermione, untuk apa susah-susah kalau ada yang lebih cepat dan mudah?
"Aku tak percaya liburan natal sudah usai," keluh Harry, menghenyakkan diri ke sofa.
Hermione duduk di sampingnya, dan membuka buku yang ada di meja, seperti biasa. Dia berkata, "Mmm-hmmm. Dengan begitu banyak yang terjadi, Wajar kok kalau kamu berpikir begitu."
"Bukan banyak lagi, eh sebentar," ujar Harry. Dia membatin, 'Jerman'. Hermione menghela nafas berat.
"Apa kita harus selalu mengubah bahasa setiap kali mengobrol?" tanya Hermione.
"Bukankah kamu yang mengusulkan hal tersebut? Pagi pertama, Aula Depan, ingat?" jawab Harry.
"Oh, baiklah, baiklah, aku hanya..." Hermione menutup bukunya, dan meletakkan lagi di atas meja. Dia menghela nafas yang kedua kalinya dalam jangka waktu dua puluh detik, dan menyandar ke sofa juga. Dia menutup matanya.
"Kenapa hidup kita tak pernah normal..." bisik Hermione.
Harry memandangnya, dan mendengarnya berkata begitu, perasaan bersalah yang biasa menerpanya kembali lagi. Perutnya terasa sakit, memikirkan hidup Hermione, andai saja dia tidak menjadi teman Harry dulu. Pasti hidup Hermione akan lebih menyenangkan, lebih baik.. Dia menunduk, memandangi karpet.
"Oh, tidak. Tidak, tidak. Harry, maaf!" kata Hermione, menyadari efek kalimatnya tersebut. Hermione mendekatkan diri ke Harry dan merangkulkan tangannya ke pinggang Harry. Harry mendongak, memandangnya.
"Hermione, tak apa. Aku akan mengerti kalau kamu memang menginginkan hidup normal. Siapa yang tidak mau? Hanya orang tidak waras," ujar Harry.
"Aku rela hidup tidak normal, asal bersamamu, Harry," ujar Hermione pelan, menggigit bibirnya.
Mereka berpandangan lagi, dan efek Medan Magnet dengan gaya tarik-menarik yang kuat dimulai lagi, pertama berasal dari sumber penarik tersebut, yaitu mata mereka, yang terkunci. Tahap satu. Kemudian salah satu menghela nafas pelan, sangat pelan. Dalam hal ini Hermione yang biasa melakukannya, karena dia langsung mengetahui apa yang bakal terjadi. Setelah itu, mereka langsung mulai mendekat, perlahan, sangat perlahan. Tahap Dua. Dan di sini, saat hidung mereka sudah bersentuhan, Harry akan mengangkat tangannya ke pipi Hermione, dan tangan Hermione akan naik ke dada Harry, meletakkannya di situ. Tahap Tiga selesai, menuju Tahap Akhir. Collision.
Dan... Tubrukan! Ledakan! Kembang api! Ribuan kupu-kupu! Monster Mengaum! Dunia, waktu seolah milik mereka berdua!
Oh ya. Tahap paling akhir. "WOII!"
Harry dan Hermioe terlonjak dan memisahkan diri. Mereka membelalak, menoleh ke Pintu Ruang Rekreasi. Serombongan anak yang sepertinya kelas satu dan dua ternyata berdiri dengan melongo, dan Sirius serta Remus berdiri paling depan. Sirius nyengir lebar, Dagu Remus terpaku ke lantai.
Sirius berjalan santai ke kursi di depan sofa mereka dan berkata, "Merlin sudah lama aku tak melihat Ciuman seintim itu!" dia tertawa. "Dan di Ruang Rekreasi, demi Merlin!"
"Yeah," kata Harry. Hermione berdeham, dan sejenak Harry bingung kenapa dia berdeham, ketika dia sadar: Hermione baru saja menghilangkan mantra alih-bahasa. Harry nyengir, mengacak rambutnya, kebiasaannya yang belum bisa hilang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Just Breathe (Complete)
FanfictionAuthor BY ficfan91 Cover by April Time Travel Story. Harry dan Hermione diserang oleh Voldemort dan Pelahap Maut di tenda dalam Perburuan Horcrux. Fawkes menyelamatkan mereka dari Tempat Antara Hidup dan Mati, dan mengirim mereka ke tahun 1975...