Chapter 16: Flashbacks

3.9K 354 8
                                    

Desember, 1997

"Di mana kita?" Harry bertanya, memandang berkeliling kerumunan pepohonan baru sementara Hernione membuka tas manik-maniknya dan menarik keluar pasak-pasak tenda.

"Forest of Dean," katanya. "Aku pernah berkemah di hutan ini sekali, dengan ibu dan ayahku."

Di sini, salju juga menyelimuti semua pepohonan di sekitar mereka dan hawanya dingin menyengat, tetapi paling tidak mereka terlindungi dari angin. Mereka melewatkan hampir sepanjang hari di dalam tenda, meringkuk berdekatan agar hangat, dikelilingi beberapa nyala api biru terang yang Hermione sekarang sangat terampil membuatnya, dan bisa diambil dan dibawa-bawa dalam botol.

Harry dan Hermione duduk meringkuk berdekatan, menempelkan tubuh mereka satu sama lain. Api di botol memang membuat mereka berdua tetap hangat, namun ada satu hal yang tak bisa hindari: Hal yang sama yang selalu Ron keluhkan selama dia masih ikut bersama mereka. Suara perut mereka. Dan, ketika perut Hermione berbunyi lumayan keras beberapa menit kemudian, akhirnya Harry berbicara.

"Hermione?"

"Yeah?"

"Kapan terakhir kali kita makan?"

Hermione terdiam, mengernyit, mencoba mencari tahu, menghitung hari. Terakhir mereka makan...

"Pagi hari natal, sebagai sarapan. Itu hari kita pergi ke Godric's Hollow," jawab Hermione.

Harry berpikir untuk mencari makan, untuk mengumpulkan jamur. Namun udara sangat dingin di luar. Tapi, itu tidak masalah. Yang perlu dilakukannya adalah memakai baju berlapis-lapis, pergi ke luar, mencari jamur... atau buah-buahan untuk dimakan oleh mereka berdua. Harry mencoba berdiri, namun ternyata Hermione dari tadi sudah merangkulnya, berpegangan ke badannya, mencari kehangatan.

"Hermione?"

"Harry? Apa yang kamu lakukan?" tanya Hermione.

"Aku berpikir untuk mencari makanan, jamur atau semacamnya di luar. Sori, tapi kamu jelas jauh lebih membutuhkannya daripada aku. Kamu lebih lapar," ujar Harry.

Hermione membuka mulutnya sedikit, lalu menutupnya. Dia berdeham. "Um, tapi-"

"Tidak ada tapi-tapian. Sori, tapi kamu sudah sangat kurus, kurang tidur dan kurang istirahat, Hermione-"

"-Tak apa-apa, Harry. Tak usah repot-repot. Anggap saja, anggap saja dietku berhasil," jawab Hermione, nyengir sedikit.

Usaha Hermione untuk melucu, dengan kondisinya yang seperti itu, dengan giginya yang gemetaran, dan kepada dirinya, kepada Harry Sialan Potter, yang telah bersikap tidak baik kepadanya sejak tongkatnya patah, membuat hati Harry serasa terbetot sakit sekali. Dengan satu kalimat Hermione tersebut, Harry hampir menangis, dia mengingat semua yang telah dilakukannya kepada Hermione. Dia meneriakinya, dingin padanya, marah padanya... semua hal yang tak pantas untuk dilakukannya. Benar-benar tanpa rasa terima kasih.

Harry kembali duduk di samping Hermione, memeluknya erat-erat. Hermione memeluknya balik, dan mereka berdiam di situ, begitu saja, saling berbagi kehangatan. Dan, ya, mereka merasakannya dari tubuh masing-masing, kehangatan yang tak dapat mereka jelaskan. Mereka berdiam seperti itu dalam waktu lama, sampai suara dari Hermione terdengar lagi. Kali ini, suara tersebut membuat mereka berdua tertawa.

"Aku pergi dulu sebentar, Hermione," kata Harry.

Hermione mengangguk di bahu Harry, dan Harry menarik diri dari pelukannya, dan memandang Hermione tepat di matanya. Dan ketika itulah sesuatu terjadi.

Hijau cemerlang bertemu cokelat hangat, dan mereka saling menatap mata satu sama lain. Mereka berdua tidak dapat mengalihkan pandangan mereka, seolah mereka terjebak dalam suatu siklus magnet. Mereka merasa seolah mata mereka melekat satu sama lain, mereka bahkan bisa saling melihat garis-garis di retina mereka, pupil mereka yang membesar.

Just Breathe (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang