Chapter 23: Epilogue: Just Breathe

8.8K 509 103
                                    

Putih. Semuanya serba putih. Tidak ada horizon, tidak ada dunia. Hanya warna putih yang mengisi semuanya.

"Di mana aku?"

Halo, Harry Potter

"Siapa di sana?"

Aku yang membawamu kemari, Harry Potter. Aku menepati janjiku.

"Janji... apa?"

Janji Tarsah. Aku akan memberikan hidup bahagia untukmu, Harry Potter. Kau akan hidup, menikmati yang sudah kau lakukan. Kau akan hidup di Dunia yang Baru.

"... Hermione? Di mana dia?"

Dia sudah kukirim lebih dulu, Harry Potter. Kalian berselang hampir satu tahun penuh. Dia September, kau Juli.

"... ..Siapa kau?"

Aku Pencipta Tarsah. Kuharap kau mengingat ini, semuanya yang telah kau lakukan, Harry Potter. Kau benar-benar Anak yang Hidup – Boy Who Lived.

"Terima.. kasih"

Kau benar-benar luar biasa. Berikanlah kebahagiaan pada semua yang masih hidup. Sayonara, Harry Potter.

***

31 Juli 1980, dia lahir dan membuka matanya di dunia. Hempasan sinar matahari bagaikan bara api.. Tidak memberikan kehangatan dibandingkan dengan perut Ibunya. Dia menangis.. Dia menangis berjam-jam hingga dia kelelahan dan tidur. Untunglah mereka menutup cahaya tersebut...

Dia bermain dengan seorang laki-laki berkacamata, menaiki sesuatu yang membuatnya melayang di atas tanah. Terdengar teriakan dari belakangnya, dan berikutnya laki-laki berkacamata tersebut, bersama sesuatu hewan berkaki empat berwarna hitam dimarahi habis-habisan oleh seorang perempuan berambut merah. Dia tertawa melihat wajah pria tersebut.

Dia mengenali pria tersebut sebagai seseorang yang dia panggil "Dad..." dan perempuan berambut merah itu sebagai "Mum..." Dad dan Mum benar-benar menyenangkan, mereka membawanya ke sebuah rumah lain, dan dia bertemu teman di sana, badannya sama kecilnya dengannya. Mereka memainkan suatu bola yang bersayap yang terbang di atas kepala mereka. Mereka menggapai-gapai, mencoba menangkapnya...

Dia menatap beberapa bola, dan bola-bola tersebut melayang ke seberang ruangan, memecahkan kaca jendela. Dia berjalan ke kaca yang pecah tersebut, dan merasa bersalah. Dia ingin kaca tersebut kembali seperti semula, dan berhasil. Pecahan kaca, semuanya, menempelkan diri di tempat seharusnya. Dia mendengar ada yang menjerit di belakangnya, dan melihat Mum. Dad juga datang beberapa saat kemudian. Dia sudah siap dimarahi, ketika Mum menggendongnya tinggi-tinggi.

4 tahun berlalu... Dia terbang di atas sapu, bermain bersama Dad dan Sirius. Mereka melempar-lemparkan bola di udara, bertiga. Dia membawa bola, memasukkannya ke tiang dengan lingkaran. Dia bersorak.... Dad menggendongnya kembali ke rumah, bersama Mum dan sebuah buntelan kain kecil, yang kata Dad berisi 'Rose'. Mawar? Dia memanjat boks yang sama dengan boksnya dulu, dan duduk di dalamnya. 'Rose' mirip dengannya dulu, kecil, dengan kaki dan tangan menggapai-gapai. Dia berbaring di sebelahnya, dan Rose menoleh ke arahnya. Rose mengelus pipinya, dan mengeluarkan kikik kecil. Dia tersenyum, dia senang dengan Rose.

3 tahun setelah itu... Dia menggendong Rose ke dalam rumah. Seharian mereka bermain lempar bola, bersama Cathy. Cathy semakin gendut tiap harinya, menurutnya Mum terlalu banyak memberinya makan tiap pagi. Tapi Cathy lucu, dan dia dan Rose menyukainya. Cathy tak keberatan dipeluk-peluk. Dad dan Mum membawa mereka ke suatu desa, dan mereka melihat suatu bangunan luar biasa besar di kejauhan. Hogwarts... begitu kata Dad. Paman Sirius dan Daisy menemui mereka di gerbang kastil, bersama 'Jane', yang menarik Rose dan Cathy dengan bersemangat, menuju tepi danau. Mereka piknik hari itu.

Just Breathe (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang